6 Fakta Nenek Ditendang Seorang Pria di Pasar, Dituduh Mengutil Mangga hingga Diduga Kurang Waras
Baru-baru ini viral video seorang nenek ditendang oleh seorang pria di sebuah pasar.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM, YOGYAKARTA - Baru-baru ini viral video seorang nenek ditendang oleh seorang pria di sebuah pasar.
Video diunggah oleh akun Twitter @merapi_news yang diambil dari akun twitter @Kensar_ .
Di dalam video tersebut tampak seorang nenek mengenakan kaos biru dan mencangklong tas sedang berjalan di lokasi sebuah pasar.
Tiba-tiba saat berjalan, ada seorang pria yang melayangkan tendangan dan mengenai tas yang dibawa nenek ini.
Mendapat perlakuan seperti itu, nenek ini pun menyampaikan permintaan maaf berkali-kali.
Setelah itu, pria tersebut menarik tas yang dibawa oleh nenek tersebut.
Tak cukup sampai di situ, masker yang dikenakan oleh nenek tersebut juga ditarik paksa.
Bahkan, kain penutup kepala yang dipakai juga turut ditarik oleh seseorang yang ada di lokasi.
Pria tersebut lantas meminta KTP dan kembali nenek ini menyampaikan permohonan maaf.
Netizen yang melihat video tersebut pun bereaksi dan melayangkan kecaman.
• Terjerat Kasus Penipuan, Ratu Keraton Agung Sejagat Curhat Jadi Bahan Lelucon Para Napi di Lapas
Netizen mengecam tindakan kasar yang dilakukan seorang pria dalam video itu.
Dari penelusuran, peristiwa di dalam video itu terjadi di Pasar Gendeng (Pasar Protojoyo) Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.
Nenek dalam video tersebut diketahui bernama Rubingah (60), warga Dusun Kranggan I Desa Jatitirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman.
Berikut fakta-fakta terkait nenek yang ditendang seorang pria di pasar yang berhasil TribunJakarta rangkum:
1. Dituduh Mengutil
Dalam video yang beredar luas, tampak seorang pria menendang tas Rubingah.
Pria tersebut menuduh Rubingah telah mengutil di pasar dan meminta nenek tersebut mengembalikan apa yang telah ia ambil.
Rubingah terdengar meminta maaf berkali-kali kepada pria tersebut.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Gendeng (Pasar Protojoyo) Sularsih menjelaskan, dirinya tidak mengetahui pasti kejadian tersebut karena saat itu tidak berada di lokasi.
"Saya dikasih laporan sama bapak yang menendang ibunya itu. Ya itu (lapor) bilangnya ini habis ngutil, di sebelah timur," ungkapnya.
• Bukan Pembunuh, 2 Guru PAUD Pasrah Jadi Tersangka Tewasnya Balita Tanpa Kepala: Kami Gak Nyangka
2. Pelaku Mengaku Meyesal
Pria dalam video yang menendang nenek Rubingah, Ngadirin (60) menceritakan kronoligi kejadiannya.
awalnya dia sedang berjualan di pasar.
Tiba-tiba ada pedagang yang mengejar seorang nenek Rubingah sambil meneriaki maling.
"Mengambil mangga, yang punya mengejar sambil bilang maling-maling," urainya.
Pedagang tersebut lantas meminta mangga yang diambil oleh Rubingah.
Setelah diambil, Ngadirin bernisiatif mengejar Rubingah.
Ngadirin lantas menendang dan mengenai tas yang dibawa oleh Rubingah.
"Iya nendang tapi tidak kena (orangnya), kena tasnya. Terus saya bawa, diseret ke kantor (kantor pasar)," ujar Ngadirin.
Pedagang ketela di Pasar Gendeng (Pasar Protojoyo) ini mengaku mengejar dan menendang Rubingah karena mendengar kata-kata maling.
"Ya karena mendengar ada yang teriak maling itu, (menendang) karena emosi sedikit," ujar dia.
3. Rubingah Mengambil Mangga
pedagang buah lainnya di Pasar Gendeng (Pasar Protojoyo), Martini (43) menceritakan, awalnya sedang melayani pembeli.
Setelah membeli bunga, Rubingah singgah di lapak jualanya.
"Jam setengah tujuh Saya baru melayani dua orang pembeli. Ibu (Rubingah) itu dari beli bunga singgah di stok buah saya, asumsi saya, dia itu hanya benahin belanjaanya," ucapnya.
Martini menuturkan tempat stok buahnya tidak jauh dari lokasinya bediri.
Jaraknya sekitar empat langkah dari dirinya.
"Saya lihatin sambil melayani pembeli, ibu itu kok lama, tahu-tahunya tanganya masuk ke kotak padahal saya tutup rapat. Mangga saya diambil satu kresek penuh," ungkapnya.
Mengetahui itu, Martini lantas teriak.
Namun menurutnya Rubingah justru berjalan menjauh.
"Saya bilang, kalau mau buah minta, ngomong, ojo nyolong (jangan mencuri). Saya minta, terus jualan lagi, intinya saya iklas tidak mempermasalahkan lagi," ucapnya.
• Dirinya Disebut Tak Kenal Sejarah oleh Petinggi Sunda Empire, Roy Suryo Terbahak: Halu Ini
Usai meminta mangga yang diambil, Martini melihat Rubingah berjalan kaki ke arah timur.
Ia pun tidak mengetahui kejadian setelah itu.
Hanya saja, Martini mengira Rubingah pulang, tetapi ternyata masih di dalam pasar.
"Selang beberapa menit ada yang bilang, mbah e (Rubingah) sekarang di kantor. Saya kasihan, langsung saya susul ke kantor, terus saya suruh pulang, besok jangan diulangi lagi," ucapnya.
4. Diduga Kurang Waras
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Gendeng (Pasar Protojoyo) Sularsih menuturkan dirinya tidak mengetahui kejadiannya.
Sebab, saat itu tidak berada di lokasi.
"Saya dikasih laporan sama bapak yang menendang ibunya itu. Ya itu (lapor) bilangnya ini habis ngutil, di sebelah timur," ungkapnya.
Setelah itu, Sularsih memutuskan untuk melapor ke kepala pasar.
Namun ternyata kepala pasar tidak ada di tempat.
"Kepala pasar menghubungi, menyuruh saya seandainya enggak seberapa diselesaikan kekeluargaan saja. Terus simbahnya (Rubingah) saya tanya alamatnya mana? bawa KTP enggak? Dia bilang enggak bawa," ucapnya.
"Dari cara bicaranya itu simbahnya kelihatan kurang waras," tambahnya.
5. Rubingah Sempat Minta Uang untuk Pulang
Sesaat sebelum dilepaskan, Sularsih mengaku sempat diminta uang oleh Rubingah.
Waktu itu Rubingah butuh uang untuk kembali pulang ke rumahnya.
Saat diperiksa, Rubingah juga tak membawa KTP dan tanda pengenal lainnya.
"Simbahnya itu minta uang Rp 5.000 ke saya, untuk pulang katanya," kata Sularsih.

6. Rubingah Hidup Sebatang Kara
Nenek Rubingah yang ditendang di pasar karena diduga mengutil mangga hidup seorang diri.
Rumahnya di Dusun Kranggan II Jatitirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman juga tidak terpasang listrik.
"Ibu Rubingah itu warga saya, warga Kranggan I tetapi bertempat di Kranggan II," ujar Kepala Dusun Kranggan I Jatitirto, Kecamatan Berbah, Suharmadi saat ditemui di rumahnya, Rabu (22/1/2020).
Suharmadi menyampaikan, Rubingah selama ini menjalani hidup di Dusun Kranggan II Jatitirto, Kecamatan Berbah seorang diri.
Rubingah hidup sendiri setelah cukup lama berpisah dengan suaminya.
Saat ini, suaminya tinggal di Lampung bersama anaknya.
• Petinggi Sunda Empire Ditertawakan di ILC, Sudjiwo Tedjo Kesal: Saya Lihat Kritik Pada Demokrasi
"Tadi pagi anaknya saya telepon, dan sudah lihat videonya, cerita sama saya sambil menangis. Minta tolong sama saya, bagimana baiknya," ungkapnya.
Semenjak berpisah dengan suami dan anaknya, Rubingah terlihat pendiam. Rubingah juga jarang berada di rumahnya.
"Jarang pulang ke rumah, sering jalan kaki keliling. Ya bisa dikatakan begitu (depresi) karena sudah lama pisah sama anak dan suaminya, mungkin sekitar 15 tahun," urainya.
Di Dusun Kranggan I, Rubingah termasuk warga dalam kategori tidak mampu.
Bahkan untuk rumah yang ditinggali Rubingah juga tidak ada listrik. "Sudah lama tidak ada listrik (di rumah Rubingah), rumahnya kan seperti itu," bebernya.
Selama ini, Rubingah mendapat penghasilan jika ada orang yang memintanya memijat, namun itupun tidak setiap hari.
(TribunJakarta/Kompas.com)