Sisi Lain Metropolitan

Kisah Nana, Ngebid Sambil Bawa Anak Usia 3 Tahun Demi Bantu Suami dan Penuhi Kebutuhan Anak 

Tercatat 3 dari 5 anaknya, kini sudah duduk di bangku kelas 7 sekolah menengah pertama (SMP), kelas 1 dan 2 SD.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Nana, ojol perempuan yang kerap membawa anak bungsunya ketika ngebid, Minggu (26/1/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, CIRACAS - Kondisi ekonomi, memaksa Liana (34) bekerja sembari membawa anak bungsunya, Nayaka Fitriansyah Yasin yang masih 3 tahun.

Liana atau akrab disapa Nana ini merupakan ibu 5 anak yang berprofesi sebagai ojek online (ojol) dan sempat viral karena ngebid sembari membawa anak bungsunya.

Mulanya, Nana merupakan seorang Sales Promotion Girls (SPG) di salah satu mal.

Namun, akibat memiliki anak yang terbilang banyak dan masih membutuhkan perhatian, ia memutuskan untuk mengundurkan diri.

Selanjutnya, ia pun fokus menjadi ibu rumah tangga biasa yang berpangku pada penghasilan suaminya yang bernama Yasin (42).

"Ya dulu apa aja saya lakoni. Sampai sempat berhenti kerja karena anak-anak masih pada kecil. Jadi berapapun penghasilan suami saya dari berjualan asongan di Terminal Kampung Rambutan selalu saya cukup-cukupin. Sebab kan paling banyak banget penghasilan suami cuma Rp 100 ribu perhari," katanya kepada TribunJakarta.com, Minggu (26/1/2020).

Lambat laun, kelima anaknya mulai beranjak besar dan memasuki dunia pendidikan. Tercatat 3 dari 5 anaknya, kini sudah duduk dibangku kelas 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP), kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar (SD).

Hal itu tentunya membuat Nana tak bisa berdiam diri lagi dan berpikir harus membantu suaminya.

Tanpa melupakan perannya, ia pun bekerja sebagai pengupas bawang dan dilanjut dengan berjualan minuman di Terminal Kampung Rambutan sekira tahun 2013 lalu.

"Pas saya di rumah aja, saya jadi kuli kupas bawang juga. Sekilo dihargai Rp 2 ribu. Jadi biar ada tambahan. Kemudian pas ada modal saya lanjutin buka warung kopi di terminal, karena kan penghasilan dari kupas bawang terlalu kecil sedangkan anak butuh biaya," sambungnya.

Sayangnya, berselang satu tahun, Nana memutuskan untuk menjadi kuli kupas bawang kembali setelah adanya peraturan suami istri dilarang berdagang bersama di Terminal Kampung Rambutan.

"Nah tapi saya enggak lama jualan minumannya. Pas di tahun 2014 keluar peraturan suami istri enggak boleh dagang bareng kan. Saya enggak tahu itu peraturan siapa, jadi saya memilih mengalah dan kupas bawang lagi," ungkapnya.

Tepat di tahun 2017, Nana akhirnya mendapatkan ide untuk bekerja sebagai ojol dan memberanikan diri meminta izin kepada Yasin lebih dulu.

"Yah (Ayah) cari modal aja, usahin hutang pinjem juga enggak apa-apa buat bikinin Nana SIM aja," ucap Nana kala itu ke suaminya, Yasin.

"Emang mau ngapain?," balas Yasin.

"Nana mau Grab (ojol) aja," sahut Nana.

"Emang berani?," tanya Yasin.

"Berani. Ya sudah lilahi taala aja, kita kan niatnya buat anak. Kalau ngandelin (mengharapkan) penghasilan ayah aja enggak cukup. Kasian anak-anak," jelas Nana.

"Nah dari situ suami saya pinjamkan uang ke tetangga sekira Rp 2 juta. Dia ganti perharinya setor sekira Rp 30 ribu dan saya ngelamar ojol. Alhamdulillah berjalan sampai sekarang," jelasnya.

Selanjutnya, Nana memberikan penjelasan ke-5 anaknya agar mau dititipkan ke Ibunya yang bernama Isah tiap kali ingin akan ngebid di jalanan Ibu Kota.

"Jadi kan anak pertama saya sudah kelas 7 SMP, M Haffiz, kemudian kelas 2 SD, Kayana Isnaina, kelas 1 SD, Nuriska Salsabila, Rizki (6) dan Nayaka (3). Nah saya kasih pengertian ke mereka kalau saya mau kerja. Saya bilang kamu saya tinggal sama nenek dulu selama saya kerja. Akhirnya anak saya yang ke-4 dan ke-5 pasti saya titipin kalau saya ngebid," katanya.

Bagi Nana, dititipkan ke Ibunya yang tinggal di Kampung Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur ialah pilihan terbaik.

Selain untuk menemani neneknya, ia juga tak mendengar omongan saudara yang menyakitkan hati.

Sayangnya, usia Isah yang tak lagi muda membuatnya tak selalu bugar untuk menjaga cucunya.

Tentunya, hal tersebut membuat Nana terpaksa membawa anaknya selama ngebid dan mengantar orderan ketika kondisi kesehatan Isah sedang tak baik.

"Nah namanya sama nenek-nenek kan, kalau dia sakit si bungsu ikut saya kerja. Jadi sudah sering juga saya kerja bawa anak," katanya.

"Alhamdulillahnya, ini anak pengertian enggak rewel. Dia paham ibunya kerja, cari uang. Makanya saya selalu bilang sama customer kalau saya bawa anak," katanya.

Tak tega

perihal Nana saat bekerja dan membawa anak bungsunya
perihal Nana saat bekerja dan membawa anak bungsunya (Istimewa/Dok IG @dramaojol.id)

Jika ia bisa memilih, Nana ingin sekali menitipkan anaknya ke orang sewaktu ia bekerja.

Namun, keadaan ekonomi selalu menjadi penghalang niat baiknya dan tentunya membuat Nana menjadi sosok yang tahan banting atas segala kondisi dan ujian yang datang.

Ketika ibunya, Isah sedang sakit, ia pun terpaksa membawa anaknya bekerja bersama.

Riban Satia Paparkan Sederet Program Bangun Kalimantan Tengah, Kenalkan Berkeadilan Agroforestry

Riban Satia Paparkan Sederet Program Bangun Kalimantan Tengah, Kenalkan Berkeadilan Agroforestry

Ramalan Zodiak, Senin 27 Januari 2020: Mental Aries Perlu Diuji, Leo Ada Kabar Baik!

"Namanya orang tua pasti enggak tega. Makanya kalau nenek saya sakit, si bungsu saya bawa sampai siang. Setelah kakaknya pulang sekolah dijagain sama mereka. Tapi mau gimana lagi, anak-anak saya masih butuh makan dan susu," katanya.

Saat ini dalam satau hari, penghasilan bersih Nana berkisar Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu dari ojol usai bekerja dari pagi hingga malam.

"Penghasilan kotor palingan Rp 100 ribu. Tapi kan dikurangi segala macamnya. Paling ke saya sisa Rp 30 ribuan aja. Nah tapi uang itu lumayan untuk beli beras dan ongkos anak sekolah," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved