Siswa Pingsan Gegara Lapar, Kepsek SDN Bidara Cina 05 Singgung Program Sarapan Gratis Pemprov DKI
Kepala SDN Bidara Cina 05 Sudarto menyinggung program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) Pemprov DKI Jakarta.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Bantuan tersebut bukan dari Pemprov DKI Jakarta.
Melainkan satu produsen susu yang kini sudah berhenti memberi bantuan.
"Setiap upacara hari Senin ada 10 murid yang pingsan, kita cuma bisa kasih teh manis sama roti."
"Menurut aku Sudin Pendidikan kurang teliti memilih sekolah yang mendapat makanan tambahan," lanjut Sudarto.
Pihak sekolah tak dapat berbuat banyak karena mayoritas guru SDN Bidara Cina 05 berstatus pegawai kontrak kerja individu (KKI).
Seperti para murid, nyaris tenaga SDN Bidara Cina 05 yang tinggal mengontrak di Kelurahan Bidara Cina juga korban banjir Kali Ciliwung.
Bila merasa ragu banyak muridnya yang berasal dari keluarga tak mampu, Sudarto mengatakan Dinas Pendidikan DKI dapat mengecek langsung.
"Kalau menurut aku Sudin harusnya membuka diri. Kalau kepala sekolah umpamanya bohong silakan dilacak kebenarannya."
"Secara fisik kita bisa tahu anak-anak yang kurang gizi," sambung dia.
Kebenaran pernyataan Sudarto bahwa anak muridnya berasal dari keluarga tak mampu sebenarnya terlihat dari basis data Sudin Sosial Jakarta Timur.
Selama lima tahun terakhir, Jatinegara selalu masuk dalam tiga Kecamatan di Jakarta Timur dengan sebaran rumah tangga miskin terbanyak.
Per Oktober 2019, Jatinegara tercatat Kecamatan urutan dua dengan jumlah rumah tangga miskin terbanyak, yakni sebanyak 14.200 rumah tangga miskin.
Pada tahun 2019 Pemprov DKI Jakarta mengaggarkan Rp 324 miliar untuk memberi sarapan bagi sekolah yang muridnya berasal dari keluarga tidak mampu.
Guru Sampai Urunan
Harus diakui, belum semua murid SDN Bidara Cina 05 menikmati program PMTAS.