Kisah Lansia 72 Tahun Hidup Seorang Diri di Kuburan Brebes, Beratap Terpal Beralas Tanah
Di atas lahan makam itu, Saudi membuat gubuk berukuran 3x4 meter dari kayu yang dikelilingi plastik terpal.
Pasalnya, kata Saudi, kondisi ekonomi keluarga anak-anaknya juga tergolong miskin.
"Kalau saya ikut mereka, malah bikin beban. Untuk makan keluarga mereka sendiri dan keluarga juga masih susah."
"Rumah di sana juga sangat sempit. Mendingan hidup sendiri di sini," tuturnya.
Untuk bertahan hidup seorang diri, Saudi melakukan berbagai pekerjaan.
Mulai mengumpulkan kayu untuk dijual, menjadi tukang pijat, hingga membersihkan makam.
"Kalau membersihkan makam itu Kamis malam Jumat Kliwon paling banyak permintaan. Lumayan hasilnya, upahnya bisa dapat Rp 20 ribu kadang juga cuma Rp.10 ribu. Tergantung orangnya," imbuhnya.
Sekretaris Desa Songgom Lor, Hasyim Asyari mengungkapkan, sebagai warga Desa Songgom Lor, Saudi memang belum pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah.
Termasuk belum pernah tersentuh bantuan berupa BPJS PBI maupun KIS.
"Benar dia itu warga kami berdasarkan KK, KTP dan dokumen dokumen kependudukan yang ada. Setahu kami memang Pak Saudi belum pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah," ungkapnya.
Terkait bantuan bedah rumah tak layak huni (RTLH), kata Hasyim, juga belum pernah diterima Saudi.
Terlebih dengan kondisinya yang sekarang yaitu menempati lahan makam, pihaknya pun tak bisa mengikutkannya dalam program RTLH baik dari desa maupun pemerintah kabupaten.
"Lahan yang ditempati itu kan lahan makam, bukan lahan pribadi. Jadi tidak bisa kami usulkan untuk menerima RTLH. Kalau bantuan lainnya, akan kami upayakan," ucapnya. (M Zainal Arifin)