Sisi Lain Metropolitan
Kisah Abah Bodong: Hidup Sebatang Kara di Gubuk, hingga Gantungkan Hidup dari Bantuan Tetangga
Sudah lebih dari 10 tahun lalu, Abah Bodong tinggal di Jalan Camar RT 3/6, Jatiraden, Jatisampurna, Bekasi seorang diri.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, JATISAMPURNA - Diantara jajaran tempat tinggal yang nyaman, rupanya masih ada sejumlah orang yang hidup dalam keadaan yang jauh dari kata layak.
Satu diantara orang tersebut ialah Bodong atau akrab disapa Abah Bodong (70).
Jangankan membayangkan rumah yang bagus, sanak keluarga pun ia tak punya.
Sudah lebih dari 10 tahun lalu, Abah Bodong tinggal di Jalan Camar RT 3/6, Jatiraden, Jatisampurna, Bekasi seorang diri.
Tak hanya itu, jalan menuju rumah Abah Bodong terbilang sepi karena ia tinggal di dalam kebun.
Di antara kebun tersebut, gubuk milik Abah Bodong terlihat hampir hancur dengan dinding yang dibuatnya dari terpal dan sisa spanduk bekas.
Memasuki area dalam, antara dapur dan tempat tidur terlihat menjadi satu.
Kasur dan bantal yang terlihat lusuh semakin menggambarkan lamanya Abah Bodong menempati gubuk tersebut.
"Sudah lebih dari 10 tahun saya tinggal di sini. Masak ya di situ pakai kayu bakar," katanya di lokasi, Sabtu (1/2/2020).
Selain itu, sejak beberapa tahun lalu Abah Bodong hidup dari uluran tangan tetangganya.
Sebab, kondisi fisik Abah Bodong sudah tak sehat lagi dan jalannya harus ditopang oleh tongkat besi.
Diceritakannya, dulunya Abah Bodong merupakan sosok yang rajin dan tak malas bekerja.

Ia bekerja keliling kota mana saja untuk mencari rezeki yang halal dan bekerja serabutan menjadi kuli proyek hingga kuli bangunan.
Mulai dari Bogor, Cilacap hingga Bekasi pernah ia singgahi ketika kondisi fisiknya masih sehat.