Komite SDN 01 Gunung Sahari Selatan Belum Tahu Soal PMTAS
Program PMTAS termaktub dalam peraturan Gubernur Nomor 9 tahun 2019 yang bertujuan menambah gizi anak sekolah di Jakarta dari PAUD, TK, SD dan SLB.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, KEMAYORAN - Komite SDN 01 Gunung Sahari Selatan, Igar, menyatakan belum mengetahui program penyediaan makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS).
"Belum tahu apa itu program PMTAS," ucap Igar saat diwawancarai TribunJakarta.com, di SDN 01 Gunung Sahari Selatan, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).
Program PMTAS termaktub dalam peraturan Gubernur Nomor 9 tahun 2019 yang bertujuan menambah gizi anak.
"Selama anak saya sekolah tiga tahun di sini belum tahu ada pembagian makan gratis dari Pemprov DKI Jakarta," ucap Igar.
Lebih lanjut, Igar menyatakan tiada pembahasan dengan dewan guru terkait PMTAS.
"Biasanya kalau ada isu soal sekolah anak saya, ada rapat dengan dewan guru," jelas Igar.
"Tapi kalau soal progaram makanan gratis dari Pemprov DKI Jakarta ini tidak ada yang bahas. Saya juga baru tahu sekarang," pungkasnya.
Orant tua siswa SDN 01 Gunung Sahari Selatan, Dewi, menyatakan hal selaras dengan Igar.
"Kalau saya juga tidak tahu. Kan kalau program makan gratis itu seharusnya ramai di kalangan ibu-ibu," ujar Dewi di tempat dan waktu yang sama.
"Tapi ini diam-diam saja, tahu begitu kami juga mau dapat program PMTAS," ujarnya.
Sebelumnya, pihak SDN Bidara Cina 05 mengakui ada saja muridnya yang pingsan tiap upacara bendera.
Kepala SDN Bidara Cina 05 Sudarto pun turut menyinggung program PMTAS Pemprov DKI Jakarta.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta meresmikan program yang diatur dalam peraturan Gubernur Nomor 9 tahun 2019 yang bertujuan menambah gizi anak.
Namun, hingga kini tak sekalipun 412 murid SDN Bidara Cina 05 merasakan program tersebut.
Tercatat, 90 persen murid SDN Bidara Cina berasal dari keluarga tidak mampu.
"Kenapa milih SD yang muridnya justru kalau menurut aku secara (keluarganya) ekonomi kuat."
"Padahal banyak murid di sini pingsan pas upacara karena enggak sarapan," kata Sudarto di Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2020).
Nyaris setiap upacara bendera, sedikitnya 2 murid SDN Bidara Cina 05 pingsan dan sembilan murid dibawa ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
Sebabnya tak lain karena orang tua mereka secara ekonomi tak mampu menyediakan sarapan sebelum berangkat sekolah.
"Makannya aku bilang kayaknya Sudin (Pendidikan Jakarta Timur) salah memilih sekolah."
"Daerah yang orang-orangnya mampu malah dapat makanan tambahan," ujarnya.
Respon Disdik DKI Jakarta
Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengakui, program PMTAS belum bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh siswa di ibu kota.
Pasalnya, belum semua sekolah di Jakarta mendapat program pemberian sarapan gratis bagi murid PAUD, TK, SD, dan SLB di daerah kategori miskin.
"SDN Bidara Cina 05 belum termasuk SD penerima PMTAS," ucap Kepala Disdik DKI Nahdiana, Kamis (30/1/2020).
Dijelaskan Nahdiana, sekolah yang berhak menerima program PMTAS diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DKI nomor 09 tahun 2019 tentang Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah Pada Satuan Pendidikan.
Saat ini ada 459 sekolah dari 53 kelurahan di Jakarta yang menerima telah menerima program PMTAS.
Rinciannya, sebanyak 375 Sekolah Dasar (SD), 75 Taman Kanak-kanak Negeri (TKN) dan Taman Pendidiman Al-quran Negeri (TPAN), serta 9 Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN).
Sayangnya, Nahdiana enggan menjelaskan lebih lanjut terkait rencana penambahan jumlah sekolah penerima program PMTAS di tahun 2020 ini.