Dilantik Anies, Ini Rekam Jejak Iwan Henry Wardhana dari Staff TU Hingga Jabat Kadis Kebudayaan DKI
Pemprov DKI Jakarta telah membagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta menjadi dua bagian pada tahun 2020 ini.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pemprov DKI Jakarta telah membagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta menjadi dua bagian pada tahun 2020 ini.
Dinas yang sebelumnya disingkat Disparbud ini kini dipecah menjadi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) serta Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
Iwan Henry Wardhana, ASN berusia 44 tahun ini telah dilantik oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta pertama sejak dilantik pada Januari kemarin.
Berlatar belakang sebagai sarjana Ekonomi, Iwan nyatanya punya sejarah panjang dalam sejarah karirnya.
"Saya lulusan sarjana ekonomi S1. Saya kemudian melanjutkan S2 di Urban Development Studies atau kajian pengembangan perkotaan yang lebih mengedepankan konsep sosiologis. Perjalanannya cukup banyak tapi latar belakang keilmuan saya gak di kebudayaan saja," kata Iwan kepada TribunJakarta.com.
Iwan, mengaku sudah bekerja untuk Pemprov DKI Jakarta sejak tahun 1994 silam.
Ketika itu, ia baru berusia sekitar 18 tahun dan telah 1 tahun lulus dari Sekolah Menengah Atas.
Saat itu, ia hanya bekerja menjadi seorang staff Tata Usaha biasa di salah satu kelurahan DKI yaitu Kelurahan Jati Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur.
"Tahun 94 saya melamar di Pemprov DKI itu sebagai Staff Tata Usaha di Kelurahan. Itu sedih banget, jadi kalau ditanya gimana ya dari Staff Tata Usaha dulu sampai sekarang baru jadi Kepala Dinas, nah itu baru bisa dicapai di usia 44 tahun ini," kata dia.
Pada usia 18 tahun, ia sudah mulai bekerja sebagai staff di kelurahan Jati. Ketika itu, ia juga menyambi waktunya dalam mencari uang sambil mengenyam pendidikan perkuliahan.
Ia pun sempat menjalankan program internship atau magang di Tokyo, Jepang.
"Saya sempat magang di Jepang, itu di Tokyo pada 2007. Jadi saya bekerja dengan keras, belajar dengan keras juga," bebernya.
Bertahun-tahun bekerja sebagai Staff Tata Usaha, ia akhirnya memperoleh pekerjaan yang lebih baik di era tahun 2000an.
Ia menjabat sebagai Kepala Penyusunan Program di Dinas Kebersihan DKI Jakarta sejak 2007 hingga 2012.
Ia pun juga sempat bekerja di Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (KDH dan KLN) pada tahun 2015 silam.
"Dari situ barulah saya ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan sebagai Kepala Bidang perpustaakaan, abis itu sempet jadi kasudin perpustakaan dan kearsipan selatan juga. Nah setelah 2017 saya jadi Kasudin Parbud Jakarta Timir sampai dengan akhir tahun kemarin. 8 Januari jadi Kepala Dinas," ungkapnya.
26 tahun mengabdi untuk Pemprov DKI Jakarta, Iwan akhirnya bisa menduduki jabatan sebagai Kepala Dinas tahun ini.
Meskipun tak mudah, ia mengaku banyak sekali tantangan yang dilewati sepanjang dirinya berkarir di Pemprov DKI Jakarta.
Apalagi, ia juga harus bekerja sejak dirinya masih kuliah. Punya keinginan kuat, ia pun mengaku tak percaya pada keberuntungan.
Menurut Iwan, segalanya bisa dicapai jika ia memiliki tekat kuat serta usaha yang total.
Ia pun mengaku sempat mengalami kenaikan pangkat istimewa sebanyak 4 kali sejak dirinya menjadi pegawai Pemprov DKI Jakarta.
"Saat saya tahu saya diterima di Pemprov DKI, artinya saya akan kuliah dan bekerja. Saya pikir saya akan hidup sebagai PNS. Saya tahu saya akan mengabdikan hidup saya di Pemprov, yaudah saya bekerja baik disitu karena ini akan jadi pengabdian yang luar biasa," cerita Iwan.
• Pengacara Ayah Siswi SMP yang Bunuh Diri: Kalau Sekolah Awasi Murid Mungkin Tidak Kejadian
• Jadi Tersangka, Pelaku Penusuk Istri di Tangsel Terancam 5 Tahun Penjara
"Dari SMA saya sudah cari kerja dari bawah sekali, hidupnya juga lumayan prihatin. Gak pernah nyerah, prinsip hidup saya gak pernah percaya kebetulan atau keberuntungan saya gak percaya itu. Kalai dimudahkan oke, tapi kalau keberuntungan saya rasa engga karena saya melakukan itu dengan usaha," kata dia.
"Saya mengalami empat kali kenaikan pangkat istimewa jadi saya pikir kalau saya gak ikut seleksi kemarin ya pangkat saya mentok. Jadi saya ikut seleksi itu alhamdulillah dapat mandat itu," pungkasnya.