Polemik Revitalisasi Monas
Mengaku Tak Tahu Keberadaan Pohon Ditebang di Monas, Sekda: Enggak Ada Nilainya untuk Dijual
Meski mengaku tak mengetahui keberadaannya, Saefullah meyakini batang pohon tersebut tidak dijual oleh Pemprov DKI lantaran tidak ada nilainya.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pemprov DKI Jakarta mengaku tak mengetahui keberadaan ratusan batanh pohon yang ditebang demi memuluskan revitalisasi Monas.
Hal ini diungkapkan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah saat ditemui di kantornya, Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat.
Meski mengaku tak mengetahui keberadaannya, Saefullah meyakini batang pohon tersebut tidak dijual oleh Pemprov DKI lantaran tidak ada nilainya.
"Enggak (dijual) lah, saya yakin enggak ada nilainya," ucapnya, Selasa (5/2/2020).
Mantan Wali Kota Jakarta Pusat ini mengatakan, tidak ada pohon bernilai tinggi yang ditebang demi penataan kawasan Monas.
Ia pun menyebut, tidak ada pohon berukuran besar yang ditebanh oleh pihaknya.
"Cek saja, enggak besar kok pohonnya," ujarnya.
Soal keberadaan ratusan pohon yang ditebang ini sendiri pertama kami dipertanyakan oleh Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta.
"Jadi, seandainya kayu-kayu tersebut dijual, apakah uangnya masuk ke kas negara? Ada banyak hal yang masih gelap," ucap Ketua Fraksi PSI DPRD DKO Idris Ahmad, Rabu (29/1/2020).
Politisi muda ini pun menyebut, sampai saat ini Dinas Kehutanan sebagai pihak yang paling bertanggungjawab soal pengelolaan kayu hasil penebangan pohon belum memberikan klarifikasinya.
"Jadi Dinas Kehutanan yang melakukan penebangan pohon, maka biasanya kayu dibawa ke gudang," ujarnya.
"Berapa meter kubik kayu yang dibawa ke gudang? Apakah kayu tersebut disimpan saja atau malah dijual?," kata Idris bertanya-tanya.
Misteri keberadaan pohon yang ditebang
Keberadaan ratusan pohon yang ditebang demi memuluskan proyek revitalisasi Monas masih menjadi misteri.