Polemik Revitalisasi Monas
Mengaku Tak Tahu Keberadaan Pohon Ditebang di Monas, Sekda: Enggak Ada Nilainya untuk Dijual
Meski mengaku tak mengetahui keberadaannya, Saefullah meyakini batang pohon tersebut tidak dijual oleh Pemprov DKI lantaran tidak ada nilainya.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Aji
Ada pohon mahoni dan jati yang memiliki nilai jual tinggi turut ditebang demi memuluskan proyek revitalisasi kawasan tersebut.
Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah mengaku tak mengetahui beradaan pohon yang ditebang itu.
"Batang pohon ya saya mana tahu," ucap Saefullah kepada awak media, Selasa (4/2/2020).
Ketika dipertegas apakah ratusan pohon yang memiliki nilai jual tinggi itu dijual, mantan Wali Kota Jakarta Pusat ini tak menjawab.
Ia mengatakan, penebangan ratusan pohon itu sudah sesuai prosedur dan tidak melanggar aturan.
Menurut dia, Pemprov DKI memiliki dokumen berita acara penebangan pohon yang disimpan oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (Citata).
"Ada (berita acaranya), ada di Dinas Cipta Karya," ucap Saefullah.
"Omongan angka itu, saya kumpulkan mana berita acara, itu pegangan," ia menambahkan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Suzi Marsitawati bungkam soal keberadaan pohon-pohon yang ditebang itu.
Ia menyebut ratusan yang ditebang di kawasan Monas itu bukan tanggung jawabnya.
"Jangan tanya ke saya kalau pohon (yang ditebang di Monas)," ucap Suzi Marsitawati, Selasa (4/2/2020).
"Itu di bawah pengelolaan UPT (Unit Pelaksana Teknis) Monas."
"Bukan di bawah pengelolaan saya," ia menjelaskan.
Soal keberadaan ratusan pohon yang ditebang pertama kami dipertanyakan oleh Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta.
"Seandainya kayu-kayu tersebut dijual, apakah uangnya masuk ke kas negara?"