Polemik Revitalisasi Monas
Mengaku Tak Tahu Keberadaan Pohon Ditebang di Monas, Sekda: Enggak Ada Nilainya untuk Dijual
Meski mengaku tak mengetahui keberadaannya, Saefullah meyakini batang pohon tersebut tidak dijual oleh Pemprov DKI lantaran tidak ada nilainya.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Aji
"Ada banyak hal yang masih gelap," ucap Ketua Fraksi PSI DPRD DKO Idris Ahmad, Rabu (29/1/2020).
Politikus muda ini menyebut, sampai saat ini Dinas Kehutanan sebagai pihak paling bertanggungjawab soal pengelolaan kayu hasil penebangan pohon belum memberikan klarifikasi.
"Dinas Kehutanan yang melakukan penebangan pohon, maka biasanya kayu dibawa ke gudang," ujarnya.
"Berapa meter kubik kayu yang dibawa ke gudang?"
"Apakah kayu tersebut disimpan saja atau malah dijual?" kata Idris bertanya-tanya.
Anies Langgar Janji Kampanye
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah melanggar janji kampanyenya.
Pasalnya, Anies melakukan penggundulan pohon di kawasan Monas.
Anies sempat berjanji jika terpilih menjadi gubernur akan mengubah kondisi udara Jakarta seperti di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat.
"Pak Anies kan janji pada warga Jakarta dalam waktu satu tahun setelah menjabat sebagai gubernur, udara Jakarta akan sama seperti di puncak," sindir Gembong, Sabtu (1/2/2020).
Kenyataannya bertolak belakang dan hal ini disayangkan oleh Gembong.
Demi memuluskan proyek yang menelan biaya hingga puluhan miliar itu, ratusan pohon mahoni dan jati malah ditebang.
Seharusnya, Anies menambah ruang terbuka hijau agar suhu udara Jakarta semakin sejuk sesuai janjinya.
"Jadi bagaimana udara mau seperti dipuncak kalau pohonnya ditebangi. Kan gitu logika sederhananya," ujarnya.
Setahu Gembong, sebagian pohon-pohon yang ditebang memiliki cerita dan nilai sejarah tersendiri.
Pohon-pohon itu ada yang ditanam oleh para tamu negara yang pernah singgah ke ibu kota.
"Persoalannya kan itu pohon ditanam oleh para kepala negara. Itu yang menanam tamu negara," tegas dia.
Sementara itu, pemenang sayembara desain revitalisasi Monas, Deddy Wahjuni buka suara soal polemik penebangan ratusan pohon.
Di dalam desain karyanya, Deddy mengaku tak ada rencana penebangan pohon terkait revitalisasi Monas.
Ia telah membuat desain sedemikian rupa agar pembangunan plaza di sisi selatan Monas untuk upacara tak mengorbankan ratusan pohon.
"Sebetulnya kalau kita bicara upacara kan enggak harus di ruang terbuka sekali," ucap Deddy, Jumat (31/1/2020).
"Jadi saya pikir upacara tidak apa-apa dibayang-bayang pohon."
"Jadi biar saja ada plaza, tapi pohon-pohon tetap dipertahankan," tambah dia. (TribunJakarta.com)