Pembangunan Stasiun MRT Fase II Bakal Pasang Sensor Pendeteksi Gempa

Direktur Operasi dan Pemeliharaan, Muhammad Effendi, mengatakan pembangunan stasiun MRT fase kedua sedang dilakukan.

TribunJakarta.com/Suci Febriastuti
Kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta di Depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (26/4/2018). 

"Apalagi sekarang Kementerian PUPR sedang menyiapkan sebuah manual terowongan khusus untuk konstruksi MRT," ujar dia.

Effendi pun berharap manual terowongan besutan Kementerian PUPR ini dapat diperhitungkan.

"Ini dapat diperhitungkan. Mudah-mudahan sanaada satu sistem modeling yang bisa dilihat dan berjalan baik," ucapnya.

Kedalaman Tanah di Jakarta Utara 40 Meter

Effendi mengatakan, pembangunan stasiun MRT bawah tanah di Jakarta Utara kedalaman tanahnya mencapai 40 meter.

"MRT fase dua mulai dikerjakan, itu 30 sampai 40 meter terowongannya masuk ke kawasan Jakarta Utara," ucap Effendi, saat dihubungi, Jumat (7/2/2020)

Pihak MRT Jakarta pun melibatkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk proses pembangunan fase dua.

Sebab, menurut Effendi, pembangunan stasiun MRT bawah tanah di Jakarta Utara harus mengantisipasi gejala alam.

BMKG dipercaya sebagai mitra yang dapat memberikan informasi lebih dini ihwal gejala cuaca tersebut.

"Tentu, hal seperti ini perlu diantisipasi lebih awal. Ini kan ada fenomena alam baru," ucap Effendi.

"Sekarang MRT lebih melakukan antisipasi saat konstruksi. Karena kami juga melihat kedalaman tanahnya maksimal 40 meter," sambungnya.

Sepakati Kerja Sama dengan BMKG

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar (kiri) dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kanan), saat penandatanganan kerja sama di kantor MRT Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar (kiri) dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kanan), saat penandatanganan kerja sama di kantor MRT Jakarta, Rabu (5/2/2020). (TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat)

PT MRT Jakarta resmi bekerjasama dengan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II Tangerang Selatan.

Kolaborasi ini menyepakati (pemanfaatan informasi dan peringatan dini di Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika).

Serta dimaksudkan ssebagai mendukung keselematan dan kelancaran kegiatan operasional moda ransportasi kereta cepat.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved