Perayaan Cap Go Meh di Bekasi
Rute Arak-arakan Peserta Cap Go Meh di Bekasi Menyerupai Angka 8, Ini Maknanya
Ribuan warga yang umat Tionghoa Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi menggelar arak-arakan budaya dalam ranga perayaan Cap Go Meh 2571.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Ribuan warga yang merupakan umat Tionghoa Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi menggelar arak-arakan budaya dalam ranga perayaan Cap Go Meh 2571, Sabtu (8/2/2020).
Arak-arakan ini berlangsung meriah dengan dibanjiri ribuan peserta dan warga yang antusias menonton di sepanjang rute.
Ketua Yayasan Pancaran Tridharma selaku pengelola Kelenteng Hok Lay Kiong, Ronny Hermawan, mengatakan, rute arak-arakan ini memiliki panjang sekitar 10 kilometer yang membentuk menyerupai angka 8.

"Kurang lebih delapan kilometer, dimulai dari Kelenteng dan finis lagi di Kelenteng Hok Lay Kiong," kata Ronny.
Adapun rute arak-arak dimulai dari Kelenteng Hok Lay Kiong, lalu berjalan ke Jalan RA. Kartini, masuk ke Jalan Ir. H. Juanda dan Jalan KH. Agus Salim.
Dari situ, ribuan peserta jalan kaki menuju Jalan Baru Pejuangan Jembatan Besi Rumah Duka untuk selanjutnya masuk ke Jalan Perjuangan arah Stasiun Bekasi.
Setelah dari Stasiun Bekasi, peserta kembali masuk di Jalan Ir. Juanda Bulan-bulan lalu mengarah ke Pasar Proyek Bekasi Timur untuk selanjutnya ke Jalan Mayor Oking dan finis di Kelenteng Hok Lay Kiong.

"Membentuk angka 8, maknanya saya kurang tahu persis tapi yang pasti angka 8 itu bagus sudah jadi tradisikan, 8 enggak ada yang terbuka," jelas dia.
Perayaan Cap Go Meh tahun ini diikuti 32 kelompok yang menampikan pertunjukan mulai dari drum band, reog, egrang, ondel-ondel, barongsai dan kesenian budaya lainnya.
Sepanjang arak-arakan, mereka jalan kaki sambil unjuk kebolehan di hadapan warga yang antusias menonton di pinggir jala yang menjadi rute mereka.
"Cap Go Meh itu hanya perayaan saja bukan ritual agama, penutupan dari masa Tahun Baru Imlek, tidak ada ritual agama hanya berdoa bersama saja tadi pas mau berangkat buat kelancaran acara kita," jelas dia.

Melihat Perayaan Cap Go Meh di Bekasi
Perayaan Cap Go Meh di Kota Bekasi berlangsung meriah.
Pertunjukan arak-arakan budaya berlangsung di sekitaran Kelenteng Hok Lay Kiong, Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Sabtu (8/2/2020).
Arak-arakan dalam perayaan Cap Go Meh ini menampilkan pertunjukan dari berbagai kesenian bukan hanya identik dengan budaya tionghoa.
Ribuan peserta memulai arak-arak dari Kelenteng Hok Lay Kiong, lalu berjalan ke Jalan RA. Kartini, masuk ke Jalan Ir. H. Juanda dan Jalan KH. Agus Salim.
Dari situ, ribuan peserta jalan kaki menuju Jalan Baru Pejuangan Jembatan Besi Rumah Duka untuk selanjutnya masuk ke Jalan Perjuangan arah Stasiun Bekasi.
Setelah dari Stasiun Bekasi, peserta kembali masuk di Jalan Ir. Juanda Bulan-bulan lalu mengarah ke Pasar Proyek Bekasi Timur untuk selanjutnya ke Jalan Mayor Oking dan finis di Kelenteng Hok Lay Kiong.
Pantauan TribunJakarta.com, beberapa kesenian ditampilkan mulai dari Reog Ponorogo, Ondel-ondel khas Betawi, Sisingaan, Egrang dan tentunya Barongsai.
Perpaduan kesenian khas nusantara dan tionghoa ini berpadu dalam kemeriahan yang sama di acara Cap Go Meh di Bekasi.
Ketua Yayasan Pancaran Tridharma selaku pengelola Kelenteng Hok Lay Kiong, Ronny Hermawan, mengatakan, perpaduan budaya yang disajikan dalam perayaan Cap Go Meh sudah ada setiap tahun.
"Ini memang tradisi setiap tahun jadi ada Reog ada Ondel-ondel, ada Barongsai, ini cerminan dari Bagsa Indonesia terdiri dari beragam suku dan budaya, sudah berakulturasi sejak dulu jauh sebelum republik ini berdiri, jadi tontonan seperti ini di tahun 1960an sudah biasa," kata Ronny.

Menurut Ronny, perayaan Cap Go Meh memang sempat dilarang di era Orde Baru. Tetapi, sejak Gus Dur memimpin, umat Tionghoa di Indonesia khususnya di Bekasi telah bebas menunjukkan identitasnya.
"Cuma memang sempat dilarang di era presiden soeharto dia keluarkan inpres nomor 14 tahun 67 kemudian dicabut sama Gus Dur jadi sekarang bisa boleh," jelas dia.
Perpaduan budaya dan kesenian dalam perayaan Cap Go Meh di Bekasi tentu merupakan cermin kerukunan.
Umat Tionghoa di Bekasi merupakan mereka yang sudah lama tinggal di tanah air sejak zaman dahulu kala dan tidak bisa lepas dari kebudayaan khas nusantara pada umumnya.
"Jadi ini adalah cerminan dari kerukunan juga antarsuku bangsa di indonesia cerminan persatuan dan semuakan bahagia," tegas dia.
Jalan Sekitar Pasar Proyek Padat

Arak-arakan perayaan Cap Go Meh di Kota Bekasi berlangsung hari ini, Sabtu, (8/2/2020).
Ribuan peserta tumpah ruah ke jalan menampilkan atraksi kesenian dan budaya khas Tionghoa.
Kegaitan arak-arakan dimuali dari Jalan RA Kartini Bekasi Timur hingga berkahir di Jalan Mayor Oking Kelenteng Hok Lay Kiong.
Rute arak-arakan ini cukup panjang, ribuan peserta jalan kaki dari Jalan RA. Kartini, masuk ke Jalan Ir. H Juanda, kemudian ke Jalan KH. Agus Sailim hingga ke Jalan Baru Perjuangan jembatan Besi Rumah Duka.
Dari situ, ribuan peserta melanjutkan perjalanan masuk ke Jalan Perjuangan hingga ke Stasiun Bekasi.
Setelah dari Stasiun Bekasi, peserta akan kembali masuk ke Jalan Ir. H Juanda dan mengarah ke Jalan Mayor Oking hingga finis di Kelenteng Hok Lay Kiong.
Wakasatlantas Polres Metro Bekasi Kota, AKP Indira, mengatakan, kegaiatan arak-arakan sudah dimulai sejak pukul 10.00 WIB.
• Polisi Sebut Total Kerugian Korban WO Pandamanda Bisa Lebih Dari Rp 2,5 Miliar
• Jalan Yos Sudarso Terendam Banjir, Pengendara Motor Masuk Tol
Selama arak-arakan berlangsung, pihaknya tidak melakukan pengalihan arus untuk kendaraan yang dilalui arak-arakan.
"Kita tidak ada pengalihan arus, jadi sifatnya situasional aja buka tutup, ketika arak-arak sudah melintas kita tutup dan ketika mereka balik lagi arus kita tutup lagi," kata Indira.
Kepadatan akibat arak-arakan ini sudah tentu terjadi, Satuan Lantas Polres Metro Bekasi Kota menerjunkan 200 personel yang disebar di titik-titik jalan yang menjadi rute peserta perayaan Cap Go Meh.
"Jadi kita terjunkan personel di tiap simpang, dibantu personel gabungan, mengarahkan kendaraan yang melintas jika jalan sedang dilalui arak-arakan," ujarnya.