Sisi Lain Metropolitan
15 Tahun Tobiin Sembunyikan Kerjaan Jadi Penjual Es Kue Keliling, Begini Caranya Bertemu Sang Anak
Selama 15 tahun sembunyikan pekerjaan, Tobiin ungkap caranya bertemu sang anak yang ada di Jakarta.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Pak saya lagi butuh uang buat beli laptop," ujarnya menirukan suara satu diantara dua anaknya kala itu.
"Iya bapak usahakan," jawabnya.
"Itu hanya salah satu contoh ya. Setelah saya ada uangnya saya telepon anak saya dan ajak janjian di Stasiun Kalibata," ungkapnya.
Usai menentukan jam berapanya, Tobiin menyempatkan diri untuk berjualan lebih dulu. Kemudian segera berangkat menuju tempat yang dijanjikan.
"Pas sampai saya selalu mampir di warteg atau warkop. Saya titip boks es kue ini dulu, biar anak saya enggak curiga. Baru saya datangi dia di stasiun," katanya.
Akibat selalu bertemu di luar, suatu waktu anak keduanya sempat merajuk untuk mampir di kontrakan Tobiin.
"Pak saya kehujanan, saya dekat tempat bapak ini. Saya mampir ke kontrakan bapak dulu ya?" tanya anaknya saat itu.
"Enggak usah nak, kamu langsung pulang aja. Di kontrakan lagi ramai," jawab Tobiin singkat.
"Itu mungkin karena anak saya penasaran juga ketemu di luar mulu. Kan dia enggak tahu bapaknya kerja apa dan ngontrak sama bos," katanya.
Kendati demikian, Tobiin menegaskan tak bermaksud merahasiakan ini semua dari keluarganya.
Ia melakukan semua ini agar anaknya tak malu dan berkecil hati ketika mengetahui ayahnya bekerja sebagai penjual es kue keliling selama di Bekasi.
"Saya cuma takut kalau jujur mereka semua malu. Selain itu mereka jadi kasian sama saya dan enggak kepingin kuliah. Yang saya takutin mereka malah berucap saya mau bantu bapak aja. Itu yang enggak mau saya dengar. Biarpun saya bodoh, anak-anak saya harus maju," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Tobiin berpesan kepada anak-anaknya untuk tidak merasa malu ataupun berkecil hati bila mengetahui profesi pekerjaan ayahnya yang sebenarnya.
Tobiin hanya ingin anak-anaknya terus melanjutkan cita-citanya dan tak memikirkan pekerjaannya.
"Ini kan istilahnya seperti pekerjaan sampingan selama merantau aja. Tapi penghasilan pokok saya juga terbantu dari kebun dan sawah di kampung. Jadi anak-anak bapak enggak usah khawatir. Insya Allah bapak punya rezeki untuk kalian dan bisa mengantarkan kalian semua sampai lulus kuliah," tandasnya