Sisi Lain Metropolitan
15 Tahun Tobiin Sembunyikan Kerjaan Jadi Penjual Es Kue Keliling, Begini Caranya Bertemu Sang Anak
Selama 15 tahun sembunyikan pekerjaan, Tobiin ungkap caranya bertemu sang anak yang ada di Jakarta.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Namun, keadaan memaksanya menutup rapat rahasia tersebut selama belasan tahun demi kebaikan bersama.
Dulunya, saat Tobiin memiliki pekerjaan yang menurutnya jelas, ia terbuka kepada keluarganya perihak profesinya.
Sebab, dulunya Tobiin merupakan seorang guru agama di salah satu sekolah di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur.
"Dulu dibayarnya perjam. Bayarannya murah, akhirnya saya hanya bertahan sampai 2 tahun.Habis situ saya dagang nasi goreng di Pasar Minggu. Karena capek dan sudah menua, saya tutup usai 10 tahun berjualan. Kemudian ikut orang dagang roti sampai ke es kue ini. Akhirnya bertahan sampai sekarang," katanya.
Punya kebun dan sawah

Bagi Tobiin, apapun profesi pekerjaannya, ia sudah bertekad bulat akan menguliahkan ke-3 anaknya.
Untuk itu, sawah dan kebun sekira 8.000 meter yang ditanami pala, cengkeh dan bumbu dapur lainnya tak pernah sekalipun ia jual.
"Kalau kuliahin anak dari jualan es kue aja mana bisa. Kan sehari paling panyak juga cuma Rp 50 ribu. Itupun belum dikurang setoran, makan dan lain sebagainya. Makanya saya tetap kerja begini supaya untuk kehidupan sehari-hari dari uang jualan aja. Sementara hasil kebun sama sawah fokus untuk keluaraga aja," ungkapnya.
• Modal Printer & Kertas HVS, Pembuat Uang Palsu di Bekasi Mengaku Terinspirasi Usai Lihat Youtube
• Harga Bawang Putih di Pasar Kopro Jakarta Barat Rp 70.000 Per Kilogram, Pembeli Menurun Drastis
Akhirnya, selama anak-anaknya kuliah, Tobiin selalu mengandalkan hasil kebun dan sawahnya untuk menutupi kekurangan biaya kuliah maupun kebutuhan kuliah anak-anaknya.
"Ya paling anak saya mintanya laptop karena untuk kuliah kan. Tapi kalau transport biasanya mereka itu pada kerja. Saya gimana anak-anak aja. Mau kuliah sambil kerja juga enggak apa-apa," katanya.
Oleh sebab itu, Tobiin berpesan kepada anak-anaknya untuk tidak merasa malu ataupun berkecil hati bila mengetahui profesi pekerjaan ayahnya yang sebenarnya.
Tobiin hanya ingin anak-anaknya terus melanjutkan cita-citanya dan tak memikirkan pekerjaannya.
"Ini kan istilahnya seperti pekerjaan sampingan selama merantau aja. Tapi penghasilan pokok saya juga terbantu dari kebun dan sawah di kampung. Jadi anak-anak bapak enggak usah khawatir. Insya Allah bapak punya rezeki untuk kalian dan bisa mengantarkan kalian semua sampai lulus kuliah," ujarnya.