Korban Miras Oplosan di Jakarta Timur
Miras Oplosan yang Tewaskan 2 Warga Jakarta Timur Dibeli Dekat Kantor Kelurahan Ciracas
Meski tewas di hari berbeda, korban miras oplosan mengalami sesak napas, menggigil, penglihatan buram, dan sakit luar biasa di bagian perut.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
"Napasnya sesak, megap-megap begitu. Perutnya serasa dibejek-bejek dan penglihatannya buram. Diajak ngomong juga sudah enggak nyambung," tuturnya.
Abdul menyebut Soni sempat dirawat di RSUD Kecamatan Ciracas sebelum meninggal pada Senin (10/2/2020) sekira pukul 05.00 WIB.
Pihak keluarga sudah melaporkan kasus tewasnya Soni ke Unit Reskrim Polsek Ciracas dengan harapan penjual miras oplosan dibekuk.
"Harapannya yang jual miras ini ditangkap, karena yang saya tahu sebelum dua korban ini beberapa bulan lalu ada tiga korban lainnya," lanjut Abdul.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Arie Ardian Rishadi membenarkan adanya petaka yang menimpa keluarga Soni dan Deni.
Kini jajaran Unit Reskrim Polsek Ciracas masih mendalami kasus tewasnya Soni dan Deni yang diduga akibat terlalu banyak menenggak miras oplosan.
"Iya, mereka meninggal setelah minum miras. Kalau untuk oplosan atau enggak masih kita dalami, masih penyelidikan," kata Arie.
Kejadian Serupa
Pesta Miras Berujung Maut
Pelaku kekerasan, Cecep (45), menghantam kawannya, NRA (52) dengan botol minuman keras.
Padahal, mereka sedang pesta minuman keras bersamaan di Jalan Paseban Timur, Jakarta Pusat, pukul 22.00 WIB, Jumat, 31 Januari 2020.
Hal itu dilakukan Cecep lantaran keki direndahkan NRA yang melontarkan kalimat tak mengenakan.
NRA mengatakan kalimat 'culun' atau 'cemen' terhadap Cecep.
"NRA melontarkan kata-kata yang melecehkan, cemen, kepada pelaku," kata Kapolsek Metro Senen, Kompol Ewo Samono, saat konferensi pers, di kantornya, Rabu (5/2/2020).
Akibatnya, Cecep keki sehingga menghantam NRA dengan botol minuman keras (miras).