Pemuda Bogor Tewas Dikeroyok Hendak Salat Subuh: Ketukan Pintu Saat Mau Wudhu Bikin Ibunda Lemas
MZ, pemuda berusia 16 tahun asal Bogor ditemukan tewas setelah dikeroyok saat hendak salat subuh.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM, BOGOR - MZ, pemuda berusia 16 tahun asal Bogor ditemukan tewas setelah dikeroyok saat hendak salat subuh.
Peristiwa tragis itu terjadi pada Minggu (9/2/2020) pukul 04.30 WIB.
MZ dikeroyok oleh orang tak dikenal.
Selain MZ, saudaranya berinisial R (17) terluka akibat sabetan senjata tajam.
Ibunda MZ dan R, Yeniati (38) terkejut kedua putranya menjadi korban pengeroyokan sekelompok orang tak dikenal.
Rumah korban di daerah Tegal Gundil, Bogor Utara, Kota Bogor ramai didatangi pelayat untuk mengucapkan bela sungkawa atas wafatnya sang anak, MZ (16).
TribunJakarta.com mengutip TribunnewsBogor terkait dengan peristiwa tersebut.
Kronologi
Kakak korban, Ledi Saphira (19) menjelaskan bahwa korban awalnya nongkrong di kawasan Tegalega bersama saudaranya dan juga teman-temannya.
Menjelang subuh, sekitar pukul 04.30 WIB, korban pulang menggunakan kendaraan motor roda duanya.
"Kata temennya lagi nongkrong di Tegalega. Terus mereka pulang mau Salat Subuh, mereka lewat sini, Pandu Raya," kata Ledi Saphira saat ditemui di rumah kediaman kekuarga almarhum, Minggu (9/2/2020).
Dalam perjalanan, tiba-tiba korban dan beberapa temannya dicegat oleh dua motor dan satu mobil angkot yang ditumpangi beberapa orang.
Seketika pengeroyokan dilakukan dan MZ terluka terkena senjata tajam.
Sementara saudaranya dan teman-temannya berhasil selamat.
"Mereka dicegat sama angkot sama motor. Alamarhum bawa motor," kata Ledi.
Ketukan Pintu

Yeniati bercerita bahwa sekitar pukul 04.00 WIB, ia mendengar suara sejumlah orang berlarian di jalan tak jauh dari rumahnya.
Dia pun langsung menuju ke lokasi karena kedua anaknya yakni R (17) dan MZ (16) yang dia ketahui tengah nongkrong di kawasan itu.
"Aku ke atas karena kan ada yang lari-lari, cari-cari anak aku. Ditanyaian ke mereka (rekan korban). Lihat R sama MZ gak ? Katanya gak lihat. Ini udah mau waktunya salat lho. Kata mereka nanti juga salat," kata Yeniati kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (9/2/2020).
Tak sampai di sana, Yeniati mengaku terus berkeliling mencari kedua putranya itu.
Namun, sang anak tak kunjung ditemukan.
"Aku muter-muter gak ada, kenapa cuma anak aku aja yang gak ada ?," kata Yeniati sambil terisak.
Setelah terdengar suara adzan Subuh, Yeniati pun pulang ke rumah.
Setelah adzan subuh berkumandang saat Yeniati hendak hendak ambil air wudhu, pintu rumahnya tiba-tiba diketuk oleh seseorang.
Sempat mengira yang mengetuk pintu itu anaknya, namun yang datang adalah teman MZ.
Teman MZ mengabarkan bahwa putranya sudah dibawa ke rumah sakit.
"Aku baru mau ambil wudhu ke kamar mandi, udah itu ada yang ngetuk-ngetuk di sini, anak satu, bu katanya mau ngomong boleh gak ?, boleh aja, kata aku.
Ada apa ya ?. Maaf ya bu semalem punten jangan kaget kalau MZ di rumah sakit. Di situ aku udah lemes. Aku langsung kesana ke RS PMI, aku tanya mereka, mana MZ ?. Udah itu aku gak inget apa-apa lagi, campur aduk kayak begitu. Sekarang ternyata beneran (korban meninggal)," kata Yeniati.
Sedangkan saudara almarhum R berhasil selamat dari pengeroyokan gerombolan tak dikenal ini.
Korban Lulusan Pesantren

Yeniati menjelaskan bahwa almarhum MZ merupakan jebolan pesnatren.
MZ tidak melanjutkan sekolahnya setelah keluar dari pondok pesantren.
Anak ke-3 dari 5 bersaudara itu lebih sering menghabiskan waktu di rumah dan nongkrong di mushala lingkungan tempat dia tinggal.
Korban Bukan Anak Sekolah
Polisi masih mencari sejumlah pelaku yang melakukan penganiayaan kepada MZ hingga meninggal dunia.
"Iya, korban meninggal dunia," kata Paur Humas Polresta Bogor Kota Ipda Desty Irianti saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com.
Menurutnya, korban tewas lantaran terkena sabetan senjata tajam.
Korban sempat dirawat di rumah sakit setelah mengalami luka akibat benda tajam.
"(Korban) Inisial MZ, usia 16 tahun," kata Ipda Desty Irianti.
Dia mengatakan bahwa dalam kejadian tersebut korban dikeroyok oleh sejumlah orang.
Selain itu, korban, kata dia juga bukan pelajar.
"Dikeroyok. Korban bukan anak sekolah," kata Desty.
Pengakuan Saksi Mata

Perempuan berinisial YA warga Kecamatan Bogor Tengah turut diperiksa sebagai saksi terkait kasus pemuda tewas dikeroyok.
YA dimintai keterangan di Polsek Bogor Utara, Kota Bogor, Senin (10/2/2020) sore.
Perempuan berusia 16 tahun ini mengungkapkan bahwa saat itu memang ada sebuah keributan di kawasan Bogor Utara.
Namun, YA tidak mengetahui secara pasti soal peristiwa tersebut.
Sebab, saat itu keberadaan YA agak jauh dari lokasi kejadian.
Awalnya YA dan pacarnya diajak seorang pria yang sedang mabuk-mabukan ke tempat itu.
YA yang berpacaran dengan sopir angkot itu sempat bertanya-tanya terkait maksud ajakan pria tersebut.
Pria itu lantas menjelaskan singkat kepada YA bahwa ada keributan.
"Iya aku tadinya mau pulang udah pesan grab tapi pacar aku diajak sama yang mabuk tadi, emang pada takut semua sama yang mabuk itu jadi kita nurut," ujarnya saat ditemui di Polsek Bogor Utara.
YA mengatakan kemudian pria tersebut mengajak ke arah Jalan Pandu Raya.
Saat tiba di lokasi, pria itu pun turun dari angkutan kota.
"Saya udah itu enggak tau lagi kejadiannya karena agak jauh lokasi angkot sama keributan," ujarnya.
• Osvaldo Haay Merapat ke Persija Jakarta, Rekrutan ke-7 Macan Kemayoran Hingga Target Juara
• 3 Tahun Cetak Uang Receh Ditukar di Warung, 2 Pengedar Uang Palsu di Bekasi Biayai Orangtua Sakit
Sementara saat ini pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan kepada saksi saksi dan memburu pelaku pembacokan.
Sebelumnya diberitakan Seorang pemuda berinisal MZ (16) jadi korban pembacokan di Jalan Artzimar III, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Minggu (9/2/2020) pagi.
Korban langsung dirawat di rumah sakit setelah mengalami luka akibat benda tajam.
Kabar ini dibenarkan oleh Paur Humas Polresta Bogor Kota Ipda Desty Irianti.
"Iya betul. (Korban) Inisial MZ, usia 16 tahun," kata Ipda Desty Irianti saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Minggu (9/2/2020).
Dia mengatakan bahwa dalam kejadian tersebut korban dikeroyok oleh sejumlah orang.
Korban, kata dia juga bukan pelajar.
"Dikeroyok. Korban bukan anak sekolah," kata Desty.(TribunnewsBogor.com)