Pemprov DKI Jakarta Bakal Siapkan Sanggar Seni Tampung Pengamen Ondel-ondel

Pemprov DKI Jakarta berencana mendata sanggar-sanggar seni dan perajin ondel-ondel yang ada di wilayahnya.

TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR
Ilustrasi ondel-ondel yang sering dibuat ngamen di jalan-jalan. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pemprov DKI Jakarta berencana mendata sanggar-sanggar seni dan perajin ondel-ondel yang ada di wilayahnya.

Hal ini dilakukan guna mendukung rencana revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Budaya Betawi.

Pendataan sanggar seni dan perajin ondel-ondel ini juga telah disepakati dalam pertemuan antara jajaran Pemprov DKI dan sejumlah organisasi massa (Ormas) Betawi yang dilakukan Kamis (13/2/2020) kemarin.

"Dalam kesepatakan itu dinyatakan bahwa nantinya akan dilakukan pendataan atau inventarisasi sanggar-aanggar kesenian kebudayaan betawi dan perajin yang buat ondel-ondel," ucap Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin, Jumat (14/2/2020).

Dijelaskan Arifin, pendapataan ini sendiri dilakukan guna menjalankan peran pemerintah dalam melestarian kebudayaan betawi.

Selain itu, sanggar ini juga disiapkan untuk menampung para pengamen ondel-ondel yang nantinta keberadaannya akan dilarang oleh Pemprov DKI.

"Dinas Kebudayaan akan mencari, menyiapkan tempat, dan memfasilitasi tempat itu bisa digunakan oleh mereka menampilkan atraksi ondel-ondel," ujarnya saat dikonfirmasi.

Dengan demikian, Arifin menyebut, derajat kebudayaan betawi bisa kembali ditinggikan lantaran atraksinya dikemas dengan lebih elegen dan menarik.

"Jadi kalau mau lihat ondel-ondel, oh ada tempat, misalnya di Kota Tua atau dimana. Jadi ada tempatnya, mungkin mereka sekalian tujuannya untuk latihan," kata Arifin.

Pemprov DKI: Prihatin Bos, Rendahkan Martabat Betawi

Belakangan ini Ibu Kota Jakarta kerap diramaikan dengan ondel-ondel di pinggir jalan.

Kepala Dinas Kebudayan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, mengatakan prihatin dengan ondel-ondel yang berada di jalan.

"Ondel-ondel di jalanan itu, prihatin bos," kata Iwan, saat dihubungi, Jumat (14/2/2020).

Sebab, menurutnya, boneka ini sangat sakral bagi masyarakat Betawi.

"Secara tidak sadar, itu merendahkan martabat orang Betawi," ucap Iwan, sapaannya.

Dia mengatakan, ondel-ondel sebagai representasi budaya Betawi yang begitu melekat.

Pada Peraturan Daerah (Perda) nomor 4 Tahun 2015 tentang kelestarian kebudayaan Betawi telah dijelaskan.

"Ondel-ondel memang perlu dilestarikan, tapi bukan berarti harus ke jalan," ujar Iwan.

"Mungkin beberapa dari mereka (ondel-ondel di jalan) ada yang memaksa, memegang sepiker, dan sebagainya," lanjut Iwan.

Dia menyatakan, para pemilik sanggar ondel-ondel sebaiknya memahami bahwa hal tersebut tak diperkenankan.

"Itu bukan maksud merevisi Perda tersebut. Tapi masuknya ke ranah ketertiban umum dan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial)," ucapnya.

"Jadi, kalau mereka yang main di jalan, itu yang salah," lanjutnya.

Karenanya, Iwan berkata bakal memberikan sosialiasi kepada seluruh pemilik sanggar kesenian Betawi, terkhusus ondel-model.

Tujuannya, boneka seni Betawi ini tak lagi menapaki kakinya di jalanan Ibu Kota Jakarta.

"Kami akan memberikan pemahaman lebih kepada masyarakat dan membina para seniman Betawi," ucap Iwan.

"Itulah yang ingin kami intensifkan di tahun ini. Masalahnya, kalau dari kami, bukan kepada orang yang mengamennya itu. Tapi para pengrajin dan sanggar yang memproduksi ondel-ondel," sambungnya.

Memberi Panggung yang Tepat

Anak-anak Pembawa Ondel-ondel di Jagakarsa pada Jumat (8/3/2019).
Anak-anak Pembawa Ondel-ondel di Jagakarsa pada Jumat (8/3/2019). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Iwan mengatakan, pihaknya akan memfasilitasi para pengrajin dan sanggar kesenian Betawi.

Semisal acara pagelaran ondel-ondel. Dibikin semacam panggung dengan musil khas Betawi secara utuh.

"Kami akan mempersiapkan itu sesuai arahan pak Gubernur dan Sekda (Sekretaris Daerah) akan memfasilitasi," kata Iwan.

"Misalnya ada pagelaran ondel-ondel, lenong, festival, itu akan disebar ke beberapa wilayah," Iwan menambahkan.

Dia menegaskan, tak akan menindak ondel-ondel yang seakan mengamen di jalanan.

Dinas Kebudayaan Pemprov DKI Jakarta, lanjutnya, hanya ingin memperbaiki harkat dan martabat kesenian Betawi.

"Kalau ditindak, ini menyangkut hajat hidup orang. Tapi kami juga harus memperbaiki harkat martabat dan perekonomian mereka," kata Iwan.

Menyoal pagelaran seni Betawi, Iwan berkata, rencananya akan dilaksanakan pada Juni mendatang.

"Pagelaran dari kami, bulan Juni kalau tidak salah. Karena kan harus mendata dulu," beber Iwan.

Bupati Tangerang Panen Kol dan Oyong di Dataran Rendah Desa Blubuk Kronjo

Soal Pelarangan Pengamen Ondel-ondel, Pemprov DKI Tak Berani Beri Sanksi Tegas

"Kami juga sudah memanggil beberapa sanggar dan pengrajin, itu sudah mulai," tambahnya.

Iwan pun merasa senang lantaran banyak masyarakat yang mendukung rencananya tersebut.

"Ternyata dari beberapa masyarakat juga mau membantu bikin festival ondel-ondel ini," ucapnya.

Dengan begitu, dia berharap agar masyarakat dapat menghormati kesenian Betawi melalui pagelaean seni tersebut

"Harapannya agar masyarakat bisa tahu sekaligus pembelajaran dan pembinaan, bukan penindakan. Tapi pemahaman mereka tentang ondel-ondel," jelasnya.

"Kami ingin sekali mendidik masyarakat, bukan menindak. Bukan melakukan apalagi ditangkap atau penjara, tidak ada itu," tutup Iwan.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved