Formula E

Ikatan Arsitek: Jaga Kesakralan Monas, Jangan Paksakan untuk Formula E

Ketua Umum AIA, Ahmad Djuhara menilai, Monas bukan cuma Cagar Budaya, melainkan sebuah lokasi sakral yang penih nilai sejarah.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Rancangan rute lintasan balap Formula E di kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat. 

"Saya kasih contoh menara Eiffel, itu identitas Prancis, tapi dia tidak sakral. Monas ini sakral, sama seperti Borobudur, Prambanan, bukan cuma Cagar Budaya, tapi juga sakral. Kenapa mesti maksain di Monas, tempat lain kan banyak," katanya.

Lintasan balap mobil listrik Formula E Jakarta atau Jakarta E-prix yang digelar bulan Juni nanti, bakal memakan sebagain area Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Imbasnya, sebagian area Monas tersebut mesti diratakan sesuai standar lintasan balap Formula E.

Itu berarti, kawasan lapangan Monas yang didominasi batu-batu mesti dibongkar, diganti dengan aspal mulus.

Untung rugi gelaran Formula E

Keuntungan

1. Mendukung program Presiden

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Dwi Wahyu Daryoto selaku Chairman of Organizing Commitee Formula E 2020 Jakarta menilai gelaran Formula E sejalan dengan program kerja Presiden Joko Widodo.

Program kerja yang dia maksud yakni percepatan program kendaraan bermotor listrik yang diteken Jokowi melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019.

Selain itu, lanjut Dwi, gelaran balap mobil listrik ini juga bisa dijadikan momentum untuk menciptakan citra Indonesia sebagai negara yang mulai bermigrasi ke kendaraan teknologi listrik.

Formula E 2020 dinilai bisa meningkatkan sinegritas antar stakeholder terkait untuk peralihan menuju kendaraan teknologi listrik.

2. Ajang promosi pariwisata Indonesia

Selain mendukung program Presiden, gelaran balap mobil listrik yang dilengkapi 4.000 toilet bertaraf internasional itu dinilai bisa mendongkrak pariwisata Indonesia.

Dwi mengungkapkan, sebanyak 4.000 toilet berstandar internasional disediakan sebagai ajang promosi pariwisata Indonesia, bukan semata event olahraga.

Jumlah toilet itu diklaim bisa menggambarkan jumlah turis atau penonton yang akan mendatangi Formula E 2020 Jakarta.

"Kalau memang tadi ada 4.000 toilet, kalau yang antre (setiap toilet) saja 10 orang, itu sudah 40.000 orang," kata Dwi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved