Banjir Jakarta
Sebut Banjir di Hari Libur Berkat Doa Anies, Bamus Betawi Ajak Warga Bersyukur: Gubernur Sholeh
Rahmat HS mengatakan banjir yang terjadi di sejumlah wilayah DKI Jakarta, pada hari Sabtu (22/2/2020) dan Minggu (23/2/2020) berkat doa Anies Baswedan
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Siti Nawiroh
Politisi senior PDIP ini pun menyebut, di bawah kepemimpinan Gubernur Anies, Jakarta tidak memiliki standar operasional prosedural (SOP) yang jelas dalam penanganan banjir.
"Banjir yang terjadi sekarang karena tidak dikendalikan dengan baik. SOP-nya tidak jelas," ucapnya, Minggu (23/2/2020).
Padahal, Prasetyo menyebut, DKI Jakarta saat ini memiliki 140 rumah pompa dan 400 lebih pompa stasioner yang tersebar di seluruh penjuru ibu kota.
Dengan banyaknya jumlah pompa tersebut, ia pun menyebut, seharusnya jajaran Pemprov DKI bisa mengantisipasi genangan yang mungkin terjadi.
Menurut Prasetyo, Gubernur Anies Baswedan tertinggal jauh soal kesigapan penanganan banjir dibandingkan pendahulunya, yaitu Basuki Tjahaja Punrama (BTP) alias Ahok.
"Di pemerintahan sebelumnya (SOP) sudah jelas. Sebelum air masuk dari Katulampa, itu barang (pompa) harus sudah nyala," ujarnya saat ditemui di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat.
"Kebiasaan ini yang saya lihat secara teknis tidak dilaksanakan dan sekarang saat hujan baru pompa dinyalakan, mati bos," tambahnya.
Tak sampai di situ, Prasetyo pun mengkritik Anies yang dinilainya salah menunjuk Kepala Dinas Sumber Daya Air (Kadis SDA) DKI Jakarta.
Untuk diketahui, saat ini Kadis SDA dijabat oleh Juani Yusuf yang sebelumnya menjabat Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Timur.
"Dia taroh Kepala Dinas SDA bukan jagonya di situ, repot bos," kata Prasetyo.
Menurutnya, selama ini Juani kerap lamban dalam mengantisipasi banjir di Jakarta.
Pasalnya, jajaran Pemprov DKI baru bekerja saat genangan air sudah muncul.
"Tidak siap petugas dilapangan, sekarang buat apa rekan-relan PJLP dan pasukan biru, dia ngerti, tapi siapa komandonya? Kalai ini dikasih komando dia gerak loh," kata Prasetyo.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 55 RW di 36 kelurahan yang ada di Jakarta terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur sejak Sabtu lalu.
Kepala Pusat Data dan Informasi Insaf mengatakan, titik banjir paling banyak ada di Jakarta Timur dengan jumlah 28 RW di 15.
Kemudian di Jakarta Pusat ada 14 RW di 11 kelurahan masih tergenang. Wilayah Jakarta Selatan titik banjir berada di 6 RW di 6 kelurahan.
"Wilayah Jakarta Barat titik banjir berada di 6 RW di tiga kelurahan," ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (23/2/2020).
Sedangkan, di wilayah Jakarta Utara titik banjir hanya ada di satu RW saja.
Ketinggian air pun cukup bervariasi, mulai dari 5 cm sampai 120 cm.