Viral Mahasiswi UI Alami Pelecehan di Kampus, Pelaku Elus Pundak Korban Lalu Senyum dan Ketawa

Media sosial twitter diramaikan kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami mahasiswi Universitas Indonesia, Depok di kampusnya sendiri.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
Istimewa
Ilustrasi kekerasan seksual 

TRIBUNJAKARTA.COM, DEPOK - Media sosial twitter diramaikan kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami mahasiswi Universitas Indonesia (UI), Depok di kampusnya sendiri.

Peristiwa dugaan pelecehan seksual itu terjadi pada Rabu (26/2/2020) sore.

Saat itu, mahasiswi yang enggan disebutkan namanya itu pulang kuliah dan berjalan kaki di trotoar antara FISIP dan Pusat Studi Jepang (PSJ) FIB UI.

Mahasiswi itu mengaku dilecehkan secara verbal dan menerima sentuhan di tubuhnya oleh segerombol laki-laki.

"Saya baru keluar dari FIB. Saya keluar dari gerbang masuk mobil. Sampai di dekat persimpangan dengan gerbang PSJ, ada gerombolan orang yang baru keluar dari PSG juga dan mereka jalan di sekitar saya," tutur dia di Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) UI seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (27/2/2020).

Ia berjalan kaki sembari memperhatikan ponsel.

Mulanya ia tak menghiraukan pembicaraan gerombolan laki-laki itu.

Gerombolan tersebut bukan mahasiswa UI, melainkan pekerja yang tengah mengikuti pelatihan K3 di PSJ FIB UI.

Namun, lamat-lamat, pembicaraan gerombolan lelaki itu terdengar juga karena begitu ramai.

"Mereka awalnya ngomong, 'Besok jangan lupa pakai baju, ya. Bawa baju ganti. Sempak juga jangan lupa dibawa'," kata korban.

"'Bra gimana bra? Bra juga jangan lupa dibawa ya, ha-ha-ha'," lanjut korban menirukan percakapan yang ia dengar.

Tak berselang lama setelah menyeret-nyeret bra dalam percakapan, salah satu lelaki mengelus pundak korban.

"Pundak itu kan ada itu, itulah ya. Saya kaget. Saya menoleh ke belakang. Saya ketakutan. Saya gemetaran. Mereka senyum-senyum. Kemudian, saat saya jalan cepat, mereka sadar dan ketawa gitu," aku korban.

Kampus UI sekitar pukul 17.20 WIB memang ramai oleh mahasiswa-mahasiswi yang baru pulang kuliah serta warga umum yang menggunakan UI sebagai akses jalan pulang.

Langkah korban kian cepat, meninggalkan halte bus yang juga ramai oleh para penumpang.

Ia kemudian menyusuri hutan UI hingga mencapai pos Pengamanan Lingkungan Kampus (PLK) UI di seberang Stasiun UI.

Korban berjalan cepat menyusuri hutan UI hingga mencapai pos Pengamanan Lingkungan Kampus (PLK) UI di seberang Stasiun UI.

Di sana, ia melaporkan pelecehan seksual yang ia alami kepada petugas PLK UI.

Respon Petugas PLK UI

Ilustrasi pelecehan seksual
Ilustrasi pelecehan seksual (megapolitan.kompas.com)

Petugas-petugas PLK UI di pos itu segera bertanya mengenai siapa pelaku pelecehan seksual itu.

Melihat gerombolan itu kian mendekat ke arah pos, ia langsung menuding mereka.

Para petugas pun memanggil lelaki-lelaki itu.

"Cuma, pas diberhentikan, mereka tidak mau mengaku. Mereka bilang bahwa orangnya yang menyentuh tidak ada di sini," kata korban.

"Saya terus ditanya siapa yang menyentuh, wajahnya ingat atau tidak, saya tidak ingat karena mereka memegangnya dari belakang. Saya tidak tahu siapa yang memegang di antara mereka," ia menjelaskan.

Di pos itu, kedua pihak sempat kembali bersitegang.

"Saya bilang, 'Maksudnya apa megang-megang kayak gitu? Habis ngomong 'jangan pakai bra' terus ngelus-elus pundak saya? Maksudnya apa mau memastikan saya pakai bra atau tidak? Pantas enggak sama orang asing begitu? Ini lingkungan mahasiswa!'" tegas korban, menirukan ucapannya saat berbicara dengan para pelaku.

Mendengar cekcok itu, dua orang mahasiswa dan mahasiswi FISIP UI di sana, yang mulanya tak kenal korban, turut membela korban.

Para pelaku kemudian diketahui bukan mahasiswa UI.

Mereka lalu menyodorkan tangan sebagai permintaan maaf, tetapi ditolak oleh korban.

"Saya tidak mau karena, pertama, mereka tidak mau mengaku, dan yang kedua, gampang banget minta maaf saja biar cepat," ujar korban.

Sudah begitu, korban dibuat makin kecewa.

Ia justru balik disalahkan oleh petugas PLK yang awalnya ia harap sanggup memberikan perlindungan dan berpihak kepadanya.

Terlebih lagi, petugas PLK UI melepaskan para lelaki itu tanpa menyimpan satu pun bukti identitas mereka, baik berupa foto maupun data KTP.

"Petugas PLK-nya bilang, 'Mbak, besok-besok jangan jalan sendirian lagi agar tidak kayak gini lagi'," aku korban.

"Sebelumnya juga saya ditanya, mau dilanjut ke atas (ke manajemen UI) atau tidak, saya jawab 'ya'. Tapi akhirnya mereka tetap melepaskan orang-orang itu," kata korban.

"Lalu mereka (petugas PLK) bilang bahwa kalau dilanjutin ke atas juga nanti Mbak yang salah," tambah dia.

Respon Kampus UI

Saat ini, pihak Kemahasiswaan UI sudah turun tangan untuk mendampingi korban, berupaya membuatnya nyaman, juga mengamankan sejumlah laki-laki yang diduga pelaku pelecehan seksual itu.

"Kami terus berupaya melakukan pendampingan terhadap para mahasiswa kami. Kami berkomitmen menyusun langkah strategis upaya pencegahan, penanggulangan, dan penanganan perihal kekerasan seksual," ujar Rosari Saleh, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Kamis malam.

Kronologi

Seorang mahasiswi sebuah Universitas Ternama di Kota Depok mengaku mengalami pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan kampus.

Dijumpai wartawan di kampusnya kawasan Beji, Kota Depok, korban yang enggan disebut identitasnya menceritakan kronologi dugaan pelecehan seksual yang dialaminya.

"Saya baru keluar dari fakultas, sampai di dekat persimpangan tiba-tiba ada gerombolan orang yang dan berjalan di sekitar saya," katanya pada wartawan, Jumat (28/2/2020).

Ia mengakui, kala itu itu dirinya sedang fokus dengan gawainya lantaran sedang menghubungi temannya.

Tanpa ia sadari, gerombolan pria yang berjumlah lebih dari lima orang itu sudah berada dibagian depan, samping kanan-kiri, dan belakang dirinya.

"Mereka betul-betul di sekeliling saya tetapi saya tidak memperhatikan mereka dan awalnya saya tidak peduli," ia menambahkan.

Meski tak memperdulikan keberadaan segerombolan pria asing tersebut, namun seluruh percakapannya dapat terdengar jelas oleh korban

Korban menjelaskan, segerombolan pria asing tersebut membahas soal pakaian dalam.

Tak lama ia mendengar pembahasan tersebut, tiba-tiba ia dikejutkan dengan sentuhan tangan dibagian pundaknya.

"Terus tidak lama setelah ngomong bra itu mereka memegang pundak saya salah satu dari belakang," bebernya.

Mendapat tindakan yang dianggapnya pelecehan, korban mengatakan dirinya takut bukan kepalang hingga bergetar.

"Saya kaget, saya menoleh ke belakang ketakutan gemetaran. Mereka senyum-senyum kemudian saat saya jalan cepat mereka sadar dan ketawa gitu," kata korban.

Cari Pertolongan

Mencoba mencari pertolongan, ia pun menghampiri petugas keamanan kampus yang ada di pos keamanan dan menceritakan kronologi kejadian yang dialaminya.

"Mereka tanya siapa yang melecehkan, saat gerombolan itu dekat ke pos, saya langsung tunjuk gerombolan itu. Cuma pas diberhentikan mereka tidak mau mengaku. Mereka bilang bahwa orangnya yang menyentuh tidak ada disini," ucap korban.

Lanjut korban, salah seorang dari gerombolan pria tersebut menyampaikan permohonan maafnya.

"Terus salah satu diantara orang itu bilang ya sudah saya minta maaf. Katanya dia tidak maksud kayak gitu juga. Meskipun bukan dia yang melakukan tapi dia minta maaf, mengulurkan tangan," paparnya.

Hal Seputar Ambruknya Tembok Rumah yang Menimpa Rumah di Bawahnya di Setu

Diterjang Hujan Deras, Rumah di Pegangsaan Jakarta Pusat Longsor

Mendapat permintaa maaf dari gerombolan pria tersebut, ia pun tak langsung menerimanya.

Menurutnya, sangat mudah gerombolan pria tersebut meminta maaf sementara dirinya masih ketakutan dan trauma berat.

Ia mengatakan, dirinya sempat kecewa dengan pernyataan pihak keamanan kampus yang menyarankannya agar tak lagi berjalan seorang diri

"Dia (petugas keamanan) bilang besok-besok jangan jalan sendirian lagi agar tidak kayak gini lagi.Padahal seharusnya keamanan kampus itu bisa memastikan, mahasiswa itu bisa berjalan sendiri dengan aman di lingkungan kampusnya. Bukan malah bilang saya jangan jalan sendiri lagi," keluhnya. (Kompas.com/TribunJakarta.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved