Sisi Lain Metropolitan

Cerita Samiun, 45 Tahun Jualan Pisang Keliling Bekasi-Jakarta Timur: Pernah Kecopetan Rp 850 Ribu

Cerita Samiun, 45 Tahun Jualan Pisang Keliling Bekasi-Jakarta Timur: Sempat Dicopet, Uang Rp 850 Ribu Raib

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Suharno
TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA
Samiun, penjual pisang saat ditemui di kawasan Jatiraden, Jatisampurna, Bekasi, Jumat (28/2/2020). 

Selama ini ia menjalani hari-harinya sebagai penjual pisang keliling.

Mulai dari mencari pisang yang bagus di kampungnya, memanjat pohon, masih ia lakukan seorang diri tanpa larangan dari ke-5 anaknya ataupun istrinya, Maesaroh.

"Selebihnya saya menikmati hidup saya. Saya melupakan kejadian itu cuma suka teringat aja. Tapi saya ikhlas atas apa yang hilang," jelasnya.

Saat ini, penghasilan Samiun dari berjualan pisang sekira Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu perhari.

"Alhamdulillah penghasilan sehari ya ada aja. Kan saya jual pisang bagus. Saya boleh petik sendiri. Jadi dijual berapa aja orang pasti beli, pasti mau karena tahu barang yang saya jual bagus. Jadi sehari Rp 400 ribu ya dapat," ungkapnya.

Bertahan jualan pisang

Selama puluhan tahun Saimun enggan untuk berganti dagangan.

Ia memilih tetap bertahan menjual pisang. Hal ini lantaran ia enggan membawa timbangan, yang menurutnya akan menambah beban di keranjangnya.

"Dari dulu jualannya pisang. Kalau mau jualan yang lain berat di timbangannya. Bukan enggak mau beli timbangan atau uangnya enggak cukup, tapi nanti bebannya berat. Sebab pisang aja dibawanya sudah berat," katanya.

Sejauh ini, Samiun hanya menjual pisang yang bisa diecer guna memuaskan pembelinya.

"Nah kalau pisang kan meskipun berat saya bisa jual satuan begini. Jadi kalau diorang lain enggak bisa dipotong jual berapa biji, kalau di saya beli enggak harus sesisir. Itu kelebihan di sini," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved