Virus Corona di Indonesia

Warga Borong Jahe Sebab Dipercaya Tangkal Virus Corona, Guru Besar Universitas Airlangga: Prihatin

Konon katanya, kandungan jahe merah bisa menguatkan sistem imun tubuh sehingga virus corona tidak mudah masuk dalam tubuh.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Siti Nawiroh
YouTube Kompas TV
Guru Besar Universitas Airlangga, Mangestuti Agil angkat bicara terkait fenomena jahe merah. 

Wabah Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 telah menginfeksi hampir 90.000 orang di seluruh dunia.

Senin (2/3/2020), Presiden Jokowi mengonfirmasi dua kasus Covid-19 baru di Indonesia.

Seiring dengan pemberitaan tersebut, aneka kabar burung menyebar luas di dunia maya.

Sayangnya, banjir informasi tanpa henti ini kadang sulit untuk memisahkan antara fakta dan mitos.

Berikut adalah 11 mitos atau rumor yang salah terkait wabah Covid-19 dan sebenarnya bisa berbahaya, seperti dilansir Live Science, Sabtu (29/3/2020). 

 

1. Mitos: Masker wajah dapat melindungi diri dari virus

Bintang Kpop pakai masker saat di bandara
ilustrasi pakai masker saat di bandara (Grid.id)

Penting diketahui, masker bedah standar tidak dapat melindungi diri dari SARS-CoV-2.

Pasalnya, masker wajah tidak dirancang untuk memblokir partikel virus untuk mengenai wajah.

Namun, masker dapat membantu mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus ke orang lain dengan memblokir percikan partikel pernapasan yang dikeluarkan dari mulut.

Ini artinya, tidak semua orang perlu mengenakan masker.

Dilansir dari laman Forbes, spesialis pencegahan infeksi Eli Perencevich, MD, seorang profesor kedokteran dan epidemiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Iowa mengatakan bahwa orang sehat tidak membutuhkan masker wajah jenis apapun.

"Rata-rata orang yang sehat tidak perlu memakai masker. Tidak ada bukti bahwa memakai masker pada orang sehat akan melindungi diri dari virus," kata Perencevich.

Perencevich pun mengatakan, pemakaian masker yang salah seperti sering menyentuh wajah saat memakai masker dapat meningkatkan risiko infeksi.

Perencevich menjelaskan, banyak orang membeli masker dengan asumsi menghentikan virus mencapai mulut atau hidung mereka yang tersebar melalui udara.

Padahal, virus corona ditularkan melalui tetesan, bukan melalui udara. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved