Remaja Pembunuh Anak Serahkan Diri
Curahan Hati Gadis ABG Pembunuh Anak Gunakan Bahasa Inggris, Polisi Ungkap Ketenangannya
Tak ada rasa penyesalan di wajah gadis remaja NF setelah menghabisi anak tetangga usia enam tahun, teman main adiknya.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Y Gustaman
"Dengan kalimat, 'keep calm and gie me torture,'" beber Susatyo.
Tak hanya di buku catatan, curahan hati NF goreskan di papan tulis menyoal kekecewaan terhadap keluarganya. Kebanyakan catatannya menggunakan bahasa Inggris.
"Juga berbagai gambar-gambar kesedihan, kelihatan mata saja dan sebagainya."
"Ini akan kami kumpulkan buktinya sebagai bahan pertimbangan perkara ini. Ini menjadi perhatian kita semua," sambung dia.
Kemarin, selesai olah TKP pembunuhan, Susatyo membeberkan jika NF anak yang cerdas.
"Di TKP yang pertama kami menemukan papan curhat," ungkap Susatyo saat olah TKP di depan rumah tersangka, Jumat (6/3/2020).
"Anak ini cukup cerdas, berkemampuan bahasa Inggris cukup baik dan dia mengungkapkan berbagai perasaannya itu di dalam berbagai tulisan," imbuh dia.
Susatyo menduga, NF telah merencakan pembunuhan terhadap APA di rumahnya sendiri.
Sementara di papan curhat, sejumlah ungkapan hatinya ia tulis dalam bahasa Inggris.
Di antaranya tulisan, "I'll learn to change my life but I need more time," dan "I will always love you. Who? unknown."
Berprestasi di Sekolah
Tetangga mengenal keseharian NF sebagai gadis pendiam, cerdas, pintar, berprestasi di sekolah baik akademik dan olahraga.
"Dia rajin di sekolah, selalu duduk paling depan dan jago menggambar," cerita Purwaningsih, kepala sekolah tempat NF mengeyam pendidikan sekolah menengah pertama di Jakarta Pusat.
Bisa dibilang, NF anak rumahan dan hampir tak pernah main di lingkungan rumahnya.
"Anaknya jarang main di luar. Dia di dalam rumah terus. Pulang sekolah langsung masuk ke rumah," ucap Yuli (45), tetangga, Jumat (6/3/2020).
Sofyan (47), Ketua RT setempat, menguatkan penuturan Yuli warganya. Dari semua anggota keluarga, paling ibu dan adik NF yang sering ke luar rumah.
"Dia (NF, red) keluar rumah paling ke sekolah. Setelah pulang langsung masuk ke rumah," ungkap Sofyan.
Sofyan mengakui, sekalipun diam dan jarang bergaul dengan anak-anak sebayanya, NF anak yang berprestasi.
"Sering menang lomba tenis meja," aku Sofyan.
Polisi Sempat Tak Percaya
Jumat pagi NF pergi ke sekolah lengkap dengan seragam, sehari setelah membunuh APA.
Ia dibayangi kebingungan untuk menghilangkan jasad APA sehingga di tengah jalan berbelok menuju Polsek Metro Tamansari untuk menyerahkan diri.
Pagi itu NF mengganti seragamnya dengan pakaian lain yang sudah dipersiapkan di dalam tasnya.
Tiba di Mapolsek Tamansari, NF bercerita perihal kedatangannya. Dari cerita NF, polisi yang menerimanya sempat tak percaya.
"Polisi, saya sudah membunuh dan mayatnya saya taruh di dalam lemari," ujar NF di Polsek Tamansari seperti ditirukan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Sabtu (7/3/2020).
NF akan menjalani proses hukum dengan asas praduga tak bersalah lantaran masih di bawah umur.
"Tahanannya akan berbeda. Ia akan dipisahkan," terang Yusri.
Yusri membenarkan awalnya polisi tidak percaya dengan keterangan NF.
"Setelah melihat ada mayat di kamar pelaku, mereka percaya," sambung NF.
Lantaran lokasi pembunuhan di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Polsek Metro Tamansari menyerahkan kasus tersebut kepada Polsek Metro Sawah Besar.
Kapolsek Metro Tamansari AKBP Abdul Ghafur membenarkan petugas menerima kedatangan NF untuk meyerahkan diri pada Jumat pagi.
"Tapi cuma sebentar saja," ujar Kapolsek Metro Tamansari, AKBP Abdul Ghafur di Mapolsek Tamansari, Jakarta Barat, kemarin.
NF menyerahkan diri setelah membunuh teman kecilnya APA, tapi oleh polisi diantar menuju Polsek Sawah Besar.
"Dia pikir mungkin kantor polisi di mana saja bisa menyerahkan diri. Lebih lengkapnya Polsek Sawah Besar yang tangani," kata Ghafur.