Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Saat Membuat Steak di Rumah
Biasanya steak disajikan dengan menggunakan saus khusus yang juga dilengkapi dengan irisan jamur, atau sayur-sayuran sebagai topingnya.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Suharno
Mulai dari rare, medium rare, medium, medium well, hingga well done atau steak dengan tingkat kematangan yang sempurna.
Biasanya, menurut Chef Yusuf orang cenderung tidak menyukai daging steak yang dimasak terlalu matang karena akan memiliki tekstur yang lebih keras.
Daging dengan tingkat kematangan medium rare, bisa jadi alternatif jika kamu tidak terlalu menyukai daging steak yang masih berwarna kemerahan.
"Jika mateng banget gak semua orang suka karena kalau matang banget jadi keras," tuturnya.
Untuk membuat steak dengan tingkat kematangan yang rare hingga medium, biasanya kita akan menemukan adanya cairan merah yang masih keluar ketika daging dipotong-potong.
Namun, kamu tak perlu khawatir. Sebab menurut Chef Yusuf cairan merah tersebut bukanlah darah.
Melainkan sari atau kandungan air yang ada di dalam daging yang bisa dimakan.
Ia pun menyebut bahwa keluarnya cairan tersebut merupakan tanda bahwa daging steak telah matang dan bisa dimakan.
"Merah itu juicy, itu normal. Dia dari kandungan air dalam daging yang dibakar menggumpal jadi lemak, itu bisa dimakan. Kandungan air dalam daging. Kalau udah keluar juice nya udah mulai matang, kalau belum berarti belum matang," papar Chef Yusuf.
"Untuk membakarnya siapkan pemanggang dengan suhu 70 derajat celsius itu standar, di bawah itu kurang. Bakar daging bisa di timer. Standar kematangan yang rare, itu dibalik pertama 30 detik, balik lagi 30 detik. Dibalik sampai bentuk kotak-kotak," bebernya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/daging-steak-yang-dimasak-dengan-tingkat-kematangan-rare-di-cikang-resto-menteng.jpg)