Sisi Lain Metropolitan

Kisah Asti, Donasikan Sebagian Penjualan Produknya Demi Bagikan Hand Sanitizer Gratis ke Ojol

Terhitung dari penjualan minggu lalu, 50 botol hand sanitizer berisi 20 ml siap dibagikan kepada rekan ojol maupun orang yang membutuhkan lainnya

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Muhammad Zulfikar
Dok Foto Pribadi
Asti, penjual Pure+ Anti Germ Spray 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, CIMANGGIS - Selama wabah virus corona melanda Indonesia, harga masker dan hand sanitizer mengalami lonjakan yang signifikan.

Kenaikan harga dari puluhan ribu menjadi ratusan ribu bahkan ada yang dijual hingga jutaan rupiah.

Mengingat hal tersebut, Asti Haningtyas (24) karyawati lulusan S2 The London School of Public Relations jurusan Corporate Communications, bersama rekannya tergerak untuk membuat usaha hand sanitizer yang sesuai dengan rekomendasi World Health Organization (WHO).

Menariknya, usaha ini bukan berfokus pada sisi komersilnya. Melainkan fokus juga pada gerakan sosial, yang di mana sebagian penjualan akan didonasikan dalam bentuk hand sanitizer berukuran 20 ml kepada pengemudi ojek online, tenaga kebersihan dan orang yang membutuhkan lainnya.

"Jadi Pure+ Anti Germ Spray ini marketnya hanya via Instagram dan baru dibuka pada Selasa minggu lalu. Usaha ini berawal dari inisiatif karena kita melihat selama pandemik corona sangat sulit buat beli hand sanitizer dan masker akibat harganya yang sangat mahal," katanya kepada TribunJakarta.com, Selasa (24/3/2020).

"Selanjutnya saya dan teman saya melakukan perbincangan. Kebetulan dia backgroundnya kesehatan dan saya sendiri dari Public Relation," lanjutnya.

"Kok beli hand sanitizer dan masker mahal banget ya?," ucap Asti ke rekannya kala itu.

"Iya. Kita bisa loh buat sendiri sesuai dengan rekomendasi dari WHO," balas temannya.

"Akhirnya kami coba. Jadi enggak pakai aloe vera dan kita pakai basic alkohol yang 96 persen. Berbeda dengan beli alkohol di apotek yang takarannya 70 persen," jelasnya.

Dalam tiga hari pertama, sebanyak 75 pak atau botol berhasi dibuat dan segera Asti pasarkan via Instagram.

"Dan ternyata responnya positif, karena yang beli juga tahu kalau kita sesuai standar WHO," katanya.

Berikut harga jual untuk hand sanitizer ukuran 35 ml ialah Rp 39 ribu, 80ml seharga Rp 60 ribu dan 100 ml seharga Rp 80 ribu.

"Dari harga itu sudah kita donasikan untuk ojol, tenaga kebersihan dan orang yang membutuhkan lainnya. Ahamdulillah sampai minggu kemarin itu enggak ada komentar soal harga yang kita jual juga," katanya.

Pure+ Anti Germ Spray dibagikan kepada tenaga kebersihan di depan kediaman Asti, Cimanggis, Depok, Selasa (24/3/2020)
Pure+ Anti Germ Spray dibagikan kepada tenaga kebersihan di depan kediaman Asti, Cimanggis, Depok, Selasa (24/3/2020) (Dok Foto Pribadi)

Alasan sasaran pembagian

Meskipun terbilang usaha baru dan dadakan, Asti menegaskan tak pernah mencari keuntungan sedikit pun.

Berulang kali ia menegaskan jika upaya yang dilakukannya justru lebih banyak untuk gerakan sosial.

Bahkan keuntungan yang diterimanya dari keseluruhan penjualan hanya berkisar 20-30 persen saja.

Kendati demikian, ia tak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Baginya yang terpenting ialah upaya yang dilakukannya saat ini bisa membantu orang lain.

Sehingga, secara matang, ia pun memilih targetnya yang memang bersentuhan atau berhubungan langsung dengan banyak orang seperti pengemudi ojol.

"Di satu sisi saya lihat juga ada kesenjangan sosial dimana rekan ojol, tenaga buruh dan org-orang yang membutuhkan bisa dipastikan sangat sulit mendapatkan barang tersebut. Lalu saya menjadi ojol sebagai target utama itu karena mereka bersentuhan langsung dengan customer yang resikonya lebih besar dibanding pekerja lain yg saat ini dirumahkan atau WFH," jelasnya.

Terhitung dari penjualan minggu lalu, 50 botol hand sanitizer berisi 20 ml siap dibagikan kepada rekan ojol maupun orang yang membutuhkan lainnya.

"Jadi dari penjualan minggu lalu ada 50 botol yang siap dibagikan dan memang sudah beberapa kita bagikan. Saya juga minta bantuan teman juga kan supaya tepat sasaran. Makanya sejauh ini saya juga cari tahu di mana pangkalan ojol," katanya.

Pasien Corona Terus Bertambah, Pemprov DKI Tambah Ambulans Khusus

Pusat Perbelanjaan di Jakarta Batasi Jam Operasional, Berikut Daftarnya

Tempat Karaoke dan Spa di Hotel Emporium Ditutup Sampai April Mendatang

Suka dan duka

Dibalik upaya baik, tentulah kita menemukan sejumlah rintangan.

Rintangan atau cobaan itu tentunya menuntut kita untuk bangkit dan pantang menyerah.

Begitu pula dengan Asti. Ia mengatakan rintangannya saat ini merujuk pada social diatancing atau jarak sosial untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Saya mengikuti anjuran social distancing. Sehingga begitu mau keluar rumah untuk membagikan hand sanitizer, ibu saya pun bertanya dan memberikan solusi," katanya.

"Kenapa harus keluar?" tanya Ibunya.

"Kenapa enggak mulai dari orang yang lewat aja? Kayak tenaga kebersihan di depan rumah atau teman Ibu dan orang yang memang membutuhkan," lanjut Ibunya.

"Akhirnya ide itu aku keep. InsyaAllah aku mau tetap bagikan keluar ke ojol tapi tetap lakukan upaya. Aku bakalan tetap jaga jarak dan pakai masker N95," katanya.

Nantinya, hasil penjualan minggu ini pun akan dijadikannya dalam bentuk botolan hand sanitizer kembali.

"Saya senang dapat membantu orang lain dan jika kondisi membaik saya akan melakukan pembagian ke daerah lainnya di luar Depok, misalnya seperti Jakarta Selatan," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved