Imbas Corona Stok Darah Menipis
Pandemi Corona hingga DBD Menghantui, Stok Darah PMI DKI Jakarta Berkurang 90 Persen
Turun drastisnya stok darah ini paling dirasakan pasien yang membutuhkan transfusi darah dalam waktu cepat.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Penerapan social distancing guna mencegah penularan Covid-19 berdampak buruk stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi DKI Jakarta.
Wakil Kepala Unit Transfusi Darah PMI Provinsi DKI Jakarta Ni Ken Ritchie M.Biomed mengatakan seluruh wilayah Jakarta kini sudah kekurangan stok darah.
"Stok darah berkurang 90 persen. Sebelum penerapan social distance perolehan darah per hari 700 - 1.000 kantong, saat ini hanya sekitar 200 kantong," kata Ni Ken saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Kamis (26/3/2020).
Turun drastisnya stok darah ini paling dirasakan pasien yang membutuhkan transfusi darah dalam waktu cepat karena kondisi kesehatanya.
Terlebih bagi pasien yang rutin melakukan transfusi darah karena kelainan medis, di antaranya thalassemia.
"Pasien kanker yang harus kemoterapi, pasien cuci darah. Selain itu pasien DBD, pasien yang akan melahirkan juga membutuhkan," ujarnya.
Ni Ken menuturkan PMI DKI Jakarta kini tak lagi memiliki stok darah karena ketika ada pendonor maka kantong darah langsung dipakai.
Kekhawatiran akan penularan Covid-19 berdampak pada stok karena setiap orang baru bisa melakukan donor 3 bulan setelah donor sebelumnya.
Sementara setiap harinya PMI DKI Jakarta terus menerima permintaan, terlebih di masa penyakit DBD mulai menjangkiti warga Ibu Kota.
"Sekarang bila tidak ada darah, kami minta dari keluarga pasien untuk datang mendonorkan darahnya. Pelayanan donor di UTD PMI DKI dibuka 24 jam setiap hari," tuturnya.
Plh. Kabid Organisasi dan Komunikasi PMI DKI Jakarta, Muhamad Muchtar mengatakan warga tak perlu cemas karena social distancing sudah diterapkan saat proses donor.
Sedari warga mendaftar untuk donor pemeriksaan suhu tubuh dilakukan, hanya orang dengan suhu di bawah 37,5 derajat celsius yang diperbolehkan.

"Jika suhu tubuh di atas 37,5 derajat celsius maka pendonor akan ditolak. Setelah mengisi formulir, pendonor diminta membersihkan tangan dengan hand sanitizer yang disiapkan," kata Muchtar.
Selanjutnya pendonor melalui tahap pemeriksaan dokter yang menayakan riwayat kesehatan, berpergian, dan faktor risiko lain terkait Covid-19.
Bila dinyatakan sehat, pendonor diberikan masker lalu diminta antre di tempat pengambilan darah yang kursinua diatur sesuai social distancing.
"Antrean donor saat berdiri maupun duduk diberikan jarak minimal satu meter agar meminimalkan penularan. Kami terapkan standar yang berlaku untuk keselamatan," ujarnya.