Cuma Gara-gara Sering Nangis dan Tak Mau Diam, Bocah 3 Tahun di Pekanbaru Tewas di Tangan Ayah Tiri
Nasib nahas dialami bocah berinisial MY di Pekanbaru, Riau. Di usianya yang masih balita MY harus kehilangan nyawa akibat ulah ayah tirinya.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Muji Lestari
TRIBUNJAKARTA.COM - Nasib nahas dialami bocah berinisial MY di Pekanbaru, Riau.
Di usianya yang masih balita MY harus kehilangan nyawa akibat ulah ayah tirinya.
Lucky Oktawiranda (25), warga Kota Pekanbaru, tega menganiaya anak tirinya yang masih berusia 3 tahun.
Tanpa ampun Lucky menganiaya MY secara membabi buta hingga bocah mungil itu kehilangan nyawa.
Lucky membunuh korban di kediamannya di Kelurahan Muara Fajar, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, sekitar pukul 10.00 WIB.
Korban tewas akibat penganiayaan yang dilakukan pelaku.
Dikutip TribunJakarta dari Kompas.com, pelaku memukul antara mulut dan hidung korban, menggigit pipi korban, dan menarik tangan korban sehingga terhempas dan kepala bagian belakang membentur tembok kamar mandi.
"Akibat penganiayaan yang dilakukan pelaku, korban meninggal dunia," ujar Kasubag Humas Polresta Pekanbaru Iptu Budhia Dianda.
• Rencana Pernikahannya Disinggung Aurel Hermansyah, Sule Akhirnya Beberkan Sosok Calon Istri
Korban Sering Menangis
Lucky tega menghabisi anaknya hanya karena dipicu persoalan sepele.
Pelaku merasa kesal lantaran MY sering menangis.
Penganiayaan itu dilakukan saat ibu kandung korban tidak ada.
"Pelaku mengaku merasa kesal karena korban sering menangis dan susah untuk diam," kata Budhia.
• Cerita Roro yang Langsungkan Pernikahan di Tengah Pandemi Virus Corona: Alhamdulillah
Pelaku Sempat Pura-pura Tidak Tahu
Kasus ini bermula saat ibu kandung korban pulang dari kedai dan tidak menemukan anaknya di rumah.
Ketika ditanyakan kepada sang suami, pelaku mengaku tidak tahu.
Padahal korban pulang ke rumah diantar ayah tirinya itu.
Pelaku bahkan sempat berpura-pura ikut mencari korban bersama istrinya.
"Kehilangan korban sempat diumumkan melalui masjid. Warga di sekitar lokasi juga ikut membantu mencari korban," kata Budhia.
Sekitar pukul 12.30 WIB, korban tak kunjung ditemukan.
Keluarga kemudian melapor ke polisi.
Buang Jasad Korban di Semak-semak
Petugas Unit Reskrim Polsek Rumbai bersama paman korban menginterogasi Lucky.
Pada saat ditanya, Lucky kemudian menyebutkan bahwa anak tirinya berada di semak belukar.
• Istri Korban Kecelakaan Maut di Karawaci Tangerang Berkelahi dengan Pelaku di Samping Jenazah Korban
Mendapat informasi dari pelaku, petugas langsung ke lokasi dan menemukan korban dalam keadaan sudah meninggal dunia.
"Petugas berangkat ke lokasi dan menemukan korban sudah meninggal dunia. Korban dilakukan evakuasi dibawa ke rumah duka," kata Budhia.
Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku mengarah ke ayah tiri korban.
Polisi curiga karena pelaku mengetahui tempat korban ditemukan tewas.
"Setelah dilakukan pemeriksaan, pelaku mengaku membunuh anak tirinya. Jasad korban dibuang ke semak belukar," ujar Budhia.
Pelaku saat ini ditahan di Mapolsek Rumbai untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. (TribunJakarta/Kompas.com)
Ayah Tiri di Bekasi Aniaya Bayi
Roni Andriawan (39), tersangka kasus penganiayaan terhadap bayi berusia 15 bulan bernama Dianwardah, anak tirinya dikenal sebagai sosok yang suka bergaul.
Korban penganiayaan selanjutnya meninggal dunia akibat dilempar ke dinding sebanyak tiga kali.
Kejadian penganiayaan terjadi di rumah, sekaligus warung makan bebek rica-rica milik tersangka di Jalan Pasir Rindu, Kampung Ceper, Desa Sukasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi.
Widyaningsih tetangga sekitar kediaman tersangka mengatakan, selama ini Roni dikenal sebagai sosok yang baik dan pandai bergaul.
Dia bahkan dengan tetangga kerap berinteraksi serta menegur sapa.
"Orangnya mah baik sama tetangga, sering ngobrol disini juga, dia kan jualan es kelapa juga kita juga kadang-kadang suka dibagi," kata Widyaningsih, Kamis (29/8/2019).

Roni Andriawan tinggal dan membuka usaha di lokasi sejak sekitar dua tahun silam. Selama dua tahun itu, dia tidak pernah terlibat masalah dengan tetangga atau orang lain. Hanya saja kata Windyaningsih, pelaku kerap terlihat tempramen ketika terjadi masalah dengan istrinya.
"Emang agak emosian orangnya, kalau lagi berantem sama istrinya kadang-kadang suka keras suaranya," jelas dia.
Roni tinggal di tempat tersebut bersama istri dan anak-anaknya, ibu kandung korban Dianwardah bernama Danis Aprilia (39) merupakan istri yang baru dinikahi sekitar satu minggu lalu.
"Sama yang ini baru nikah seminggu, enggak tau orang mana istrinya, nikah siri setahu saya," jelas dia.
Sementara tetangga lainnya, Indra mengatakan, hidup dengan istri barunya, Romi sejauh dia ketahui baik-baik saja. Mereka tinggal berempat di dalam rumah yang sekaligus tempat usaha tempat makan rica-rica.
"Kalau dari istri lamanya ada anak satu udah SD, kalau dari istri barunya ya itu yang meninggal tinggal berempat disini," ujarnya.
Kanit Reskrim Polsek Serang Baru, Iptu Suhardi mengatakan, kejadian ini terungkap berawal dari infomasi bahwa korban meninggal dunia dengan cara tidak wajar. Padahal sebelumnya, korban dikabarkan dalam keadaan sehat.
"Infomasi di RS Budi Asih korban meninggal secara mendadak, dari situ Kapolsek bersama jajarannya melakukan penyelidikan dan meminta tim identifikasi melakukan pemeriksaan jasad bayi," kata Suhardi.
Setelah diidentifikasi, kecurigaan polisi mulai menguat bahwa korban meninggal dengan cara tidak wajar. Untuk membuktikan kecurigaan itu, jasad bayi perempuan berusia 15 bulan itu lalu dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diotopsi.
"Setelah hasil otopsi benar korban meninggal dengan dengan cara tidak wajar, diduga meninggal akibat hantaman benda tumpul pada bagian kepala," jelas dia.
Selanjutnya, anggota langsung melakukan olah tempat kejadian perkara di kediaman korban. Beberapa barang bukti diperiksa dan diamankan termasuk ayah tiri korban bernama Roni Andriawan (36).
"Awalnya pelaku berbelit-belit ketika kita mintai keterangan, tapi setelah kita dapat hasil otopsi dan kita periksa terus menerus akhirnya dia mau mengaku telah menganiaya korban," ujar Suhardi.
Pelaku menganiaya korban dengan cara melemparnya sebanyak tiga kali, dua diantaranya menbuat korban tersungkur dan membentur tembok pada bagian kepala. Alasan dia menganiaya korban karena kesal, bayi berusia 15 bulan itu dianggap rewel.
"Dia kesal karena bayi itu rewel, sedang sakit kondisinya tapi sudah diminumi obat, sudah diberikan air kelapa hijau tetap masih rewel akhirnya dia kesal sampai dianiaya," jelasnya.