Virus Corona di Indonesia
Nasib Pengemudi Ojol Ditengah Pandemi Corona, Orderan Sepi Hanya Dapat Rp 50.000 Sehari
Pria yang sudah cukup lama berprofesi sebagai ojol ini mengatakan, penghasilannya di tengah pandemi corona ini turun drastis.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Pandemi virus corona (Covid-19) telah mempengaruhi perekonomian sejumlah warga yang bekerja di sektor informal seperti pengemudi ojek online (ojol).
Kampanye 'di rumah aja' yang terus digaungkan membuat orderan penumpang menurun drastis.
Tidak sedikit dari warga yang menjadikan profesi ojol, sebagai mata pencaharian utama untuk menghidupkan keluarganya.
Penurunan mobilisasi pekerja maupun anak sekolah akibat merebaknya pandemi corona, berimbas pada sepinya orderan penumpang.
Spot-spot seperti terminal dan stasiun adalah area utama para pengemudi ojol mencari penumpang yang hendak melanjutkan perjalanan menuju kantor maupun rumah.
Kini melalui sejumlah kebijakan, pemerintah berusaha menekan laju mobilisasi warga agar tetap berada di rumah dengan mengurangi armada angkutan kereta maupun bus.
Akibatnya, penumpang bus dan kereta menurun hingga ribuan pengemudi ojol hanya bisa gigit jari mengandalkan sisa penumpang yang ada sambil berharap dapat order.
Tidak sedikit dari mereka yang hanya duduk-duduk di sekitaran stasiun atau shelter ojol sambil sesekali melihat ponsel berharap order penumpang masuk.
Beberapa dari mereka juga nampak berteduh di dekat taman atau warung kopi, berjam-jam dari pagi hingga larut malam demi meraup penghasilan di tengah paceklik akibat corona.
Pemandangan seprti ini dapat dilihat di sekitar kawasan Stasiun Bekasi, Jalan Ir. Juanda, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Kawasan yang biasanya dipadati lalu lalang penumpang kereta kini tak lagi ramai, hanya ada sekumpulan pengemudi ojol yang berharap dapat order meski peluangnya kecil.
Janet Siregar (43), pengemudi ojol yang biasa menjemput penumpang di Stasiun Bekasi mengaku, penurunan aktivitas warga membuat ia sangat kesulitan mendapat order.
Pria yang sudah cukup lama berprofesi sebagai ojol ini mengatakan, penghasilannya di tengah pandemi corona ini turun drastis.
"Kalau yang biasanya kami bisa dapat 200 ribu atau 300 ribu sehari sekarang Rp50 ribu aja berat, berat sekali," kata Janet kepada TribunJakarta.com, Rabu, (1/4/2020).