Antisipasi Virus Corona di DKI

Pengakuan Pamdal TPU Pondok Ranggon Ada Keluarga Paksa Lihat dari Dekat Pemakaman Jenazah Covid-19

Adanya keluarga yang hadir di pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur buat petugas lakukan penjagaan ketat.

TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Suanana pemakaman jenazah sesuai protap Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (6/4/2020). 

Hal ini lantaran sejumlah keluarga yang hadir pasti menangis ketika menyaksikan proses pemakaman dari kejauhan.

"Tapi kita maklumi hal tersebut. Makanya imbauan yang kita berikan juga disampaikan secara baik-baik. Sebab, ketika keluarganya datang menghadiri pemakaman pasti menangis karena berduka," tandasnya.

Cerita Petugas Makam Jenazah Covid-19

Junaedi, petugas makam di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (6/4/2020)
Junaedi, petugas makam di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (6/4/2020) (TribunJakarta/Nur Indah Farrah Audina)

Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur dipilih menjadi lokasi pemakaman jenazah Covid-19 di DKI Jakarta selain TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.

Untuk di TPU Pondok Ranggon terdapat 4 grup petugas makam dengan jumlah 22 orang pergrupnya.

Setiap grup bertugas selama seminggu dan setiap harinya menggali minimal 20 liang lahat secara manual untuk jenazah Covid-19.

Nantinya setiap jenazah akan dimakamkan sesuai dengan SOP korban Covid-19 yang telah ditentukan.

Kendati demikian, sejumlah petugas makam mengaku sempat mengalami kecemasan dan rasa kekhawatiran yang berlebih saat pertama kali memakamkan jenazah Covid-19.

Junaedi misalnya, pada awal mengetahui lokasinya kerjanya menjadi tempat pemakaman untuk jenazah Covid-19, ia langsung khawatir.

"Ketakutan ya manusiawi terlebih yang dimakamkan dinyatakan terkena virus. Kekhawatiran dan kecemasan pasti ada," katanya kepada TribunJakarta.com, Senin (6/4/2020).

Masih diselimuti rasa cemas, tibalah Junaedi memakamkan jenazah Covid-19 untuk pertama kalinya.

Ketika ambulans tiba, jantungnya berdegub cepat. Kemudian ketika jenazah akan diturunkan ia sempat ketakutan.

"Sampai pas pertama saya masih khawatir. Namun begitu proses pemakaman selesai dan hanya butuh waktu 10 menit, akhirnya berkurang rasa takut, cemas dan khawatir tadi," ungkapnya.

Setelah hari itu, Junaedi memutuskan untuk melawan rasa takutnya. Ia hanya ingin berserah diri pada Yang Maha Kuasa dan menjalani tanggung jawabnya sebagai petugas makam dengan ikhlas.

"Untuk down berkelanjutnya sih tidak karena ini tugas dan tanggung jawab.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved