Hadirkan Varian Tempe Kencur, Kunyit, Kayu Manis, Pesanan Agus Tempe Naik 2 Kali Lipat
Hal ini lantaran ia ingin mengubah stigma masyarakat bahwa tempe tak selalu menggunakan kedelai
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, PONDOK MELATI - Ada varian tempe herbal, pesanan tempe di Agus Tempe meningkat dua kali lipat.
Di tengah pandemi corona, empon-empon dipercaya sejumlah masyarakat dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Untuk itu selama wabah corona, kunyit, kayu manis, jahe dan sejumlah bumbu dapur lainnya laris di pasar.
Selain empon-empon, tempe dengan campuran bahan tersebut rupaya turut laris dan banyak dipesan.
Agus Tempe yang terletak di Gang Sawo, Pondok Melati, Kota Bekasi menjadi satu diantara yang memproduksi tempe herbal tersebut.
Pada mulanya, di tahun 2012 lalu, Agustinus Priyanto (65) selaku pemilik Agus Tempe hanya memproduksi tempe organik dari kacang koro.
Hal ini lantaran ia ingin mengubah stigma masyarakat bahwa tempe tak selalu menggunakan kedelai. Namun, kacang koro pun bisa menjadi bahan baku pembuatan tempe.
Sementara organik dipilihnya karena ia menyadari pentingnya makanan organik untuk kesehatan tubuh.
Banyaknya pesanan yang masuk hingga permintaan tempe kedelai organik, membuatnya memproduksi tempe tersebut di tahun 2015.
Hingga akhirnya di tahun 2017 lalu, ia membuat suatu gebrakan dan inovasi dengan menghadirkan enam varian tempe kedelai organik.
Yakni tempe kencur, tempe kunyit, tempe kayu manis, tempe kelor stevia, tempe spirulina (ganggang laut) dan tempe keju.
"Sebelum pandemi (corona), Agus Tempe sudah buat varian tempe itu," kata Agus di lokasi, Rabu (15/4/2020).
Menurutnya, sejak hadirnya keenam varian tersebut, tempe kencur paling laris dan banyak dipesan.
Namun, setelah pandemi corona, empat varian tempe yakni, kencur, kunyit, kayu manis dan kelor stevia banyak dipesan.
"Sebelum orang ribut masalah herbal saya sudah bikin dulu tempe herbal. Memang saya enggak bisa menyebutkan manfaat tempe kunyit apa, karena harus ada lab testnya. Namun empat varian tadi permintaannya tinggi," lanjutnya.
Kendati demikian, Agus menuturkan pemasok keempat bahan tersebut tak menyanggupi permintaan harganya yang melambung tinggi.
Untuk itu, selama pandemi corona dirinya mencari pemasok lain.
"Supplier kencur kunyit kayu manis dan kelor skrg sudah angkat tangan. Akhirnya saya alternatif," katanya.
Hal ini ia lakukan agar harga tiap bungkus tempenya tetap sama ditengah harga bahan bakunya yang melambung tinggi akibat wabah corona.
"Saya bukan orang kaya, tapi saya harus peduli dengan situasi ini. Untuk itu, selama 3 tahun terakhir harga tak berubah di Agus Tempe," ungkapnya.
Omset
Permintaan yang meningkat selalu disyukuri oleh Agus. Pesanan ditengah wabah diakuinya meningkat dua kali lipat.
"Ya ditengah pandemi, pesanan meningkat 100 persen," ujarnya singkat.
Bila dihari biasa pesanan yang masuk sekitar 150 sampai 300 bungkus. Selama pandemi corona, perharinya pesanan berkisar 200 sampai 400 bungkus.
• Satpol PP Ancam Tutup Perusahaan yang Langgar Aturan PSBB di DKI
• PSBB di Jakarta, 5 Perusahaan Ditutup Pemprov DKI Jakarta
• Ridwan Kamil Pantau Langsung PSBB di Depok, Sebut Masih Banyak Warga yang Keluyuran
Untuk itu, omset perbulan Agus mencapai puluhan juta.
"Pas pandemi omset perbulannya sekira Rp 40 juta dan bersihnya Rp 20 juta," katanya.
Saat ini, Agus hanya berharap pandemi corona segera berlalu. Sebab, hal tersebut berdampak pada pengiriman kedelai organik yang sulit didapat akibat pemberlakuan lockdown.