Antisipasi Virus Corona di DKI
Imbas Corona, Anies Sebut Jumlah Penumpang TransJakarta, MRT, LRT Merosot
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, terjadi penurunan signifikan jumlah pengguna moda transportasi umum sejak mewabahnya virus corona.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, terjadi penurunan signifikan jumlah pengguna moda transportasi umum sejak mewabahnya virus corona (Covid-19).
Hal ini disampaikan Anies saat teleconference dengan Tim Pengawas Penanganan Covid-19 DPR RI pada Kamis (16/4/2020) sore.
"Pengguna kendaraan umum di Jakarta yang dikelola Pemprov DKI Jakarta itu mengalami penurunan yang sangat signifikan," ucapnya, Kamis (16/4/2020).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mencontohkan, rata-rata jumlah penumpang TransJakarta per harinya saat ini hanya mencapai 91.000.
Padahal, rata-rata jumlah penumpang moda transportasi unggulan di Jakarta itu bisa mencapai 950 ribu hingga satu juta per harinya dalam keadaan normal.
"Semenjak 1 April, (pengguna TransJakarta) tinggal 103 ribu. Lalu, hari kemarin itu tinggal 91 ribu. Artinya, sudah tinggal 9 persen dari normalnya penumpang TransJakarta," ujarnya.
Kemudian, rata-rata jumlah pengguna MRT juga mengalami penurunan cukup signifikan, dimana saat ini hanya menyisakan 5 persen dari kondisi normal.
"MRT itu penumpangnya sekira 85.000 sampai 90.000 . Bahkan, kadang-kadang bisa 100 ribu. Tapi sekarang rata-rata penumpang MRT hanya 5.000 penumpang," kata Anies.
• Anies Baswedan: 100 dari 190 RS di Jakarta Rawat Pasien Positif Covid-19
• Mancing Jadi Solusi Petugas Makam TPU Tegal Alur Melepas Penat
"Bahkan, LRT saat ini tinggal 200-an orang per hari," sambungnya.
Penurunan rata-rata jumlah penumpang tiga moda transportasi unggulan di Jakarta ini tak terlepas dari kebijakan pembatasan angkutan umum dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19).
Pembatasan yang dimaksud ialah dengan mengurangi jumlah penumpang hingga 50 persen dari kapasitas maksimum angkutan umum dan juga memangkas jam operasianl ketiga angkutan massal tersebut.
"Kendaraan umum itu makin dijarangkan. MRT sekarang beroperasi hanya setiap 30 menit dan berhenti di 4 sampai 6 stasiun saja. Jadi pembatasan itu kita lakukan di semua kendaraan umum yang kita operasikan," tuturnya.