Virus Corona di Indonesia

Periode Paling Menyakitkan Wali Kota Bekasi: Bangkit dari Banjir Awal Tahun Hingga Diterjang Corona

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyebutkan, kas daerah yang saat ini tersisa hanya tinggal Rp25 miliar.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Yusuf Bachtiar
Wali Kota Bekasi di Kantor Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bekasi, Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Pandemi virus corona yang sedang melanda dunia membuat iklim kehidupan sosial, politik hingga ekonomi berubah drastis. Di Indonesia, wilayah Jabodetabek bisa dikatakan yang paling parah terpapar virus mematikan asal Kota Wuhan, China.

Kota Bekasi yang berbatasan langsung dengan Ibukota turut jadi pusat penyebaran pandemi. Wali Kota Bekasi bersama seluruh kepala daerah sepakat menyurati pemerintah pusat menyelenggarakan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Babak baru penanganan penyebaran virus corona dimulai, PSBB meliputi beberapa aspek utama diantaranya, menutup aktivitas sekolah, perkantoran hingga membatasi moda transportasi guna menekan pergerakan orang.

Sebelum PSBB diberlakukan, Kota Bekasi dan beberapa daerah lain menerapkan kebijakan yang hampir kurang lebih sama dengan PSBB.

Dampak dari itu semua kini mulai terasa, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi bahkan berulang kali mengatakan, pendapatan daerahnya menurun drastis akibat pandemi yang tak kunjung usai.

Di tengah kesulitan ini, sosok pria yang akrab disapa Pepen bisa jadi merupakan orang paling diharapkan menjamin keselamatan dan kesehatan 2,4 juta penduduk warga Kota Bekasi.

Aktivitas Rahmat Effendi selama pengamganan Pandemi Covid-19 banyak dihabiskan di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi yang beralamat di Jalan Jenderal Ahmad Yani Kota Bekasi.

Lapangan sepak bola itu kini disulap menjadi Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bekasi, terdapat fasilitas seperti ruang perawatan darurat hingga kantor tempat sang wali kota menjalankan roda pemerintahan.

Sejumlah kalangan menilai, Pandemi Covid-19 merupakan ujian kepemimpinan para pemangku kekuasaan.

Tak terkecuali bagi para pemimpin daerah seperti wali kota, Rahmat Effendi merupakan wali kota terlama yang memimpin daerah di timur Jakarta tersebut.

Tahun ini merupakan masa periodisasinya yang kedua setelah sebelumnya memimpin selama delapan tahun, tiga tahun sebagai wali kota pengganti, lima tahun saat memenangkan pencalonan sebagai wali kota periode 2013-2018.

"Kalau kita punya keyakinan pasti itu Allah selalu memberikan ujian kepada kita, tantangan sampai sejauh mana kearifan orang dalam menerima ujian itu. Tapi inikan, ujian bukan hanya di Indonesia saja, ini ujian kan dunia," kata Rahmat kepada TribunJakarta.com.

Pandemi Covid-19 kata dia, sudah meluluhlantakkan sejumlah aspek kehidupan mulai dari ancaman kesehatan hingga ekonomi. Rahmat menilai, virus corona sudah benar-benar menimbulkan kepanikan yang luar biasa bagi seluruh umat manusia.

"AS (Amerika Serikat) yang begitu kuat ekonominya, kepatuhan masyarakat sudah sangat tinggi masih terkapar, ini artinya ujian untuk umat yang ada dan saya enggak tahu virus ini dari mana karena kita enggak pernah lihat bentuknya gimana, yang jelas sudah ada 60 lebih warga kita walaupun dinyatakan meninggal karena penyakit khusus atau benar-benar positif (Covid-19)," jelasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved