Antisipasi Virus Corona di DKI

PSBB Diperpanjang Hingga 22 Mei, Begini Tanggapan Imam Besar Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal sekarang, mengganti salat Jumat dengan salat Zuhur, bertujuan mencegah virus corona

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT
Gedung Masjid Istiqlal yang terletak di wilayah Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Senin (20/4/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pemprov DKI Jakarta resmi memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 22 Mei 2020.

Sebelum periode PSBB kedua ini, pihak Masjid Istiqlal telah menyatakan tidak menggelar buka puasa bersama dan tarawih.

Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, mengatakan hal ini demi memutus rantai virus corona Covid-19.

Karenanya, pria yang akrab disapa Nasaruddin menyatakan menjaga kesehatan sangatlah penting.

"Memelihara kesehatan itu wajib," kata Nasaruddin, saat dikonfirmasi, Kamis (23/4/2020).

"Kalau tidak ada perkembangan (selesainya virus corona), kita menunggu sampai ada pengumuman para ulama," sambungnya.

Nasaruddin pun mengatakan Masjid Istiqlal masih proses pemugaran.

"Sisi lainnya, selama PSBB ini, Masjid Istiqlal pun masih proses pemugaran," ujarnya.

"Jadi, dikhawatirkan jemaah yang melakukan kegiatan keagamaan terkena debu. Bahan-bahan bangunan juga masih diletakkan di beberapa sudut masjid," sambungnya.

Dia menegaskan, pihak Masjid Istiqlal akan mentaati kebijakan pemerintah menyoal peniadaan buka puasa dan tarawih.

"Pemerintah dan MUI telah mengimbau agar tarawih dilakukan sendiri (di rumah)," ucapnya.

"Ya, agar bisa bersama keluarga dan lebih khusyuk," tutup dia.

Soal Ibadah di Rumah saat Wabah, Imam Salat Masjid Istiqlal: Baca Ayat 59 Surat An Nisa

Husni Ismail, imam salat Zuhur sekaligus pengelola Masjid Istiqlal, mengatakan ayat Al-Quran yang menjelaskan umat Muslim dapat beribadah di rumah ketika dilanda wabah.

Husni menjelaskan, satu di antara ayat Al-Quran ini adalah surah An-Nisa, ayat 59.

"Tentu. Apalagi kita kan ada ayat 59 surah An-Nisa, yang memerintahkan, taat kepada Allah, taat kepada Rasul, dan taat kepada ulil amri yang mengurus urusan di tengah-tengah kita," kata Husni, seusai salat Zuhur, di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (20/3/2020).

Pada Jumat itu, Masjid Istiqlal mengganti salat Jumat dengan salat Zuhur sampai dua pekan ke depan.

Hal ini dilakukan guna mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.

Husni juga menjelaskan, sejumlah negara yang mayoritas penduduknya umat Muslim mengimbau sembahyang di rumah.

"Kita juga melihat bagaimana kondisi di Masjidil Haram dan di Nabawi cukup lengang," kata Husni.

"Tidak banyak manusia seperti hari-hari biasanya. Nabi menganjurkan, kalau ada penyakit menular, maka larilah sekencang singa berlari menghindar," sambungnya. 

Sejarah Nabi Hadapi Wabah pada Zamannya

Apa yang dilakukan Masjid Istiqlal sekarang, mengganti salat Jumat dengan salat Zuhur, bertujuan mencegah virus corona.

"Di zaman itu, Nabi Muhammad SAW menyuruh Bilal (sahabatnya, red) untuk mengubah lafaz azan hayya 'ala sholah dengan shollu fi rihalikum," kata Husni seusai salat Zuhur di Masjid Istiqlal.

"Sholatlah kalian di rumah masing-masing. Ketika terjadi wabah, nabi menyarankan siapa yang berada di luar wilayah wabah itu menyebar, jangan pernah masuk ke wilayah itu," sambung dia.

"Juga siapa yang berada di dalam wilayah itu, jangan keluar dari wilayah itu. Jadi itu diputus mata rantainya. Itu nabi yang mencontohkan dan melakukannya."

Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, para sahabatnya pun meneruskan ajarannya itu.

Satu di antara sahabat, yakni Umar bin Khattab.

"Ini dilakukan oleh para sahabat setelahnya. Jadi Umar bin Khattab juga melakukan hal yang sama," kata Husni.

Pada zaman itu, kata Husni, Umar bin Khattab bersama para sahabat sedang menuju ke Tanah Syam yang saat itu sedang dilanda wabah penyakit.

"Umar menunda perjalanannya dari dari Madinah. Padahal perjalanan dari Madinah menuju Syam sudah cukup jauh, dan kembali ke Madinah," ucap Husni.

Di antara yang ikut, ada sahabatnya yang memprotes kenapa rombongan Umat lari dari takdir.

Pemuda Anggota Gangster Georgia Belajar Buat Senjata Tajam Secara Autodidak

Kebakaran di Sunter, Ibu dan Anak Meninggal Dunia Karena Terbakar dalam Posisi Berpelukan

Cerita Yusuf Saat PSBB di Bekasi: Jual Garam Keliling, Hanya Dapat Uang Rp 20 Ribu Sehari

"Alasannya Umar, kita lari dari takdir yang jelek dan menuju takdir yang baik," lanjutnya.

"Kalau kita membawa ternak, ke dalam taman. Ada yang rumputnya hijau dan tandus, kita akan pilih yang mana."

"Tentu kita akan pilih yang subur, itu pilihan kita untuk takdir yang baik," terang Husni.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved