Sisi Lain Metropolitan

Cerita Mimin Selama Pandemi Covid-19: Anak di PHK, Jualan Tak Laku Hingga Buah Membusuk

Saat usahanya sedang terpuruk, Siti Amirah (66) mendapatkan cobaan baru di tengah pandemi Covid-19

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Mimin, penjual buah saat ditemui di kediamannya di Jalan Raya Condet, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (27/4/2020) 

Pasalnya, selama belasan tahun ia sudah terbiasa berjuang sendiri dan tak didampingi sang suami.

Meski tak mengingat tahun berapa, Mimin menuturkan perlakuan suaminya menjadi alasannya untuk kabur dari rumah kala itu.

"Saya kabur dari rumah di Bekasi. Dulu kan saya tinggal di sana. Suami saya itu kasar dan sering melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Saya takut kenapa-kenapa makanya kabur," ungkapnya.

"Yang saya ingat, saya kabur pas anak pertama baru menikah, saya pergi dari rumah ke sini (rumah peninggalan orang tua) sama Yusuf karena saya takut kenapa-kenapa," ungkapnya.

Selanjutnya, ia berjualan guna membiayai sekolah anak bungsunya.

Jatuh bangun sudah ia rasakan sedari dulu dalam dunia usaha.

Mulai dari berjualan gado-gado dengan gerobak, es buah, membuka warung sembako hingga berjualan buah pernah ia rasakan.

"Demi anak-anak saya sudah jatuh bangun. Jualan apa aja juga pernah. Sampai jualan pakai gerobak juga pernah dan terakhir saya jualan buah di sini," ungkapnya.

PMI Jelaskan Penanganan Jenazah Covid-19, Minta Masyarakat Tak Khawatir

Sama-Sama Mantan Ariel Noah, Luna Maya & Shopia Latjuba Bahas Kegagalan Asmara: Aku Tinggalkan Luka?

Pasutri di Semarang yang Siksa ART Hingga Babak Belur Ditangkap

Buah sering tak laku

Meskipun sudah lama berjualan buah, sejak wabah virus corona atau Covid-19 serta PSBB usahanya ikut terdampak.

Buah-buahan yang ia beli sendiri di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur kerap tak laku.

Padahal, modal untuk berjualan acap kali ia pinjam dari tetangganya.

"Modal ya seadanya. Sebab untuk beli buah minimal saya harus punya uang Rp 500 ribu. Kalau kurang ya ngutang," jelasnya.

Bila di hari biasanya dalam waktu tiga hari ia pasti belanja, untuk saat ini ia jarang sekali belanja.

Sebab, banyaknya buah yang masih terpajang di depan rumahnya belum habis terjual dan modalnya pun belum kembali.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved