Viral di Medsos

Jual Rugi 1000 Boks Masker karena Butuh Duit Malah Dibully, Pemilik: Salah Saya Apa?

Seorang wanita terpaksa merugi dengan menjual masker lebih murah karena sedang butuh uang, tapi malah kena bully netizen.

Editor: Y Gustaman
Tangkapan Layar kompas.com
ILUSTRASI: Barang bukti masker yang berhasil diamankan polisi dari tangan komplotan pencuri masker dari gudang farmasi RSUD Pagelaran Cianjur, Jawa Barat. Tiga orang diantaranya merupakan pegawai RS setempat. (KOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN) 

TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang wanita terpaksa jual rugi maskernya karena sedang butuh uang, tapi malah kena bully netizen.

Wanita tersebut menawarkan dan berharap membanting harga maskernya melalui akun Twitter @ganghwacho23.

Tak sedikit, tapi masker yang ia jual sangat banyak.

Alih-alih mendapat simpati, si wanita malah menjadi bulan-bulanan netizen.

Penghuni dunia maya menganggapnya sebagai karma karena menimbun masker dalam jumlah besar.

Bahkan hal ini sempat menjadi trending di Twitter dengan hastag #jualrugi.

Pemilik akun @ganghwacho23 mengunggah dua foto barang dagangannya.

Ia menuliskan caption:

Twitter please do your magic.

JUAL RUGI masker Multi One Plus, 150 ribu/box isi 50. Ada 25 karton, 1 karton 40 box.

Plis, jual murah, lagi butuh duit bgt, habis kena musibah.

Itu saya udah rugi, belinya 185 ribu.

Kirim via JNE, J&T. COD oke wilayah Malang. Minat DM.

@infomalang'

Dalam foto pertama nampak satu box masker Multi One Plus dengan isi 50 pieces.

Sedangkan dalam foto kedua, ada tumpukan karton kardus masker dengan jumlah 25 karton.

Ia juga menuliskan jika sedang membutuhkan uang sehingga menjual masker-masker tersebut.

Alih-alih banyak yang membeli, unggahan ini malah mendapatkan hujatan dan bullying dari netizen.

Banyak netizen yang malah mendoakan dagangan wanita ini tidak laku.

Mereka beralasan si wanita ini sudah menimbun masker di tengah wabah virus corona atau Covid-19.

sparklydust_: Jujur, baru sekalinya doain yang buruk buat orang lain: ngedoain biar cepet2 ada barang subtitusi utk memenuhi kebutuhan masker, jadi org yg jualan masker dgn harga yg sangat tidak wajar pas awal pandemi covid-19 akhirnya gak laku dan merugi :)

firdamalya: Azab penimbun masker. Ga tega ngeluarin même nya tapi semoga si penjual sadar dan mo nyumbangin untuk yang membutuhkan.

Ada juga netizen yang iseng menghitungkan jumlah kerugian yang dialami wanita tersebut.

Fredibunzy: "Mba aku bantu itung yah mba mumpung aku lgi baik.
1 karton @ 40box di kali 25 kart>
Kalo misal nih misal harga beli anggep aja harga jua yg kata mba rugi yaitu 1 box 150k jadi 150k x 1k box = 150jt... Tuh mba totalan ruginya kalo gak kejual...semoga gk kejual, aminn"

Netizen juga mengirmkan meme tentang azab orang yang menimbun masker di kolom komentar unggahan tersebut.

Tak terima merasa tersudutkan dengan bullyan netizen, wanita ini membela diri dengan mengunggah sejumlah tweet.

Ia merasa diperlakukan tidak adil.

Si wanita berpendapat selain dirinya masih banyak yang jualan masker juga tapi kenapa hanya dia yang dibully.

"Buat kalian semua yang ngebully saya, asal kalian tau ya, yang jual masker dan berbagai alat medis lainnya itu banyak."

"Bukan cuma saya saja. Saya sudah mendingan mau jual harga segitu."

"Ga ada yg jual masker merk Multi One Plus semurah itu.

#salahsayaapa"

Ia juga membela diri jika hanya menjual masker biasa.

Bahkan, ia menegaskan dengan menyebut jenis maskernya bukan masker N95 yang dibutuhkan oleh tenaga medis.

Namun netizen terus menghujat wanita ini dan mendoakan supaya tidak laku.

Tetapi ada juga netizen yang menyarankan wanita ini untuk menyumbangkan masker-masker tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan.

Unggahan ini pun sudah mendapat 18,6 ribu komentar netizen dan diretweet sebanyak 3,1 ribu. 

"Saya cuma nyoba cari rejeki. Dari pemerintah juga gak ngelarang.

Trus kenapa nyalahin orang jualan.

Kecuali pemerintah ngelarang, ya saya stop jualan.

#salahsayaapa," katanya.

Ia bercerita sampai saat ini ada sejumlah orang yang menanggapi iklan dagangan masker.

Hanya saja ketika ditanggapi serius, ia malah kena prank.

"Udah banyak banget yang DM. Beberapa saya tanggepin serius, bahkan ada yang udah janjian COD.

Tapi terakhirnya malah ujung-ujungnya ngeledek atau nyukurin. Kalian ini gak punya hati ya.

#salahsayaapa," katanya.

Ia mengaku hanya ikut-ikutan menjual masker.

"Saya cuma ikut-ikutan saja jualan masker. Namanya juga usaha.

Ada teman yang nawarin. Katanya dia baru ambil satu kontainer di Tanjung Perak?

Kalau emang jualan masker ilegal, kenapa kontainer dia bebas masuk?

#salahsayaapa," katanya.

Harga Masker Sudah Normal

Melansir Kompas.com, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengungkapkan, normalnya harga masker dan hand sanitizer merupakan bentuk wujud demand (permintaan) dan supply (pasokan) yang sudah seimbang.

"Kalau harga fundamentalnya cuma lokal, kalau demand dan supply relatif sudah seimbang, maka harga akan kembali normal," ujar Enny saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/4/2020).

Awal-awal harga masker mengalami lonjakan tinggi karena Pemerintah Indonesia mengekspor masker ke China di mana saat itu jumlah kasus terinfeksi virus corona mengalami peningkatan tajam

Tetapi, saat pemerintah sibuk mengekspor masker, mereka lalai bahwa virus corona dapat masuk ke Indonesia.

Oleh karena itu, pasokan masker menjadi sedikit dengan jumlah permintaan stok masker terus mengalami peningkatan.

Hal inilah yang menyebabkan harga masker di Indonesia melonjak naik.

"Tapi beriring dengan waktu, ada proses produksi pasokan menjadi meningkat lagi, jadi tidak hanya masker dalam kodisi normal, proses produksi juga membutuhkan waktu," terang Enny.

Menurutnya, kenormalan harga tidak hanya terjadi pada produk masker, namun produk-produk lain di mana permintaan dan adanya pasokan melimpah yang membuat harga turun.

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Curhat Penimbun Jual Rugi Masker Multi One Plus, Diajak COD Ternyata Hanya Prank: Salah Saya Apa

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved