Virus Corona di Indonesia
PT Angkasa Pura Pangkas Pemakaian Listrik Sampai 46 Persen di Semua Bandara yang Dikelola
Pandemi Covid-19 berdampak pada industri penerbangan nasional dan global, jumlah penumpang pesawat dan lalu lintas pergerakan pesawat turun.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Pandemi Covid-19 berdampak pada industri penerbangan nasional dan global.
Di mana jumlah penumpang pesawat dan lalu lintas pergerakan pesawat mengalami penurunan drastis.
Upaya pencegahan penyebaran Covid-19 yang paling utama memang melalui social distancing.
Setiap orang diimbau untuk tetap berada di rumah serta tidak melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang.
Sejalan dengan itu, sejumlah wilayah di Indonesia telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) guna menekan penyebaran virus.
• GOR Pasar Minggu Jakarta Selatan Sudah Tampung 20 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Adapun sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. 25/2020, seluruh penerbangan komersial yang mengangkut penumpang di rute domestik hingga saat ini dilarang beroperasi.
Terutama di wilayah yang telah menerapkan PSBB dan wilayah berstatus zona merah.
Di dalam merespons kondisi ini, PT Angkasa Pura II melakukan penghematan biaya operasional di 19 bandara yang dikelola.
Director of Engineering PT Angkasa Pura II Agus Wialdi mengatakan salah satu fokus saat ini adalah menghemat biaya operasional sekaligus memastikan bandara tetap beroperasi untuk menjaga konektivitas transportasi udara nasional.
"Bandara PT Angkasa Pura II saat ini beroperasi dengan lebih sederhana dibandingkan kondisi normal, menyesuaikan juga dengan traffic penumpang dan penerbangan," kata Agus Wialdi dalam keterangannya, Senin (4/5/2020).
Ia melanjutkan implementasi penghematan operasional antara lain seperti di Bandara Soekarno-Hatta yakni menghentikan sementara operasional Skytrain.
Fasilitas pun diganti menggunakan shuttle bus sebagai transportasi publik antar terminal.
Saat ini, Transit Oriented Development (TOD) di Soekarno-Hatta juga ditutup di mana selain bisa menghemat juga guna mendukung physical distansing.
"Secara umum, penghematan biaya operasional terbesar adalah di penggunaan listrik. Kami melakukan penghematan penggunaan listrik di seluruh bandara hingga sekitar 46 persen," terang Agus Wialdi.