Karena Alasan Ini, Apple dan Google Larang Penggunaan Data GPS di Aplikasi Lacak Corona
Menurut Apple dan Google, pihak yang boleh menggunakan fitur pelacak lokasi dalam contact tracing adalah yang berwenang
TRIBUNJAKARTA.COM- Apple dan Google melarang penggunaan fitur pelacak lokasi di aplikasi contact tracing yang sedang dikembangkannya, untuk mengurangi penyebaran virus corona.
Menurut Apple dan Google, pihak yang boleh menggunakan fitur pelacak lokasi dalam aplikasi contact tracing itu hanyalah pihak yang berwenang atas masalah kesehatan saja.
Kebijakan itu dibuat Apple dan Google karena kekhawatiran yang muncul di tengah masyarakat, bahwa data lokasi akan dikumpulkan oleh pemerintah masing-masing negara.
Menurut kedua raksasa perusahaan teknologi itu, sistem mereka hanya menggunakan sinyal Bluetooth untuk mendeteksi kontak, tidak menggunakan atau menyimpan data lokasi GPS.
Keputusan tidak memakai data GPS dalam sistem contact tracing yang dikembangkan Apple dan Google, juga disebabkan karena sinyal GPS bisa membuat daya baterai cepat habis jika dibiarkan terus menyala.
Saat ini, sudah ada beberapa pengembang aplikasi yang membuat sistem pelacak Covid-19 mereka sendiri, tanpa menggunakan sistem yang dibuat oleh Google dan Apple.
Sebagian dari mereka ada yang mengumpulkan data GPS, ada pula yang hanya mengandalkan Bluetooth.
"Kalau pendekatan mereka (Apple dan Google) lebih efektif dibandingkan solusi buatan kami, maka kami dengan senang hati akan menyertakannya dalam aplikasi kami yang sudah ada," ujar perusahaan software Twenty.
Dikutip KompasTekno dari GadgetsNow, Rabu (6/5/2020), ahli keamanan juga telah mengingatkan bahwa jika data lokasi GPS yang berkaitan dengan kondisi kesehatan ini bocor, maka bisa merugikan baik bagi individu maupun bisnis.
Sebelumnya, Apple dan Google menyatakan bakal membuat sistem pelacak Covid-19 yang akan disebar ke ponsel Android dan iOS.
Kini, tools untuk melacak penyebaran virus tersebut kabarnya sudah disebar ke berbagai lembaga kesehatan dunia, sehingga lembaga-lembaga tersebut bisa mengembangkan aplikasi pelacak Covid-19, baik di platform Android maupun iOS.
Apple dan Google juga bakal membatasi hanya boleh ada satu aplikasi contact tracing di suatu negara, yang menggunakan sistem mereka. Hal ini guna meminimalisir fragmentasi, serta agar adopsinya lebih luas.
Sistem Pelacak Covid-19 dari Google Akan Disebar ke Ponsel Android
Google membangun sistem pelacak Covid-19 yang dikembangkan bersama dengan Apple. Belakangan, Google memastikan bahwa sistem ini akan disebar ke ponsel-ponsel Android melalui Google Play Services.
Dengan kata lain, ponsel Android akan mendapat sistem pelacak tersebut dengan update via Google Play.
Nantinya update ini akan tersedia untuk ponsel yang menjalankan OS Android 6.0 Marshmallow atau yanng lebih baru.
Play Store adalah platform ideal untuk menyebar update ke banyak ponsel Android sekaligus. Sebab, pembaruan dari vendor perangkat kerap tertunda dan bergantung pada kecepatan masing-masing pabrikan.
Dihimpun KompasTekno dari The Verge, Rabu (15/4/2020), Google mengatakan update untuk menanam sistem pelacakan Covid-19 berbasis koneksi Bluetooth ini akan disalurkan dalam dua tahap.
Pertama adalah peluncuran Application Programming Interface (API) yang akan dilakukan bulan depan. Kemudian, tahap kedua berupa penerapan API ke dalam sistem operasi.
• Penjelasan Dishub DKI Soal Kategori yang Diizinkan Menggunakan Transportasi
• Kasus Yotuber Beri Makanan Sampah: Terancam 12 Tahun Penjara, Dugaan Polisi pada Orang Tua Ferdian
• Pengupas Kerang Hijau di Muara Angke Ikut Rasakan Dampak Pandemi Covid-19
Ada satu masalah karena ponsel-ponsel Android Huawei tidak bisa menggunakan layanan Play Store lantaran masuk daftar hitam entity list pemerintah AS. Demikian juga ponsel-ponsel Android di China yang sejak lama tidak memakai layanan Google.
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Apple dan Google Larang Penggunaan Data GPS di Aplikasi Lacak Corona
dan
Sistem Pelacak Covid-19 dari Google Akan Disebar ke Ponsel Android