Siswi SMP Dibunuh Hingga Ditemukan Tinggal Kerangka di Kebun, Kasus Berawal dari Utang Rp 250 Ribu
Polisi berhasil mengungkap kasus penemuan kerangka manusia di sebuah perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Betara
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Polisi melakukan penyelidikan termasuk menelusuri akun media sosial Inah.
Kapolres menjelaskan, pelaku pembunuhan ditangkap dari like Facebook-nya ke akun Facebook Inah.
"Kita ketahui tersangka, dari penelusuran Facebook korban.
Kita cari like-like di FB korban, dan yang sering ngelike adalah tersangka, kita curigai dan kita cari, dan tersangka mengakui telah membunuh korban," sebut dia.
Tersangka diketahui baru satu minggu berkenalan dengan Inah.
Pembunuh adalah sopir
Guntur mengemukakan, pembunuh Inah adalah seorang sopir berinisial FR (21).
FR adalah warga Dusun Sungai Nyiur, Desa Karya Maju, Kecamatan Pangabuan, Tanjabbar, Jambi.
FR diamankan di rumahnya oleh pihak kepolisian.
Saat ditangkap, polisi juga menyita sejumlah barang seperti HP milik korban, uang Rp 5.000, cincin dan kunci motor korban.
"Kata tersangka motor korban ditinggal di kebun itu. Tapi di TKP tidak ada, kita temukan hanya ada kunci motornya.
Ini yang akan kita selidiki dan kita kembangkan," ungkap Guntur.
• Polemik Menkeu Soal Bansos DKI, Wakil Ketua DPRD: Kalau Pemprov Gagal, Pemerintah Pusat Juga
• TERBARU Daftar Harga Ponsel Samsung di Bulan Mei 2020: Dari Rp 1 Juta hingga Rp Rp 21 Jutaan!
• Batalkah Puasa Jika Berkumur dan Gosok Gigi di Siang Hari? Berikut Penjelasannya
• Sopir Nekat Bunuh Siswa SMP Gara-gara Uang Rp 250 Ribu, Pelaku: Sakit Hati Sama Perkataannya
• Diskon Besar-besaran Gramedia Beli Buku Online, Buruan Serbu!
Dilatarbelakangi sakit hati
FR mengaku membunuh Inah pada Februari 2020 lalu, sekitar pukul 15.00 WIB.
Pembunuhan rupanya dipicu utang dan sakit hati.
Inah, menurut pengakuan pelaku, meminjam uang kepadanya.
"Korban meminjam uang kepada tersangka sebesar Rp 250.000. Korban janji untuk mengembalikan uang tersebut dua hari setelah meminjam, tapi korban tidak bisa mengembalikannya," ujar Kapolres dalam jumpa pers, Kamis (7/5/2020).
Saat diajak bertemu dan membicarakan utang, korban disebut mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hati pelaku.
"Dari pengakuan tersangka, ketika membahas soal utang yang tidak bisa dibayarkan, tersangka sakit hati dan kemudian membunuh korban dengan cara mencekik leher korban," ungkap dia.
Inah dicekik hingga tewas kemudian digulingkan ke pinggir kanal di perkebunan sawit. Pelaku lalu mengambil ponsel korban.
Inah kemudian ditemukan warga tinggal kerangka dua bulan kemudian. (Kompas.com/TribunMataram)