Antisipasi Virus Corona di DKI
Kisah Para Petugas Makam Korban Covid-19: dari Pagi hingga Malam, Terik Panas hingga Hujan Deras
Para petugas dinas pemakaman di Tempat Pemakaman Umum Pondok Ranggon, Jakarta Timur, tak henti bergelut dengan pacul dan gundukan tanah merah.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Suharno
Tantangan dalam bekerja bukan hanya menghadapi jenazah covid saja. Imang juga harus siaga di TPU sampai larut malam dan juga dalam kondisi hujan.
Sebab, kedatangan jenazah tak mengenal waktu. Mereka harus serba siap bila ajal memanggil pengidap Covid-19.
Namun, tugas akan lebih berat bila belum ada cadangan lubang galian lantaran melebihi kapasitas lubang yang tersedia.
• Politikus NasDem Bantah Coba Sogok Rp 1 Miliar Siswi SMP yang Diperkosa: Ini Penjelasannya
"Kedatangan jenazah Covid kan enggak mengenal waktu. Dia datang ya datang aja. Bila lubang tidak ada, mau enggak mau kita siapkan," ucap Imang kepada TribunJakarta.com pada Selasa (12/5/2020).
"Hujan pun keujanan. Apalagi ketika malam sudah mandi dan mau pulang, tiba-tiba ada instruksi pimpinan ada kedatangan jenazah lagi, jadi balik lagi ke lapangan," imbuh dia.
Total 119 penggali terbagi ke dalam empat regu, A, B, C, dan D. Selama seminggu, dua tim yang bekerja. Kemudian mereka di-rolling dengan dua tim lainnya.
Imang tergabung di regu A bekerjasama dengan regu B. Dua regu berbagu tugas: ada yang memakamkan jenazah dan ada yang menggali kubur.
Dari fajar menyingsing, hingga matahari terbenam energi mereka terkuras untuk membantu memakamkan jenazah Covid-19.
Mereka sudah mulai datang ke pemakaman umum pukul 07.00 WIB hingga larut malam. Pernah Imang melihat regu lain bekerja sampai pukul 23.00 WIB.
Kendati hujan deras, para petugas pemakaman tetap menjalankan tugasnya.
Mereka pun harus lebih waspada tatkala mengangkat peti jenazah di jalan yang curam dan terbilang licin menuju lubang.
Tak Kenal Waktu
Para petugas makam tak kenal waktu istirahat. Mereka "mencuri" waktu istirahat di sela menggali lubang lain sembari menunggu jenazah berikutnya datang.
"Enggak ada istirahatnya, walau enggak ada jenazah kan kita tetap harus gali lubang," ujar Anan (42), petugas pengangkat peti.
• Liga 1 2020 Dihentikan Sementara, Penyerang Persija Pilih Berkebun dan Bantu Jual Sayuran ke Pasar
Seandainya ambulans mendadak datang, mereka pun sudah harus siap memakamkan sesuai prosedur tetap (protap).