Antisipasi Virus Corona di DKI
Kisah Para Petugas Makam Korban Covid-19: dari Pagi hingga Malam, Terik Panas hingga Hujan Deras
Para petugas dinas pemakaman di Tempat Pemakaman Umum Pondok Ranggon, Jakarta Timur, tak henti bergelut dengan pacul dan gundukan tanah merah.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Suharno
Anan mengakui sempat ada peti jenazah yang tidak dilapisi plastik.
Ia dan rekan-rekan tak berani memakamkan jenazah lantaran berlainan dengan protap.
"Pernah ada, bahkan disuruh pulang lagi (ambulans) karena peti enggak di-wrapping," ungkapnya.
Ikhlas Kerja untuk Ibadah
Di bulan Ramadan ini, para penggali kubur tetap bekerja memakamkan peti jenazah Covid-19.
Keringat mereka bercucuran bekerja di tengah terik matahari yang menyengat kulit.
Bagi mereka yang berpuasa, cobaan bukan hanya soal menahan rasa dahaga dan lapar. Energi mereka cepat terkuras.

Imang tetap puasa sambil bekerja menggali kuburan para korban yang terus berdatangan ke TPU Pondok Ranggon.
Pekerjaan menggali kubur bukan menjadi halangan bagi Imang untuk tetap menjalankan puasa.
• Persiapan Timnas Indonesia Sudah Matang, Bima Sakti Tunggu Hasil Drawing Piala Asia U-16
Ia ikhlas berpuasa seraya bekerja walau dirasa berat juga. Cobaan yang paling dirasakan adalah kelelahan.
Selama bulan suci Ramadan, ia belum pernah membatalkan puasa sebelum waktu berbuka.
"Alhamdulilah sekarang puasa, ya karena sudah kebiasaan. kita puasa sungguh-sungguh ikhlas walaupun dirasa berat. Enjoy aja," ungkap Imang.
Rekan-rekannya yang tidak berpuasa juga saling mengerti dengan petugas yang tetap berpuasa.
Saat siang, rekan-rekan yang tidak puasa berlindung di bawah pepohonan rindang agak jauh dari Imang untuk melepas dahaga.
"Alhamdulilah, teman-teman mengerti kepada mereka yang berpuasa. Mereka lebih toleran," katanya.
Terkadang Imang juga harus merelakan berbuka puasa tidak bersama keluarganya.