Antisipasi Virus Corona di DKI
Klaim Anies 60 Persen Warga di Rumah Tapi Jakarta Macet Lagi, Dishub Beberkan Faktornya
Sejumlah ruas jalan di Jakarta kembali dipadati oleh para pengendara dalam beberapa hari terakhir dan viral di media sosial Instagram.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Sejumlah ruas jalan di Jakarta kembali dipadati oleh para pengendara dalam beberapa hari terakhir dan viral di media sosial Instagram.
Jalan Gatot Subroto, Jalan Raya Pasar Minggu, Pondok Indah, Mampang Prapatan di antara ruas jalan yang menampakkan kemacetan, khususnya pada pagi dan sore.
Apa faktor yang membuat kemacetan muncul lagi, sementara PSBB di Jakarta masih berlangsung sampai 4 Juni 2020.
Padahal Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pernah mengklaim, DKI Jakarta sebagai provinsi di mana 60 persen warganya patuh melaksanakan PSBB.
Klaim ini disampaikan Anies merujuk hasil penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia beberapa waktu lalu.
Penelitian ini mengacu pada pergerakan ponsel masyarakat, di mana warga Jakarta cenderung tetap berada di rumah setelah PSBB.
• Video Larangan Mudiknya Viral, Mbah Minto Buat Najwa Shihab Ngakak Saat Ucap Ini: Saya Gemes Banget
"Di Jakarta hampir 60 persen warganya berada di rumah saja," ucap Anies pada Selasa (19/5/2020).
Angka ini meningkat 20 persen dari sebelum penerapan PSBB, di mana hanya 40 persen warga Jakarta yang tetap berada di rumah.
Dibandingkan provinsi lain di Jawa, Anies mengklaim angka ini jauh lebih tinggi.
Kepatuhan warga Jawa Barat berkisar di angka 49 persen, Banten di angka 48 persen, Jawa Timur 46 persen dan Jawa Tengah 42 persen.
"Di antara seluruh provinsi di Jawa, lompatan di Jakarta paling tinggi," ungkap Anies.
"Artinya apa? Artinya ada keseriusan warga di Jakarta untuk menangkis penularan dengan cara berada di rumah," ungkap Anies.
"Ini adalah satu kerja kolektif yang nanti akan kita lihat dampaknya," sambung dia.
• Sebut Aturan PSBB Tak Pandang Bulu, Wagub DKI: Gubernur Sampai Raja Kalau Melanggar Kena Hukuman
Tingginya angka kepatuhan ini turut mempengaruhi tingkat penyebaran Covid-19 di Jakarta.