Lebaran 2020
Cerita Ria, Bersyukur Masih Bisa Berdagang Online Saat Pasar Tanah Abang Tutup
Setiap pagi ia sudah berangkat dan bekerja hingga sore hari. Namun kegiatan tersebut sempat terhenti sementara
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Operasional Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat sudah ditutup sejak 27 Maret 2020, guna mencegah penyebaran Covid-19.
Hal ini tentunya membuat sejumlah penjaga toko ikut terkena imbasnya. Beberapa dari mereka ada yang tak bekerja, namun ada juga yang bekerja dengan sistem berjualan online.
Ria Resti Afitri (21) contohnya. Ria merupakan penjaga toko pakaian pria di Blok A Tanah Abang.
Pascamelahirkan anaknya, Yusuf, ia bekerja di Pasar Tanah Abang pada awal tahun 2019 lalu.
Setiap pagi ia sudah berangkat dan bekerja hingga sore hari. Namun kegiatan tersebut sempat terhenti sementara akibat Covid-19.
Kendati demikian, Ria termasuk satu diantara penjaga toko yang beruntung. Sebab, toko tempatnya bekerja memiliki sektor online.
Sehingga sejak awal penutupan, ia tetap bekerja seperti biasa.
"Saya hitungannya masih enak. Sebab di tempat saya kerja masih ada online. Karena kan enggak semuanya begitu," katanya kepada TribunJakarta.com, Jumat (22/5/2020).
Di awal pertama berjualan online, Ria mengatakan tak mendapat jadwal masuk secara rutin.
Sepinya pembelian membuatnya masuk kerja hanya tiga kali dalam satu minggu.
"Tapi sempat was-was juga. Soalnya enggak banyak yang tahu kan onlinenya. Ibaratnya biasa ke toko jadi ke online, masih peralihan. Jadi seminggu awal, saya cuma masuk 3 kali aja," jelasnya.
Suami yang bekerja serabutan, kerap membuat Ria kebingungan untuk membeli susu anaknya.
Bagusnya, H+14 pascapenutupan toko, Ria mulai mendapatkan jadwal masuk secara rutin.
"Pas dua minggu itu, mulai masuk terus. Jadi online sudah mulai ramai sampai sekarang. Bisa 100 barang yang diorder perharinya. Makanya dari situ pemasukan keluarga ketutup. Sebab, suami saya kerjanya cuma ojol atau jaga bengkel aja," katanya.
Curhatan sesama penjaga toko
Hingga hari ini, Ria selalu berucap syukur karena masih bisa bekerja meskipun hanya berjualan lewat online.
Sebab, sejumlah rekan penjaga toko lainnya banyak yang mendapatkan nasib kurang beruntung.
"Sebenarnya kalau balik lagi liat teman-teman, pasti saya bersyukur. Sebab dari awal saya was-was keberlangsungan hidup keluarga gimana, teman saya lebih miris lagi. Banyak dari mereka yang kalau curhat pasti bilang enggak bisa bayar kontrakan, beli susu anak dan sebagainya," katanya.
• Beda dengan Anies Baswedan yang Minta Warganya Tak Salat Id Berjamaah, Wali Kota Bekasi Izinkan
• Pemerintah Kota Tangerang Imbau Warga Tidak Gelar Takbir Keliling Karena PSBB Masih Berlaku
• Review Manga One Piece Chapter 980: Kekuatan Scratchmen Apoo Ini Buat Luffy dan Zoro Terluka
"Paling sering, teman curhat enggak bisa lanjut ngekos lagi karena enggak ada penghasilan. Mau pulang kampung nggak bisa, tapi di sini luntang-lantung," ungkapnya.
Cerita seperti itu, menjadi pelajaran untuk Ria dan suaminya. Sesulit apapun kondisinya saat ini, mereka tetap termasuk dalam katagori beruntung.
"Jadi kalau jadi penjaga toko yang besar itu pendapatan hariannya, makanya pas toko tutup, teman-teman pada bingung. Tapi dari cerita mereka, saya belajar banyak juga. Kalau kita harus terus bersyukur dan miliki uang simpanan untuk kondisi seperti ini," pungkasnya.