Lebaran 2020
Kisah Perawat RSUI Kerja di Hari Lebaran: Terharu Lihat Pasien Covid-19 Video Call dengan Keluarga
Ini merupakah kisah perawat Nurhidayat yang bekerja menangani pasien Covid-19 di RSUI saat hari lebaran. Ada momen yang membuatnya terketuk.
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJAKATA.COM, BEJI - Kurang lebih sudah enam tahun Nurhidayat (30) berprofesi sebagai tenaga medis.
Pertengahan 2018 silam, ia memilih Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Beji, Kota Depok, sebagai tempatnya mengabdi hingga saat ini.
Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19, tenaga medis menjadi garda terdepan.
Oleh sebab itu, ia harus siap bertugas meski saat momen Hari Raya Idulfitri 1441 Hijriah yang jatuh pada Minggu (24/5/2020).
"Di RSUI sudah dua tahun lebih, saya bergabung sejak RS UI baru akan dibuka," cerita Nurhidayat.
Sebelumnya, Nurhidayat mengabdi di sebuah rumah sakit swasta lebih dari tiga tahun.
• Gara-gara Diminta Bangun Gubuk Darurat saat Lockdown, Ini Kisah Bocah Temukan Emas 1 Kg Dalam Sprei
"Total sudah kurang lebih enam tahun jadi petugas medis," sambung pria yang akrab disapa Dayat itu saat dihubungi TribunJakarta.com.
Dayat bukan tidak ingin berkumpul dengan keluarga menikmati hari raya Lebaran tahun ini.
Namun, risiko kerjaan sebagai petugas medis harus mengabaikan egonya demi mengurus pasien.
Apalagi saat pandemi Covid-19.
"Inginnya merayakan dengan orang terdekat seperti istri dan anak serta keluarga," ucap Dayat.
"Namun saya sudah mengambil peran sebagai perawat, disini ada hak dan tanggung jawab, serta konsekuensi yang mengikuti."
"Konsekuensi yan saya serta teman-teman tenaga medis hadapi adalah, ya pada hari raya seperti ini ada kemungkinan saya tetap bertugas," ucapnya.
• Cerita Lebaran Petugas Makam untuk Jenazah Protap Covid-19, Tak Bisa Pulang Demi Tugas Mulia
Dayat sudah paham hak dan kewajibannya, serta melayani pasien semaksimal dan seprofesional mungkin.
Tahun-tahun sebelumnya, pria yang sudah dikaruniai dua balita ini biasanya pulang ke kampung halamannya.
"Biasanya sih antara dua, Cirebon dan Purworejo. Kalau saya Cirebon, yang Purworejo istri saya," beber dia.
Dayat menuturkan, ada beberapa momen unik dan haru yang didapatinya ketika tetap bekerja saat hari raya.
Satu di antaranya ketika rasa rindunya menyantap hidangan khas lebaran dapat terobati dengan menu yang disuguhkan pihak RSUI.
"Saya sudah beberapa kali dinas saat hari raya lebaran."
"Mungkin saya tidak bisa mencicipi opor di rumah."
"Tapi, alhamdulillah pihak RSUI menyiapkan makanan khas Idulfitri seperti opor, ketupat, dan yang lainnya," katanya.
Kemudian, momen haru yang cukup mengetuk hatinya adalah ketika para petugas medis dan pasien saling memberi semangat dan menguatkan satu sama lain.
Dayat berujar, satu di antara sejumlah contohnya adalah ketika pasien di ruang isolasi Covid-19 tidak bisa bertemu dengan keluarganya saat Idulfitri.
• Bupati Bener Meriah Mengundurkan Diri Saat Salat Id: Karena Penyakit, Kesaksian Warga, Sikap Golkar
Namun, karena kondisi pasien yang terus membaik dan sudah cukup kuat.
Sehingga, pasien tersebut pun diizinkan untuk menghubungi keluarganya melalui video call.
"Contohnya tadi di ruang isolasi mereka hanya bisa bertemu dengan kami."
"Tapi karena kondisinya (pasien) baik dia bisa beraktifitas menggunakan handphone genggamnya dan video call dengan keluarganya."
"Kita sama-sama saling menguatkan," katanya.
Menurut Dayat, dengan saling menguatkan dirinya berharap pasien pun dapat lekas sembuh dan pandemi ini pun bisa berakhir.
Sedikit bercerita, Dayat berujar ada hal kecil yang sangat berharga dan ia rindukan di Hari Raya Idul Fitri.
Meskipun mungkin hal tersebut dianggap biasa oleh yang lainnya.
• Nia Ramadhani Siapkan Karpet Besar, Ini Doa Ardi Bakrie Rayakan Idul Fitri Saat Pandemi Covid-19
"Biasanya menyiapkan hal-hal khas lebaran seperti makanan dan yang lain."
"Bagi saya pribadi momen itu yang sangat berharga," ucap dia.
TONTON JUGA: