Kenali Jenis Sakit Kepala yang Sering Menyerang, Mana Paling Berbahaya?

Sakit kepala, merupakan penyakit yang sering kali terjadi pada setiap orang.

medicalnewstoday.com
Ilustrasi sakit kepala 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sakit kepala, merupakan penyakit yang sering kali terjadi pada setiap orang.

Baik tua maupun dewasa muda pasti pernah mengalaminya meski dengan sensasi yang berbeda.

Ada yang hanya nyeri di sebelah atau dikenal dengan sebutan Migrain, ada pula yang terasa di seluruh bagian kepala hingga berhari-hari.

Dokter Spesialis Saraf dari Eka Hospital Cibubur, Yonathan Adrian menjelaskan ada tiga jenis sakit kepala yang umum terjadi.

Diantaranya adalah sakit kepala tipe cluster, tipe migrain, dan tipe tegang.

Lalu bagaimana cara mengenalinya?

Sakit kepala tipe cluster cenderung dirasakan pada area belakang mata dan terjadi pada malam hari.

Serangan ini dapat berlangsung dengan durasi yang berbeda-beda. Karena tak nyaman, sering kali membuat penderitanya harus terbangun dari tidur karena sakit yang tak tertahankan.

Biasanya, menurut dr Yonathan sakit kepala jenis ini banyak dialami oleh laki-laki pada usia sekitar 50 tahun.

"Tapi kalau dicek matanya, itu gak ada apa-apa. Minus tidak, masalah seperti belekan tidak, itu murni karena ada sarafnya yang terganggu disana," kata dia dalam sesi webinar Eka Hospital, Rabu (3/6/2020).

Kemudian, sakit kepala yang juga banyak dialami adalah migrain dan sakit kepala tipe tegang.

Dalam kondisi migrain, biasanya rasa sakit berdenyut sangat terasa pada sisi sebelah kepala saja. Entah pada bagian kiri, atau kanan.

Sementara tipe tegang, biasanya terjadi pada era sekitar kepala. Ini merupakan jenis sakit kepala yang paling sering terjadi. Menurut dr Yonathan, sakit kepala tipe tegang bisa dipicu oleh stress yang berlebihan.

"Karena terlalu tegang. Misalnya stress, ada masalah keluarga, gak enak badan, atau lainnya. Ini yang paling sering dikeluhkan," jelas dia.

Berbagai jenis sakit kepala ini, bisa terjadi dengan durasi yang berbeda-beda. Ada yang hanya sebentar atau bertahan hingga berhari-hari.

Untuk mengetahui apakah penyakit yang dialami berbahaya atau tidak sebaiknya segera konsultasikan diri pada dokter.

Namun, menurut dr Yonathan tidak semua sakit kepala bisa terjadi akibat gangguan pada organ dalam kepala itu sendiri.

Ini Teknis Penerapan New Normal di Mal dan Pasar Tradisional Sesuai Kepwal Kota Bekasi

Prediksi Cuaca dari BMKG Besok, Kamis 4 Juni 2020: Waspada Wilayah Ini Berpotensi Hujan Lebat

Beberapa faktor lainnya yang bisa menjadi pemicu antara lain seperti sakit mata, sinusitis, sakit gigi, atau gangguan pada telinga.

"Yang perlu diingat adalah yang bikin sakit kepala gak meski karena ada sesuatu yang ada di kepala seperti otak. Bisa dari banyak hal. Akibat sakit mata, sinusitis, keseleo leher, otot-otot kaku atau tegang itu juga bisa bikin sakit kepala. Penyebab-penyebab itu juga sering ditemukan daripada sakit kepala yang berat seperti tumor otak," ungkap dia.

"Jadi semua yabg ada di area kepala bisa bikin sakit kepala. Gigi bisa, hidung bisa, nata juga bisa. Gak mesti sesuatu yang ada di kepala seperti (gangguan) otak yang bikin sakit kepala," tuturnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved