Sisi Lain Metropolitan
Cerita Heri, Kerap Berganti Profesi Usai Tak Bisa Berjualan di TMII Imbas Penutupan Sementara
Berawal dari menjual buah hasil panen di kampungnya ke Pasar Induk Kramat Jati, Heri mengaku mulai mengenal Ibu Kota
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
Apalagi melihat penjualan ke depannya di lokasi tersebut yang tak pernah sepi pembeli.
Sayangnya, tepat di tahun ini, wabah Covid-19 turut melanda Indonesia dan berimbas pada sejumlah penutupan tempat pariwisata.
Hal ini memaksa Heri memutar otak untuk menghasilkan uang sampai terlintas untuk menjual kacang Bogor.
"Saya bilangnya kacang Bogor. Pas TMII tutup saya jualan itu di Pasar Gardu. Sebab di sana saya diberikan lapak sekira satu meter sama anaknya teman saya yang tahu kondisi saya saat ini," ujarnya.
Tak bertahan lama, stok kacang pun sudah tak ada di Pasar Induk dan Heri terpaksa berganti barang dagangan.
Memanfaatkan momen puasa, ramadan tahun ini, ia memilih berjualan kurma.
Dari dua kardua kurma yang dibelinya, dibungkus kembali oleh Heri dan dijual seharga Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu.
"Dalam hati saya berdoa agar setelah lebaran TMII sudah dibuka. Sebab kan lewat lebaran, kurma sudah kurang diminati," katanya.
Alhasil, harapan tersebut tak terwujud. TMII maupun tempat rekreasi lain tak kunjung dibuka.
Pusing dan mumet membuat Heri sudah tidur. Sampai satu kabar baik datang dan ia bisa bekerja sebagai penjual masker keliling sampai saat ini dengan sistem setor.
"Alhamdulillah ada orang baik. Saya jual masker ini nanti untungnya buat saya. Penghasilan bersih ke saya Rp 70 ribu perhari dapatlah," jelasnya.
Di balik alasan bekerja
Melihat semangat dan kegigihannya, Heri memiliki alasan dibaliknya.
Hal ini lantaran dua anaknya masih bersekolah dan duduk di bangku kelas XII SMK serta 3 SD.
"Saya masih punya dua anak masih sekolah. Makanya kalau enggak cari uang kepikiran anak di rumah mau gimana," katanya.