Sisi Lain Metropolitan
Cerita Atun Tunda Terapi Anaknya Akibat Tunggakan BPJS, Penghasilan Tak Sampai Rp50 Ribu/hari
Miliki tunggakan BPJS, Sri Supriyatun (39) tunda Terapi anak ketiganya. Atun, sapaannya tinggal di salah satu kawasan di Jakarta Timur.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Miliki tunggakan BPJS, Sri Supriyatun (39) tunda Terapi anak ketiganya.
Atun, sapaannya ialah ibu empat anak yang tinggal di salah satu kawasan di Jakarta Timur.
Saat ini, kehidupan keluarganya hanya bergantung pada pemasukan suaminya, Ade Sunarya (48) yang bekerja sebagai pemulung.

Meski penghasilannya tak tentu, baik Atun maupun Ade patut bersyukur karena memulung merupakan pekerjaan yang lebih baik ketimbang sebelumnya.
Ya, dulunya Ade hanyalah kuli proyek.
Bila ada pekerjaan maka ia akan mendapatkan upah. Jika tidak ada maka hari itu ia tak memiliki uang.
Untungnya, keempat anak Ade maupun Atun mengerti kondisi keluarganya dan menerima apa adanya.
Anak pertama dan keduanya pun tetap ke sekolah meskipun tanpa bekal uang saku.
"Ya beginilah kondisinya. Tapi semua harus disyukuri dan enggak boleh ngeluh," kata Atun kepada TribunJakarta.com, Kamis (11/6/2020).

Selain itu, Atun mengatakan salut pada anak ketiganya, M Maulidin (6) atau akrab disapa Wahyu.
Pasalnya, Wahyu memiliki sedikit kekurangan dan membuat perkembangannya jauh lebih lama serta jalan yang tak sempurna namun memiliki semangat tinggi.
Menurut Atun, kondisi Wahyu seperti ini lantaran sewaktu kecil Wahyu kerap kejang-kejang ketika demam tinggi.
Sehingga untuk sembuh total, Wahyu harus mengikuti terapi.
Sayangnya, selepas Wahyu berusia 1,5 tahun, pengobatannya harus berhenti akibat BPJS yang belum dibayarkan.