Sisi Lain Metropolitan

Kisah Pilu Atun, Pemulung yang Lahirkan Anak di Rumah Hingga Diusir dari Kontrakan

Andalkan pemasukan dari menjual botol plastik dan kardus bekas, Sri Supriyatun (39) bagikan kisah pilunya saat melahirkan si bungsu.

TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Keluarga Atun, pemulung yang tinggal di salah satu kawasan di Jakarta Timur, Kamis (11/6/2020) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Andalkan pemasukan dari menjual botol plastik dan kardus bekas, Sri Supriyatun (39) bagikan kisah pilunya saat melahirkan si bungsu.

Atun, sapaannya ialah ibu empat anak yang tinggal di salah satu kawasan di Jakarta Timur.

Sedari dulu, Atun selalu hidup dalam kesederhanaan. Suaminya, Ade Supriyana (48) kala itu hanya bekerja sebagai kuli proyek.

Proyek yang tak menentu berdampak pada minimnya pemasukan dan membuat keluarga Atun kerap tak memiliki uang.

Sampai suatu hari, Ade mengajak Atun untuk berdiskusi perihal keberlangsungan hidup keluarga mereka.

"Gimana kalau aku mulung?" tanya Ade sekitar tahun 2000-an.

"Iya," jawab Atun.

"Kamu malu enggak, kalau aku mulung?" tanya Ade.

"Enggak, saya enggak malu selama kita nggak ambil barang orang," jelasnya.

Keluarga Atun, pemulung yang tinggal di salah satu kawasan di Jakarta Timur, Kamis (11/6/2020)
Keluarga Atun, pemulung yang tinggal di salah satu kawasan di Jakarta Timur, Kamis (11/6/2020) (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Sejak saat itu, keluarga Atun menggantungkan penghasilan mereka dari memulung.

"Sehari paling bagus banget dapat Rp 50 ribu. Ya alhamdulillah bisa buat beli makan sama jajan anak-anak," kata Atun kepada TribunJakarta.com, Kamis (11/6/2020).

Malangnya, suatu hari keluarganya pernah berada dalam kondisi yang Atun sebut sebagai "masa sulit".

Tepat di tahun 2016, Atun sedang hamil besar.

Menjelang persalinan, Atun mengatakan tak memiliki uang sepeserpun.

"Namanya mulung kadang ada kadang enggak. Apalagi makin ke sini makin susah. Paling pilunya pas lagi mau lahiran Dzihni (si bungsu). Seribu rupiah pun saya enggak pegang,"

Keluarga Atun, pemulung yang tinggal di salah satu kawasan di Jakarta Timur, Kamis (11/6/2020)
Keluarga Atun, pemulung yang tinggal di salah satu kawasan di Jakarta Timur, Kamis (11/6/2020) (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

"Sementara ini sudah kontraksi dan air ketuban sudah pecah. Mau enggak mau saya lahiran sendiri sama suami saya di rumah," ceritanya.

Akhirnya, ada saudara dan tetangga yang datang melihat keadaannya.

Tanpa disuruh mereka segera menghubungi dukun beranak untuk membantu membersihkan sang bayi dan memotong ari-ari Dzihni.

"Kakak saya datang tanya saya punya uang apa enggak. Saya jawab enggak punya. Akhirnya dia yang bayarin, kalau enggak salah sekitar Rp 300 ribu. Sebab saya masih punya tunggakan BPJS dan baru bisa ganti ke yang gratis," jelasnya.

Diusir dari kontrakan

Keluarga Atun, pemulung yang tinggal di salah satu kawasan di Jakarta Timur, Kamis (11/6/2020)
Keluarga Atun, pemulung yang tinggal di salah satu kawasan di Jakarta Timur, Kamis (11/6/2020) (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Selain melahirkan seorang diri, Atun juga menuturkan kerap mendapat gunjingan akibat profesi suaminya.

Menurut Atun, profesi suaminya sangatlah riskan.

Sebab, Atun kerap kali mendengar suaminya dituduh beberapa orang sebagai pencuri.

Namun, akibat bukti yang tidak ada, suaminya dilepaskan kembali.

"Omongan enggak enak ya ada. Apalagi kayak gini sering dituduh ambil barang orang. Padahal suami saya enggak ambil," katanya.

Selanjutnya, beberapa hari berselang setelah kejadian itu, ia juga sempat diusir oleh pemilik kontrakan.

"Enggak lama dari situ saya alamin kejadian diusir dari kontrakan karena bulan itu saya enggak bisa bayar. Sampai akhirnya saya numpang tinggal di rumah nenek saya," katanya.

Meski begitu, Atun dan keluarganya pantang menyerah.

Ia tak ingin berpangku tangan dan mengandalkan belas kasih dari saudara-saudaranya.

Update Corona di Depok Kamis 11 Juni 2020 : ODP 3.831, PDP 1.455, Positif 625 Kasus 

Ditegur Ridwan Kamil Soal Pembukaan Tempat Hiburan, Begini Jawaban Wali Kota Bekasi

Kesaksian Tetangga Dengar Adu Mulut Sebelum Satu Keluarga Tewas, Istri Pulang ke Rumah Orangtua

Baginya, selama sang suami masih bisa bekerja, maka ia akan tetap bersyukur atas penghasilan yang diberikan olehnya.

"Tapi enggak apa-apa. Namanya sudah jalan hidup saya. Saya juga enggak mungkin harapin saudara karena mereka juga punya keluarga,"

"Makanya saya harus bersyukur. Enggak boleh ngeluh sama sekali. Apalagi saat ini penghasilan juga lagi susah. Jadi harus banyak sabar dan ikhlas aja," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved