Sedihnya Suami Temukan Jasad Istri Sepulang dari Masjid, Ternyata Dibunuh Anak Kandung Pakai Cangkul
Warso (75) warga Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara ini melihat peristiwa mengenaskan sepulang dari masjid.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM - Warso (79) warga Dusun II Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara ini melihat peristiwa mengenaskan sepulang dari Masjid Al Badar, Selasa (16/6/2020) malam.
Pukul 18:30, Warso pamit pergi ke masjid untuk melaksanakan salat magrib.
Sampai pukul 20:30, Warso baru sampai rumah karena mampir dulu ke rumah keponakannya.
Seperti biasa, ia pun mengetuk pintu rumahnya dan dibukakan oleh anaknya bernama Haris (40).
Namun ada hal yang mencurigakan yang dirasakan Warso.
Biasanya, istri Warso, Parti (75) yang membukakan pintu rumah jika dirinya hendak masuk.
"Pukul 20.30 suaminya pulang dari masjid. Biasanya kan yang membuka pintu istrinya tapi ini yang membuka terduga pelaku," ucap Kepada Desa Bangun Rejo, Misno.
• Nagita Slavina Peluk Jedar yang Nangis Cerita Kisah di Balik Pisang, Raffi Ahmad Ikut Berkaca-kaca
Dikutip TribunJakarta dari TribunMedan, Warso sontak mencari keberadaan istrinya karena belum terlihat.
Tidak ada di kamar, Parti juga tak terlihat di kamar mandi.
Warso akhirnya memeriksa ke dapur rumahnya yang saat itu kondisinya gelap.
Ia mengambil senter dan mengira-ngira apakah istrinya sedang berada di dapur.
Syok langsung menghampiri Warso ketika ia menyenter bagian dapur yang gelap.
• Mimpinya Menyetir Mobil untuk Raffi Ahmad Sudah Terwujud, Dorce Gamalama Semringah Diberi Hadiah Ini
Di situ, ia melihat istrinya dalam keadaan terlentang dengan tubuh dipenuhi darah.
Parti ditemukan tak bernyawa dalam keadaan mengenaskan.
Jasadnya langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Nedan untuk dilakukan autopsi.
Warga sempat datang berbondong-bondong ke rumah korban setelah mendapat kabar tersebut.

Polisi yang turun ke lokasi langsung melakukan olah TKP pada malam itu juga.
Apa yang terjadi pada Parti?
Siapa sangka dalang di balik meninggalnya Parti adalah anak kandungnya sendiri, Haris.
Beberapa lama sebelum Warso pulang dari masjid, peristiwa tak terduga terjadi pada Parti karena ulah Haris.
Haris telah diamankan polsisi dengan beberapa barang bukti seperti cangkul yang digunakan untuk membunuh Parti.
Dari hasil introgasi polisi, Haris kesal karena dimarahi oleh Parti.
• Ruben Onsu Syok Di-Prank Pocong, Aditya Gumay Ingat Ini: Teriakan yang Mendatangkan Warga Kompleks
"Sebelumnya pelaku sempat dari sawah jadi ketika pulang merasa capek," ujar Kasat Reskrim Polresta Deliserdang, Kompol Muhammad Firdaus, Rabu (17/6/2020).
Masih dikatakan Firdaus, Haris sempat dimarahi Parti dengan nada tinggi.
Karena kesal, Haris lantas mengambil cangkul dan memukulkan ke kepala Parti.
"Kena bagian dahi di atas mata dan belakang telinga sebelah kanan," ucapnya.

Gangguan jiwa
Haris disebut mempunyai gangguan kejiwaan.
Meski disebut punya gangguan kejiwaan namun pelaku tetap diamankan dan dibawa ke Polsek Tanjungmorawa.
"Anaknya punya gangguan kejiwaan," kata Wakasat Reskrim Polresta Deliserdang, AKP Antonius Alexander Putra Rabu, (17/6/2020).
Warso juga membenarkan Haris mempunyai gangguan kejiwaan.
• Kekhawatiran Saat Pandemi Sebabkan Donor Darah Berkurang, PMI Tangsel Bikin Siasat
"Dia memang ada masalah kejiwaannya. Sudah kami bawa ke mana-mana sebenarnya. Ke rumah sakit udah pernah termasuk juga pernah kami ruqiah,"ujar Warso.
Ia meminta agar polisi melakukan karantina dulu terhadap anaknya itu.
Meski demikian, ia juga tidak mau menghalangi polisi untuk menghukum anaknya.

Ia yakin pelakunya adalah anaknya, karena pada saat dirinya meninggalkan rumah hanya ada anaknya dan istrinya.
"Saya kan lagi di masjid saat itu. Pas pulang baru tahu. Ya siapa lagi memang dia lah (pelakunya)," ucap Warso.
Warso lantas menceritakan kebiasaan anak ke empatnya itu ketika berada di rumah.
"Dia masih lajang itu, anak ke empat dari 8 bersaudara. Aku dulu pun pernah juga dipukulnya. Memang sering dia ketawa-ketawa sendiri di rumah. Tapi enggak banyak ngomong memang dia," kata Warso.
Meski berat, Warso harus menerima kepergiaan istri tercintanya.
Kala itu, banyak warga yang memeluk untuk sekedar memberikan Warso semangat.
Warso dinilai merupakan warga yang baik, warga berdatangan mengucapkan belasungkawa kepadanya.
Sehari-hari, Warso mencari nafkah dengan menjual tape.
• Bila Tak Mau Ikuti Swab Test, Pedagang Pasar Kemiri Tak Boleh Berjualan
Anak-anaknya sering membantu kesibukan Warso dan istriya.
Warga tak menyangka, kondisi anaknya yang seperti itu menimbulkan malapetaka bagi rumahtangga Warso.
Kasus pembunuhan ini pun masih diselidiki oleh pihak kepolisian.
(TribunJakarta/TribunMedan)