Bukannya Berterimakasih, Pria Ini Malah Rudapaksa Putri Keluarga yang Menampungnya saat Lockdown
Bukannya berterima kasih karena telah ditampung selama lockdown akibat virus corona atau Covid-19, pria ini malah melakukan aksi bejat.
Penulis: Suharno | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM - Bukannya berterima kasih karena telah ditampung selama lockdown akibat virus corona atau Covid-19, pria ini malah melakukan aksi bejat.
Pelaku yang berusia 24 tahun memperkosa anak yang masih berusia 11 usai diterima di keluarganya saat lockdown Covid-19 dan tidak bisa kemana-mana
Kejadian bejat ini terjadi di barat daya Argentina, dimana pelaku memperkosa anak dari keluarga yang baik hati.
Dilansir dari Kompas.com, Seorang gadis 11 tahun di barat daya Argentina diperkosa pria yang ditampungnya ketika lockdown Covid-19 diberlakukan.
• Shin Tae-yong Kritik Peras PSSI: Visi Berubah, Sulit Maju, dan Gaji Telat Dibayar
• Masih Ada Soto Seharga Rp 5000 di Ciracas Jakarta Timur, Begini Kisah Penjualnya
• Ini Rincian 12 RW di Kota Depok yang Masih Harus Terapkan Pembatasan Sosial Kampung Siaga
• Sebelum Tewas Diduga Bunuh Diri, Pemuda Asal Serpong Tangsel Hendak Melamar Kerja
Pelaku yang berusia 24 tahun dilaporkan berada di Rio Negro, ketika pemerintah setempat memutuskan menutup kota untuk mencegah penularan.
Karena tidak bisa kembali ke kota asalnya di La Plata, pria itu dilaporkan diizinkan oleh seorang perempuan untuk tinggal bersama keluarganya.
Namun, dia melecehkan putri wanita yang sudah menampungnya.
Gadis itu diperkosa setidaknya tiga kali selama dua bulan saat pria itu tinggal bersama keluarganya.
Di pengadilan, korban mengungkapkan pelaku memanfaatkan momen ketika ibunya tertidur sebelum melecehkan atau bahkan memperkosa dia.
Dilaporkan InfaBae via Daily Mirror Kamis (18/6/2020), pria yang tak disebutkan identitansya berusaha untuk menyanggah tuduhan itu.
Namun setelah dilakukan pemeriksaan di tubuh korban, yang ditemukan adanya bekas luka penganiayaan, barulah pelaku mengakui perrbuatannya.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan, terungkap korban yang juga tidak disebutkan namanya tersebut sudah diperkosa hingga tiga kali.
Laporan media Argentina menyebutkan, dengan banyaknya bukti yang menyudutkannya, pelaku tidak punya pilihan selain menerima tuduhan.
Ibu si gadis pertama kali melaporkan kejahatan lelaki itu pada Mei, sebelum Jaksa Penuntut Bariloche, Cesar Lanfranchi, menggelar penyelidikan.
Surat perintah penangkapan segera diterbitkan kepada pelaku, yang kemudian dijatuhi hukuman penjara selama delapan tahun.
Lakukan Tes Keperawanan
Sementara itu, bocah berusia enam tahun berinisial MA alias K diduga menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh orang tidak dikenal, kejadian ini berlangsung pada, Rabu, (10/6/2020) sore.
Dugaan pencabulan yang menimpa MA diketahui setelah orangtuanya, MS (35) curiga anaknya tak kunjung pulang ketika hendak mengantar makanan ke rumah neneknya.
"Jadi waktu itu anak saya, saya suruh antar makanan ke rumah Mbahnya di Jalan Udang 5, tapi setelah itu dia enggak balik-balik lagi sampai 2 jam," kata MS saat dijumpai di kediamannya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kamis, (17/6/2020).
Dia bersama suaminya lantas mencari keberadaan sang putri, hingga sekira pukul 17.40 WIB, MA baru berhasil ditemui di sekitar kawasan perumahan.
"Jadi anak saya pergi setelah ashar, baru ditemuin pas udah mau magrib setengah enam lewat kira-kira, di dekat jembatan," jelasnya.
Saat pertama kali ditemui, korban sempat terlihat linglung.
Namun pada saat itu, MS dan suaminya belum curiga anaknya menjadi korban pencabulan.
"Awalnya belum ngomong banyak anak saya pas baru ditemuin, saya ajak pulangkan, cuma setelah itu baru kita curiga dia ngeluh sakit pas kencing sama ada bercak di celana dalamnya," ungkap MS.
Dari kecurigaan itu, barulah secara perlahan korban mau bercerita bahwa, dia sempat diajak pergi mengendarai sepeda motor oleh orang tidak dikenal.
"Sempat saya tanya anak saya 'kamu diapain aja', tapi dia justru mengajak saya cari di mana orangnya (pelaku)," ungkap MS.
MS dan suaminya lalu mengikuti kehendak sang putri, dia berusaha menunjukkan di mana pelaku saat menemui korban dan menurunkanya usai diajak pergi.
"Kami juga fokus cari CCTV di sekitar lokasi, ternyata benar anak saya dibawa sama orang pakai motor," ucapnya.
Keluhan sakit pada organ vital korban, turut memperkuat kecurigaan bahwa telah terjadi dugaan pencabulan.
"Akhirnya kita bawa ke klinik, dua dokter bilang ada kerusakan organ vitalnya, udah enggak seperti anak-anak pada umumnya," terang MS.
Dugaan pencabulan ini juga sudah dilaporkan ke pihak kepolisian, tapi hingga kini, belum ada kejelasan lantaran tebentur syarat pemenuhan dua saksi.
"Saya sudah ke Polres, di sana saya diarahkan ke PPA, tapi belum ada tindakan lagi, saya bingung mau cari keadilan," tuturnya.
MS berinisiatif melakukan cek keperawanan putrinya berusia enam tahun yang diduga menjadi korban pencabulan orang tidak dikenal tersebut
"Kalau dibilang penculikan bukan juga, karena belum 1 × 24 jam dibawa kaburnya, tapi saya sudah konsultasi ke dokter, cek keperawanan anak saya udah enggak," kata MS saat dijumpai dikediamannya, Kamis, (17/6/2020).
Bukan hanya satu dokter, dia bahkan mencoba melakukan hal serupa di dua klinik sekaligus.
Hasilnya, dua dokter menyebutkan kondisi keperawanan bocah berusia enam tahun itu telah rusak.