Timnas
Hubungan PSSI dengan Shin Tae-yong Memanas: Ancam Pecat dan Peluang Indra Sjafri Jadi Pelatih
PSSI menebarkan ancaman bahwa tidak akan segan memecat pelatih asal Korea Selatan itu jika tidak datang
Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Suharno
TRIBUNJAKARTA.COM- PSSI memberi peringkatan keras kepada pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
PSSI menebarkan ancaman bahwa tidak akan segan memecat pelatih asal Korea Selatan itu jika tidak datang pekan depan.
Beberapa hari lalu, Shin Tae-yong mengkritik PSSI karena dinilai tidak lagi memiliki visi sama seperti di awal kontrak. Simak selengkapnya:
1. Shin Tae-yong Harus Ikuti Perintah PSSI, Bukan Sebaliknya
Ketua Tim Satgas Timnas Indonesia, Syarif Bastaman, menegaskan Shin Tae-yong harus mengikuti peraturan ataupun perintah yang sudah dibuat PSSI.
Hal tersebut dikarenakan PSSI yang memberikan kontrak kerja kepada Shin Tae-yong untuk menjadi manajer dan pelatih timnas Indonesia.
Shin Tae-yong menginginkan timnas U-19 Indonesia melakukan pemusatan latihan di Korea Selatan pada Juli 2020.
Keinginan tersebut dilatarbelakangi Covid-19 yang juga belum melandai di Indonesia.
Selain itu, jika menggelar pemusatan latihan di Korea Selatan, timnas U-19 Indonesia bisa melakukan laga uji coba dengan tim-tim berkualitas di sana.
"Prinsipnya begini, kalau dalam kontrak, PSSI adalah pemberi kerja."
"Jadi sebenarnya sebagai profesional siapa pun termasuk Shin Tae-yong harus mengikuti kehendak atau perintah dari pemberi kerja dengan memberikan pelayanan berupa kecakapan teknisnya dalam melatih."
"Jadi soal waktu dan tempat latihan itu metode sebenarnya ranah PSSI," ucap Syarif Bastaman.
Syarif Bastaman menambahkan, kenapa PSSI ingin sekali menggelar pemusatan latihan di Jakarta pada Juli mendatang karena pihaknya sudah mempersiapkan protokol kesehatan yang ketat.
PSSI juga tidak akan bermain-main mempersiapkan timnas U-19 Indonesia karena Piala Dunia U-20 2021 sudah menunggu tahun depan.
"Itu pertaruhan bangsa dan negara yang ada di pundak PSSI."
"Barangkali di mata Shin Tae-yong ini merupakan bisnis. Kami penuhi kontrak, kami bayar. Sebenarnya siapapun pelatihnya, dia harus punya keterdesakan, bahkan lebih tinggi dari si pemberi kerja. Maka kami berikan kepercayaan itu."
"Ingat, pemenuhan kewajiban PSSI itu terukur. Seperti pembayaran nilai kontrak, akomodasi, semua kami penuhi."
"Sedangkan seorang pelatih itu kualitatif kan. Harus pintar bahasa Inggrisnya, harus memberikan yang terbaik. Kalau ada upaya terbaik, ya jangan negosiasi. Cukup turuti apa yang diminta pemberi kerja. Jadi tidak ada ruang negosiasi," ucap Syarif Bastaman.
2. Sebut alasan Shin Tae-yong tidak masuk akal
Kata Syarif Bastaman, jika alasan Shin Tae-yong karena Covid-19 itu seakan tidak masuk akal.
Sebab, di Korea Selatan juga ada Covid-19 meskipun sudah melandai.
"Seluruh dunia juga ada Covid-19. Kami juga manusia waras, tak lebih rendah patokan ukurannya dari orang Korea Selatan."
"Kalau kami kalah atau tidak berhasil, bukan pelatih yang disalahkan. Dan pelatih kalau kami berhasil, bukan dia yang bangga, tapi PSSI."
"Kami harus ambil langkah-langkah luar biasa dan bukan hanya bisnis saja. Waktu tidak lama dan jelas sekali FIFA masih menetapkan Piala Dunia U-20 2021 digelar bulan Mei," tutup Syarif Bastaman.
3. Ancam Pecat Shin Tae-yong
Shin Tae-yong, terancam dipecat PSSI apabila tidak segera datang ke Indonesia.
"Kalau Shin Tae-yong tidak datang, ya kami akan evaluasi, mungkin dipecat," kata Syarif Bastaman, saat dihubungi awak media, Jumat (19/6/2020).
"Sejago siapapun dia, namanya Alex Ferguson, jago, sudah terikat kontrak. Kalau tidak datang, tidak mau melatih, ini bangsa besar bung," ucap Syarif Bastaman menambahkan.
Lebih lanjut Syarif Bastaman mengatakan PSSI sudah memberikan tenggat waktu kepada Shin Tae-yong untuk segera datang ke Indonesia.
Mantan pelatih timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu diharapkan datang pada pekan depan untuk bertemu PSSI.
"Kami minta minggu depan. Kami lihat minggu depan datang atau tidak dia," kata Syarif Bastaman.
PSSI sejatinya sudah terus melakukan komunikasi virtual dengan Shin Tae-yong.
Bahkan, pelatih berusia 50 tahun itu setuju untuk datang ke Indonesia.
"Alih-alih mau datang, dia malah berkoar-koar ke media Korea Selatan. Walaupun benar atau tidak dia berbicara seperti itu, tapi sudah tersebar di media."
"Di zoom dengan Exco PSSI, dia tidak bicara seperti itu. Tidak ada penolakan ke Indonesia. Dia ketawa-ketawa," kata Syarif Bastaman.
Jika nantinya sudah datang ke Indonesia, tugas pertama Shin Tae-yong langsung bertemu PSSI.
Kata Syarif Bastaman, Shin Tae-yong harus patuh dengan perintah PSSI karena federasi sepak bola Indonesia itu yang memberikan pekerjaan kepadanya.
"Itu saja datang, duduk, lalu sepakati program seperti apa."
"Ini ada saya yang ditugaskan PSSI khusus untuk mengelola timnas Indonesia. Dengan demikian saya bermitra ke tim kepelatihan. Mari kita duduk bersama dan susun program, itu aja dulu," tutup Syarif Bastaman.
4. PSSI Siapkan Indra Sjafri Gantikan Shin Tae-yong?

Lantas siapa pelatih yang pas jika Shin Tae-yong dipecat PSSI?
Syarif Bastaman menegaskan bahwa salah satu opsi pengganti Shin Tae-yong bisa saja dipercayakan ke Indra Sjafri.
Indra Sjafri saat ini menjabat sebagai direktur teknik timnas Indonesia.
Indra Sjafri sejatinya sempat menjadi asisten pelatih Shin Tae-yong di timnas Indonesia.
Namun entah ada masalah apa dengan Shin Tae-yong, PSSI langsung memberikan jabatan baru tersebut ke Indra Sjafri.
Peluang Indra Sjafri untuk menjadi pelatih timnas Indonesia senior memang cukup besar.
Sebab, eks pelatih Bali United itu menjadi satu-satunya juru taktik yang sukses membawa Merah Putih meraih gelar juara Piala AFF U-19 dan U-22.
Indra Sjafri juga siap jika diberikan tugas apabila dipercaya menukangi timnas Indonesia senior pasca SEA Games 2019.
Namun rupanya PSSI lebih setuju mendatangkan Shin Tae-yong ketimbang menaikkan pangkat Indra Sjafri.
"Nanti bisa kami bicarakan (Indra Sjafri gantikan Shin Tae-yong) dan akan kita lihat bersama," kata Syarif Bastaman saat dihubungi awak media, Jumat (19/6/2020).
"Tapi dia kan direktur teknik. Kalau dia menjadi pelatih kepala, apa bisa merangkap atau tidak. Itu saya kurang tahu."
"Tapi saya nyaman dengan coach Indra Sjafri. Dia orangnya profesional dan pengetahuannya baik," ucap Syarif Bastaman menambahkan.
Dalam virtual meeting dengan PSSI, Shin Tae-yong sudah sepakat untuk datang ke Indonesia.
Jika tidak datang, PSSI akan memakai pelatih yang ada termasuk Indra Sjafri untuk menangani tim Merah Putih.
"Kami pakai yang ada dan akan tetap jalan terus."
"Kami bisa pakai coach Indra Sjafri, coach Fakhri Husaini, dan coach Bima Sakti," kata Syarif Bastaman.
PSSI bisa langsung memutus kontrak Shin Tae-yong yang baru akan berakhir pada 2024.
Alasannya karena Shin Tae-yong tidak memenuhi kewajibannya ketika diperintahkan PSSI untuk datang ke Indonesia.
• Main Masak-masakan Pakai Handsanitizer, Bocah di Bekasi Alami Luka Bakar
• Kelebihan Muatan, Truk Pengangkut Batu Bara Terguling di Cakung
• Dua Pekan PSBB Masa Transisi, Pasien Positif Covid-19 di Jakarta Bertambah 140 Orang
Hampir tiga bulan Shin Tae-yong tidak melatih akibat Covid-19.
Shin Tae-yong saat ini tengah berada di Korea Selatan setelah pulang pada awal April 2020.
"Shin Tae-yong baru memimpin pemusatan latihan satu kali ke Thailand, makan gaji buta dong."
"Kami harus tetap hidup tanpa Shin Tae-yong. Masa negara sebesar ini tergantung sama satu orang," ucap Syarif Bastaman. (Bolasport)